MITOS DAN FAKTA TERKAIT MAKANAN PENYEBAB JERAWAT

Girls, begitu banyak informasi beredar terkait makanan yang bisa menyebabkan jerawat. Ada yang bilang bahwa konsumsi makanan tertentu seperti kacang, cokelat, dan telur bisa menyebabkan jerawat. Kira-kira apakah benar demikian? Mari kita simak faktanya yuk!

Jerawat dan penyebabnya

Jerawat merupakan salah satu masalah kulit yang sering dihadapi banyak orang, ini ditandai dengan adanya benjolan di permukaan kulit yang bisa terjadi di berbagai area tubuh. Tapi, paling sering terjadi di area wajah, leher, punggung, dan bahu. Jerawat terjadi karena pori-pori kulit tersumbat oleh sel-sel kulit mati atau minyak yang berlebih, terkadang juga karena bakteri. Munculnya jerawat seringkali dipicu oleh perubahan hormon, terutama pada wanita yang kerap mengalami perubahan hormon setiap bulannya saat menstruasi.

Selain itu, banyak pula mitos beredar terkait konsumsi makanan yang bisa menyebabkan jerawat. Ada sebagian yang benar, tapi ada pula yang kurang tepat. Nah girls, dari pada kamu bingung dan termakan informasi yang kurang tepat, kita simak fakta berikut yuk!

Benarkah konsumsi makanan tertentu bisa menyebabkan jerawat?

Beberapa jenis makanan kerap dianggap menyebabkan jerawat diantaranya seperti kacang, telur, cokelat, makanan bertepung, makanan berminyak, dan produk susu. Tapi apakah benar semua makanan ini bisa menyebabkan jerawat?

Kacang

“Jangan makan kacang, nanti jerawatan lho!”, Girls, pasti kalian sering kan mendengar kalimat seperti ini? Kacang kerap dianggap sebagai musuh terutama bagi mereka yang memiliki wajah berjerawat. Pasalnya kerap kali jerawat muncul pasca makan kacang. Benar tidak ya kacang bisa menyebabkan jerawat?

Mengonsumsi kacang yang tinggi omega-6 dan rendah omega-3, seperti kacang tanah mungkin bisa menyebabkan jerawat pada beberapa orang, terutama bagi mereka yang memang sensitif terhadap kacang. Kandungan omega-6 pada kacang tanah 17 kali lebih banyak dibanding omega-3. Ketidakseimbangan asam lemak omega-6 dan omega-3 ini bisa menyebabkan tubuh mengalami peradangan yang dapat memperburuk kondisi jerawat. Selain itu, konsumsi makanan yang tinggi akan omega-6 bisa memengaruhi hormon androgen. Perubahan hormon ini bisa menyebabkan produksi minyak berlebih oleh kelenjar minyak, yang bisa menyebabkan timbulnya jerawat.

Meskipun ada kemungkinan kacang bisa menyebabkan kulitmu berjerawat, namun konsumsi kacang tidak secara langsung memberikan dampak terhadap kulit. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut terkait hubungan konsumsi kacang dan jerawat. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan juga ialah terkait bagaimana kamu mengolah kacang tersebut. Kacang yang digoreng mengandung lemak jenuh lebih tinggi. Konsumsi makanan yang tinggi lemak jenuh bisa merangsang produksi hormon yang menyebabkan produksi minyak berlebih yang bisa menyebabkan jerawat.

Namun fakta sebaliknya menunjukkan bahwa, beberapa kacang seperti walnut, kacang mete, hazelnut, pistaschio, kacang Brazil, dan almond tidak menyebabkan jerawat. Ini karena kandungan antioksidan, omega-3, vitamin E, dan mineral penting seperti selenium dan zink di dalamnya yang bisa mencegah dan mengurangi keparahan jerawat.

Telur

Beredar rumor bahwa telur bisa menyebabkan jerawat. Pada beberapa orang yang memiliki sensitifitas terhadap telur, konsumsi telur mungkin bisa menyebabkan peradangan yang memicu timbulnya jerawat. Meskipun demikian, faktanya belum ada penelitian yang membuktikan bahwa telur menyebabkan jerawat.

Hal yang perlu diperhatikan dalam mengonsumsi telur ialah cara pengolahannya. Proses pengolahan menggunakan minyak, membuat kandungan lemak di dalam telur bertambah. Konsumsi makanan berlemak diketahui bisa merangsang produksi hormon yang memicu produksi minyak berlebih oleh kelenjar minyak.

Produk Susu

Banyak penelitian telah menemukan bahwa konsumsi produk susu berkaitan dengan keparahan jerawat. Penelitian juga menunjukkan bahwa orang dewasa muda yang rutin mengonsumsi susu atau es krim memiliki risiko terkena jerawat 4 kali lebih besar dibanding yang tidak. Namun, penelitian yang dilakukan sejauh ini hanya menunjukkan hubungan korelasi antara susu dan jerawat, bukan hubungan sebab akibat. Sehingga belum jelas bagaimana susu bisa menyebabkan jerawat.

Namun, ada beberapa teori yang menunjukkan hubungan ini. Beberapa orang mungkin memiliki alergi atau sensitif terhadap laktosa, yang bisa meningkatkan risiko jerawat. Selain itu, susu diketahui dapat meningkatkan kadar insulin, kelebihan hormon insulin bisa memicu kelenjar minyak untuk memproduksi lebih banyak minyak yang bisa menimbulkan jerawat. Susu sapi juga mengandung asam amino yang merangsang hati untuk memproduksi lebih banyak IGF-1 yang berkaitan dengan perkembangan jerawat.

Meskipun ada spekulasi mengapa minum susu dapat memperburuk jerawat, tidak jelas apakah susu memainkan peran langsung, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut.

Cokelat

Sejak dulu cokelat diduga menjadi pemicu timbulnya jerawat. Akan tetapi, belum ada penelitian yang cukup membuktikan hal ini. Beberapa penelitian telah mengaitkan konsumsi cokelat dan jerawat, seperti sebuah penelitian di tahun 2016 menunjukkan bahwa pria yang rentan berjerawat mengonsumsi 25 g cokelat hitam 99% setiap hari mengalami peningkatan jumlah lesi jerawat setelah 2 minggu. Penelitian lain di tahun 2018 menunjukkan bahwa konsumsi 10 g cokelat hitam (70% kakao) secara rutin selama 4 minggu meningkatkan risiko perkembangan jerawat dengan merangsang hiperkornifikasi (pertumbuhan sel kulit yang berlebihan sehingga sel-sel kulit mati tidak terlepas sempurna dan menyumbat pori-pori kulit) dan mendorong kolonisasi bakteri pada permukaan kulit wajah yang kemudian menyebabkan jerawat.

Meskipun beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi cokelat berkaitan dengan timbulnya jerawat, masih belum jelas apakah cokelat benar-benar menyebabkan jerawat. Sehingga masih diperlukan penelitian lebih lanjut terkait hal ini. Namun, ada dugaan bahwa konsumsi cokelat berkaitan peningkatan produksi sitokin proinflamasi. Sebuah penelitian yang dilakukan dalam jurnal Cytokine menunjukkan bahwa, terjadi peningkatan produksi sitokin proinflamasi interleukin-1β (IL-1β) yang diinduksi oleh Propionibacterium acne (bakteri penyebab jerawat) yang bisa memperparah kondisi jerawat. Penelitian ini dilakukan dengan menguji sampel darah dari 7 orang responden yang telah mengonsumsi 50 g cokelat (30% kakao) selama 4 hari.

Perlu dicatat bahwa penelitian ini hanya dilakukan dengan sampel yang kecil, diperlukan penelitian dengan sampel yang lebih banyak dan lebih lanjut untuk melihat pengaruh konsumsi cokelat terhadap jerawat.

Bagaimanapun beberapa cokelat juga mengandung bahan lain seperti gula dan produk susu. Konsumsi makanan manis dan produk susu bisa merangsang produksi hormon yang memicu produksi minyak berlebih, yang kemudian menyebabkan jerawat.

Makanan Bertepung dan Tinggi Gula

Makanan bertepung dan tinggi gula umumnya memiliki indeks glikemik yang tinggi, sehingga bisa menyebabkan terjadinya lonjakan gula darah yang memicu produksi insulin. Kelebihan hormon insulin dalam darah bisa menyebabkan kelenjar minyak memproduksi lebih banyak minyak, sehingga meningkatkan risiko terkena jerawat. Beberapa makanan dengan indeks glikemik yang tinggi diantaranya seperti pasta, nasi putih, roti putih, biskuit, soda, sirup, dsb.

Makanan Cepat Saji

Makanan cepat saji umumnya mengandung kalori, lemak, dan gula yang cukup tinggi. Hal inilah yang membuat konsumsi makanan cepat saji bisa memicu timbulnya jerawat. Ini didukung dengan sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa orang yang sering makan burger atau sosis memiliki risiko 24% lebih banyak untuk terkena jerawat. Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa konsumsi makanan tinggi lemak berkaitan dengan peningkatan risiko terkena jerawat yang lebih tinggi.

Makanan cepat saji juga umumnya banyak diolah menggunakan minyak atau mentega, yang tinggi akan lemak trans. Menurut penelitian dalam Journal of Clinical, Cosmetic and Investigational Dermatology makanan tinggi lemak jenuh, dan lemak trans juga dapat merangsang produksi hormon yang menyebabkan produksi minyak berlebih yang bisa menyebabkan jerawat.

Girls, begitu banyak mitos beredar terkait makanan yang bisa memicu timbulnya jerawat. Akan tetapi belum cukup penelitian yang membuktikan hubungan sebab akibatnya, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut. Selain itu, bukan makanan yang secara langsung menyebabkan jerawat. Tapi, kebanyakan lebih kepada bagaimana makanan tersebut memengaruhi hormon yang bisa memicu produksi sebum (minyak) oleh kelenjar minyak atau seberapa banyak sebum yang dapat menyumbat pori-pori kulit. Beberapa makanan yang bisa memicu produksi minyak berlebih diantaranya seperti makanan berkarbohidrat dengan indeks glikemik yang tinggi, lemak jenuh, lemak trans, dan produk susu. Agar terhindar dari jerawat kamu perlu menjaga kebersihan kulitmu, dan mulai perhatikan pemilihan makanan yang kamu konsumsi. Kamu bisa konsumsi makanan rendah indeks glikemik, kaya vitamin A dan E, mineral zink, dan omega-3 agar kulitmu tetap sehat dan terhindar dari risiko jerawat.

Sumber:

Butler, N. (2018). Anti-Acne Diet. [online Tersedia di: <https://www.healthline.com/health/anti-acne-diet> [Diakses pada 23 November 2021].

Chalyk, N., Klochkov, V., Sommereux, L., Bandaletova, T., Kyle, N. and Petyaev, I., 2018. Continuous Dark Chocolate Consumption Affects Human Facial Skin Surface by Stimulating Corneocyte Desquamation and Promoting Bacterial Colonization. J Clin Aesthet Dermatol, [online] 11(9), pp.37-41. Tersedia di:< https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6169599/>  [Diakses pada 24 November 2021].

Clearstemskincare.com. (n.d). Eggs and Acne: How Eggs Could Be Causing Breakouts. [online] Tersedia di: <https://clearstemskincare.com/blogs/skin-care-learning-center/how-eggs-can-cause-acne> [Diakses pada 23 November 2021].

Cudmore, D. (2021). The Omega 3 to 6 Fat Ratio of Common Nuts [Data]. [online] Tersedia di: <https://vegfaqs.com/omega-3-to-6-fat-ratio-nuts/>  [Diakses pada 23 November 2021].

Julson, E. (2018). Top 7 Foods That Can Cause Acne. [online] Tersedia di: <https://www.healthline.com/nutrition/foods-that-cause-acne> [Diakses pada 23 November 2021].

Koku Aksu, A., Metintas, S., Saracoglu, Z., Gurel, G., Sabuncu, I., Arikan, I. and Kalyoncu, C., 2011. Acne: prevalence and relationship with dietary habits in Eskisehir, Turkey. Journal of the European Academy of Dermatology and Venereology, p.1503-9.

Moore, A. (n.d). Can Eating Nuts Cause Acne?. [online] Tersedia di: <https://skincaregeeks.com/nuts-and-acne/> [Diakses pada 23 November 2021].

Netea, S., Janssen, S., Jaeger, M., Jansen, T., Jacobs, L., Miller-Tomaszewska, G., Plantinga, T., Netea, M. and Joosten, L., 2013. Chocolate consumption modulates cytokine production in healthy individuals. Cytokine, 62(1), pp.40-43. [online] Tersedia di: <https://www.worldcocoafoundation.org/wp-content/uploads/files_mf/1388082728Netea2013HumanNutritionCytokineAcne.pdf> [Diakses pada 23 November 2021].

Vongraviopap, S. and Asawanonda, P., 2015. Dark chocolate exacerbates acne. International Journal of Dermatology, 55(5), pp.587-591.

Artikel Lainnya