HATI-HATI OBSESI BERLEBIHAN PADA OLAHRAGA BISA JADI KECANDUAN

Ladies, melakukan olahraga teratur sangat baik untuk kesehatan, baik itu kesehatan fisik maupun mental. Olahraga juga membuat tubuhmu lebih bugar. Akan tetapi, olahraga juga bisa menjadi kecanduan yang bisa berbahaya bagi kesehatan fisik dan mental kamu.

Bagaimana bisa olahraga yang mestinya baik, malah jadi berbahaya bagi kesehatanmu? Yuk cari tau pada ulasan berikut ladies!

Apa Itu Kecanduan Olahraga?

Kecanduan olahraga merupakan obesesi tidak sehat terhadap kebugaran fisik dan olahraga. Seringkali merupakan hasil dari gangguan citra tubuh dan gangguan makan.

Sama seperti kecanduan lainnya, orang yang kecanduan olahraga cenderung terobsesi terhadap perilaku tertentu, di mana dalam hal ini perilaku yang dimaksud adalah olahraga. Mereka mengetahui dampak negatif dari perilaku yang mereka lakukan, namun tetap melakukannya. Walaupun ingin berhenti, mereka tetap melakukannya, bahkan melakukannya secara sembunyi-sembunyi.

Berdasarkan kriteria kecanduan perilaku, kecanduan olahraga dikarakteristikan sebagai berikut:

Apa yang Menandakan Seseorang Mengalami Kecanduan Olahraga?

Beberapa hal yang menandakan bahwa seseorang mungkin mengalami kecanduan olahraga di antaranya termasuk:

  • Mengalami keinginan yang tidak terkendali untuk berolahraga
  • Merasa bersalah atau cemas jika tidak melakukan olahraga
  • Berolahraga meskipun tidak nyaman atau mengganggu jadwal normalmu
  • Tidak mempunyai waktu untuk kegiatan lain karena terobsesi dengan olahraga
  • Merasa seperti ‘sakau’ ketika tidak berolahraga
  • Menghabiskan waktu lama untuk mempersiapkan, dan memulihkan diri dari olahraga
  • Berolahraga bahkan ketika terluka atau sedang sakit
  • Mengurangi aktivitas lainnya untuk meluangkan waktu untuk berolahraga

Apa yang Menyebabkan Seseorang Mengalami Kecanduan Olahraga?

Olahraga menyebabkan pelepasan endorfin dan dopamin, neurotransmitter yang memberikan efek kesenangan. Neurotransmitter ini juga dilepaskan ketika seseorang mengonsumsi narkoba. Kecanduan olahraga mungkin, sebagian merupakan ketergantungan pada respons kesenangan ini. Ini membuat pecandu olahraga melakukan olahraga lebih banyak lagi untuk memicu pelepasan bahan kimia tersebut.

Baca :   Ini Dia 5 Prinsip Gizi yang Baik

Kecanduan olahraga biasanya dimulai dengan keinginan untuk mendapatkan kebugaran fisik. Gangguan makan, seperti anorexia nervosa atau bulimia nervosa, juga dapat menyebabkan obsesi yang tidak sehat terhadap olahraga. Selain itu, gangguan dismorfik tubuh atau gangguan citra tubuh, juga dapat menyebabkan kecanduan olahraga.

Fase Kecanduan Olahraga

Kecanduan olahraga berkembang dalam empat fase, yaitu:

  • Fase 1: awalnya, orang mungkin termotivasi untuk berolahraga karena mereka ingin meningkatkan kesehatan dan kebugarannya atau ingin mencari kesenangan dalam berolahraga. Selama fase awal ini, olaraga terasa menyenangkan dan meningkatkan kualitas hidup orang yang menjalaninya. Mereka umumnya mematuhi rencana olahraga yang telah dibuat, tapi tidak ada dampak negatif ketika mereka melewatkan jadwal olahraga.
  • Fase 2: pada fase kedua ini, orang mulai berisiko mengalami kecanduan olahraga. Selama fase ini mereka mulai meningkatkan frekuensi dan intensitas olahraga yang dilakukan. Motivasi utama mereka dalam berolahraga telah bergeser dari kesenangan menjadi menemukan kelegaan dari stres dan disforia, atau untuk meningkatkan harga diri mereka dengan mencoba mengubah penampilan tubuh mereka. Olahraga dijadikan cara untuk mengatasi perasaan dan oengalaman yang tidak nyaman.
  • Fase 3: masalah mulai muncul selama fase ketiga, di mana jadwal olahraga semakin kaku. Jika sebelumnya mereka memilih untuk berpartisipasi dalam aktivitas sosial, seperti kelompok lari, mereka mulai melakukan olahraga secara mandiri. Mereka mungkin mengalami perubahan suasana hati dan mudah marah jika rutinitas olahraga mereka terganggu atau ketika mereka berolahraga lebih sedikit karena cedera.
  • Fase 4: pada fase ini, kecanduan olahraga telah terjadi. Mereka terus meningkatkan frekuensi dan intensitas latihan mereka yang menyebabkan gangguan pada bidang kehidupan lainnya. Tujuan mereka berolahraga bukan lagi untuk menikmatinya dan merasakan manfaat kesehatannya, tapi untuk menghindari gejala ‘sakau’ ketika mereka tidak berolahraga.
Baca :   Minuman Fiber Bisa Jadi Sumber Prebiotik?

Bagaimana Diagnosis Kecanduan Olahraga?

Kecanduan olahraga tidak mudah untuk didiagnosis. Kebanyakan mereka yang kecanduan olahraga tidak melihat ada yang salah dengan perilaku mereka dan tidak melaporkannya. Selain itu juga tidak ada kriteria diagnostic khusus untuk mendiagnosis kecanduan olahraga. Obsesi kebugaran yang meningkat dan penuruna aktivitas sosial lainnya biasanya menunjukkan seseorang mengalami kecanduan olahraga. Dokter mungkin akan meminta kamu untuk membuat jurnal tentang rutinitas olahraga dan aktivitas sosial lainnya, untuk menentukan apakah kamu menunjukkan pola latihan yang tidak normal.

Bagaimana Penanganan Kecanduan Olahraga?

Dalam kebanyakan kasus, pengendalian diri diperlukan untuk menangani kecanduan olahraga. Selain itu, terapi perilaku kognitif dan wawancara motivasi mungkin bisa membantu. Teknik ini bekerja dengan membantu individu mengenali efek buruk yang diciptakan oleh kecanduan mereka. Mengidentifikasi bahwa perilaku mereka merupakan masalah bertujuan untuk memotivasi idnividu tersebut untuk mendapatkan pengobatan. Begitu mereka termotivasi, mereka akan lebih fokus untuk mengontrol diri mereka dalam berolahraga.

Dokter mungkin akan membantu dengan membuat strategi yang bisa membantu mereka dalam mengelola kecanduan mereka, seperti memberikan reward ketika kamu mengurangi atau melewatkan olahraga. Seorang pecandu olahraga mungkin perlu berhenti berolahraga untuk sementara waktu untuk mendapatkan kendali atas keinginan mereka berolahraga.

Baca :   Latihan Fisik yang Efektif untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi

Bagaimana Mencegah Kecanduan Olahraga?

Untuk mencegah kecanduan olahraga ada beberapa hal yang bisa kamu terapkan, di antaranya seperti:

  • Membuat batasan, berapa lama durasi olahraga dalam seminggu, berapa kali frekuensinya, bagaimana intensitasnya. Misalnya, kamu membuat batasan durasi olahraga sesuai dengan yang direkomendasikan yaitu sekitar 150 – 300 menit seminggu, 3 – 5 kali seminggu,dengan olahraga intensitas sedang.
  • Melakukan olahraga dengan teman atau orang terdekat, ini akan membantu kamu menjaga hubungan sosial dengan orang sekitar.
  • Beri waktu istirahat di sela-sela hari olahraga, olahraga perlu diimbangi dengan pemulihan. Untuk itu, beri waktu untuk tubuhmu beristirahat dan pulih.
  • Terapkan diet gizi seimbang dan konsumsi makanan sesuai dengan kebutuhan kalori harianmu.

Ladies, berolahraga merupakan hal penting untuk menjaga tubuhmu tetap sehat dan bugar, begitupun dengan kesehatan mentalmu. Namun, apabila rutinitas olahraga menjadi suatu obsesi yang tidak sehat dan mengganggu aktivitas sosialmu yang lain, tentu berbahaya bagi kesehatanmu, baik kesehatan fisik ataupun mental. Selain itu, hubungan sosialmu juga ikut terganggu. Ingat ladies, sesuatu yang berlebihan tidaklah baik. Oleh karena itu, janganlah kamu berlebihan dalam berolahraga ya. Kenalilah batas kemampuan yang tubuhmu bisa lakukan.

Sumber:

Stubblefield, H. (2017). Exercise Addiction. [online] Tersedia di: https://www.healthline.com/health/exercise-addiction

The Recovery Village. (2022). Exercise Addiction Treatment. [online] Tersedia di: https://www.therecoveryvillage.com/process-addiction/exercise-addiction/treatment/

Valdez, R. (2021). Exercise Addiction. [online] tersedia di: https://www.verywellhealth.com/exercise-addiction-5210434

Artikel Lainnya