Balon Lambung, Strategi Menurunkan Berat Badan yang Cepat Bagi Penderita Obesitas

Balon Lambung, Metode Penurunan Berat Badan Orang Obesitas

Ladies, bagi kebanyakan orang obesitas, menurunkan berat badan seringkali terasa berat. Menjalani defisit kalori saja mungkin tidak cukup membantu dalam menurunkan berat badan bagi orang dengan obesitas, sehingga diperlukan bentuk intervensi lainnya.

Baru-baru ini ada metode penurunan berat badan yang tengah menjadi tren dan memang ditujukan untuk membantu orang dengan obesitas dalam menurunkan berat badan lebih cepat, yaitu balon lambung.

Penasaran seperti apa sih metode balon lambung? Apakah benar efektif dan aman untuk menurunkan berat badan pada penderita obesitas?

Yuk cari tahu jawabannya dalam artikel berikut!

Mengapa Prosedur Ini Diperlukan Orang Obesitas?

Seseorang yang mengalami obesitas, tubuhnya akan mengalami perubahan sedemikian rupa, sehingga makin sulit untuk menurunkan berat badan hanya dengan diet dan olahraga. Salah satu perubahannya yaitu volume lambung yang mengembang seiring waktu. Ini membuat kapasitas lambung semakin besar untuk menampung makanan, dan butuh waktu lebih lama untuk merasa kenyang. Hal ini dapat membuatmu makan lebih banyak.

Itulah sebabnya, orang obesitas memerlukan intervensi khusus untuk mempercepat dan memudahkannya dalam proses penurunan berat badan. Salah satu intervensi yang dapat dilakukan ialah dengan menggunakan balon lambung.

Apa Itu Metode Balon Lambung?

Balon lambung atau dikenal sebagai intragastric balloon, merupakan suatu metode penurunan berat badan yang dilakukan dengan menempatkan balon di dalam lambung, yang dilakukan di bawah pendampingan tenaga medis, seperti dokter dan ahli gizi.

Program ini bekerja dengan menggabungkan perubahan pola makan dan gaya hidup jangka panjang dengan implan medis jangka pendek. Implan yang dimaksud disini ialah balon yang ditempatkan di dalam perut tanpa perlu prosedur pembedahan.

Penempatan balon di dalam lambung akan mengambil ruang di lambung, dan membuat merasa kenyang, sehingga bisa membantu dalam membatasi asupan makan.

Metode ini sebenarnya bukanlah hal baru, sebab sejak tahun 1985 balon intragastrik telah dikenalkan oleh sepasang suami istri, yaitu Lloyd Garren dan Mary Garren, yang merupakan gastroenterolog (dokter spesialis yang memiliki keahlian khusus dalam mengobati beragam gangguan pencernaan). Balon ini diperkenalkan di Amerika Serikat dan disebut sebagai Garren-Edwards Gastric Bubble (GEGB).

Balon ini berbentuk silinder dengan saluran berongga di tengah untuk penyisipan dan pengambilan secara endoskopi. Balon ini diisi dengan sekitar 200 mL udara ruangan dan ditempatkan di lambung selama 4 bulan.

GEGB ini mendapat persetujuan FDA (Food and Drug Administration) tetapi ditarik dari pasaran pada tahun 1992, karena efek samping yang parah, termasuk tukak lambung, obstruksi usus halus, dan erosi lambung. Pasien yang menggunakan alat ini pun tidak berhasil menurunkan berat badan dengan cukup efektif.

Namun,seiring waktu dan berkaca dari kegagalan GEGB, para pakar terus mengembangkan teknologi balon intragastrik yang efektif dalam penurunan berat badan dan minim risiko. Pada tahun 1991, BioEntrics Corporation mengembangkan balon yang disebut sebagai Orbera.

Baca :   Viral! Camilan Kekinian: Snack Campur, Cari Tahu Fakta Gizinya Yuk!

Balon ini berisi campuran garam dan metilen biru, dan akan tetap berada di dalam lambung selama 6 bulan. Pada tahun 2015, FDA akhirnya menyetujui penggunaan balon intragastrik ini dan mulai dikenalkan di Amerika Serikat dan Eropa. Di Indonesia sendiri, saat ini terdapat beberapa layanan medis yang menyediakan program balon lambung.

Bagaimana Prosedur Balon Lambung?

Sebelum menempatkan balon di dalam lambung, penyedia layanan kesehatan akan memberikan informed consent berupa risiko, manfaat dan prosedur balon lambung.

Beberapa hari sebelum prosedur, pasien dianjurkan untuk melakukan diet cairan bening untuk membantu pengosongan perut. Malam sebelumnya, pasien dianjurkan untuk berpuasa, tidak makan atau minum apa pun.

Untuk prosedur penempatan balon lambung ada yang dilakukan dengan endoskopi dan ada pula yang tanpa endoskopi.

  • Endoskopi

Endoskopi merupakan tabung panjang yang fleksibel dengan kamera yang terpasang. Endoskopi masuk melalui mulut dan melewati kerongkongan untuk mencapai perut. Sebelum endoskopi, pasien akan diberi obat untuk membantu rileks dan membuat tenggorokan mati rasa.

Setelah memastikan kondisi pasien aman, balon akan ditempatkan di lambung, kemudian diisi dengan larutan garam steril. Dokter akan mengisi balon dengan spuit yang terpasang.

Balon biasanya ditempatkan selama 6 bulan di lambung, dan akan dikeluarkan dengan prosedur endoskopi. Dokter spesialis endoskopi akan menusuk balon, menyedot isinya, lalu menarik balon yang kempes.

  • Tanpa Endoskopi

Balon lambung Allurion, yang diklaim sebagai balon lambung pertama dan satu-satunya di dunia tanpa memerlukan pembedahan, endoskopi, atau anastesi untuk penempatan dan pelepasan balon.

Penempatan balon lambung ini dilakukan dengan cara menelan kapsul berisi balon kempes dengan kateter. Setelah balon dipastikan berada di perut melalui x-ray, balon diisi dengan cairan khusus melalui kateter sebanyak 550 mL. Kemudian dilakukan rontgen kedua kalinya untuk memastikan balon diisi dengan benar. Proses penempatan balon ini memakan waktu kurang lebih 15-20 menit.

Balon ini ditempatkan di lambung selama 4 bulan, Setelah 4 bulan, balon akan menyusut dan akan dikeluarkan dari perut bersamaan dengan feses. Jadi, tidak diperlukan upaya pembedahan atau endoskopi untuk mengeluarkan balon dari lambung.

Balon yang digunakan dibuat dari polimer film dengan ketahanan yang baik, tetap aman meski kamu mengonsumsi makanan atau minuman panas atau dingin.

Selama balon berada di dalam lambung akan dilakukan monitoring dari tim khusus, termasuk ahli gizi yang menyesuaikan rencana diet sesuai kebutuhan pasien. Pun setelah balon dilepas ahli gizi akan terus memantau perkembangan diet pasien, sesuai waktu yang disepakati.

Apakah Semua Orang Dapat Melakukan Prosedur Balon Lambung?

Tidak semua orang dapat melakukan prosedur balon lambung. Berikut beberapa kriteria orang yang dapat melakukan prosedur balon lambung:

  • Orang obesitas dengan BMI lebih dari 27 kg/m2
  • Usia 18-65 tahun
  • Tidak ada operasi gastrointestinal yang dilakukan
  • Tidak ada maag akut atau kronis, maupun GERD, karena akan memperburuk gejala
  • Tidak sedang hamil
  • Siap melakukan perubahan gaya hidup lebih sehat
Baca :   Cek Kalori Makanan Saat Tahun Baru! Ada Favoritmu?

Apakah Efektif untuk Menurunkan Berat Badan?

Dilansir dari allurion.id, ada lebih dari 100.000 pasien di 90 negara telah berhasil menurunkan berat badan dengan program balon lambung.

Balon ini bekerja dengan mengurangi kapasitas lambung dalam menampung makanan, sehingga mengurangi asupan kalori. Balon lambung biasanya menempati hingga sepertiga rongga lambung.

Selain itu, penempatan balon lambung juga dapat memberikan efek pengosongan lambung yang lebih lama. Peningkatan durasi pengosongan lambung ini dapat memberikan efek kenyang lebih lama.

Ditambah lagi, selama menjalani metode ini, pasien juga akan didampingi oleh ahli gizi yang membantu dalam mempersonalisasi kebutuhan dietnya. Sehingga mendukung efektivitas program.

Penggunaan balon lambung dapat membantu menurunkan berat badan hingga 10-15% dalam waktu 4 bulan, dan 95% penurunan berat badan dapat bertahan selama 12 bulan.

Berdasarkan pengalaman dari pasien yang pernah menjalani prosedur balon lambung selama 4 bulan, ia berhasil menurunkan berat badan hingga 15 kg dan merubah pola makannya menjadi lebih sehat. Bukan itu saja, manfaat lainnya juga ia rasakan, seperti tubuh terasa lebih ringan dan nyaman saat beraktivitas, serta tidak ngorok lagi saat tidur.

Apakah Metode Balon Lambung Aman?

Jika ditanya terkait keamanannya, metode balon lambung ini terbilang aman dan minim efek samping. Untuk efek samping yang ditimbulkan umumnya berupa gejala gastrointestinal seperti mual, nyeri perut, muntah, dyspepsia, konstipasi, refluks asam, dan sendawa.

Dalam sebuah penelitian yang terdiri dari 336 peserta, menunjukkan bahwa mayoritas pasien (80,4%) mengalami mual atau muntah, dan nyeri muncul pada 80,3% pasien. Namun, semua gejala ini dapat diatasi dengan pengobatan dan sembuh dalam waktu 1 minggu.

Ada pun pasien yang megalami mual dan muntah parah, yaitu sebanyak 5 orang atau sekitar 1,48% dan satu di antara kelimanya mengalami obstruksi pilorus (penyumbatan pilorus atau otot yang berfungsi sebagai katup makanan di lambung), sehingga menyebabkan penyumbatan makanan di lambung. Penelitian lainnya juga menunjukkan risiko serius yang jarang terjadi, termasuk risiko perforasi (lubang) lambung sekitar 0,1%. Namun risiko serius ini amat jarang terjadi ya ladies.

Penelitian juga telah membuktikan bahwa penggunaan balon lambung aman dan efektif dalam menurunkan berat badan, asalkan dilakukan dengan benar dibawah pengawasan ahli, seperti dokter yang bersertifikasi dan ahli gizi. Selain itu, pasien tidak memiliki kondisi medis tertentu yang membuatnya berisiko.

Ladies, itu dia seputar prosedur balon lambung untuk membantu penurunan berat badan pada orang dengan obesitas. Bagi kamu dengan obesitas, ini bisa jadi alternatif solusi untuk menurunkan berat badan yang lebih cepat. Namun, perlu diingat bahwa prosedur ini memerlukan biaya yang tak sedikit.

Baca :   Tetap Langsing Meski Habis Melahirkan, Intip Rahasia Body Goals Ala Nikita Willy Yuk!

Dilansir dari allurion.com, program ini merogoh kocek mulai dari $7.000 selama 6 bulan program. Namun, biaya ini sudah mencakup pemasangan balon lambung, tindak lanjut perawatan klinik, dan panduan diet dari ahlinya. Pasien juga akan menerima timbangan khusus untuk memantau komposisi tubuh, health tracker, dan akses ke aplikasi allurion yang membantu pasien dalam melacak progress penurunan berat badannya.

Sementara di Indonesia, biaya pasang balon lambung sendiri berkisar antara 60-90 juta rupiah. Dan kamu masih perlu menyiapkan anggaran lebih untuk konsultasi dokter atau ahli gizi dan obat-obatan.

Bagaimana ladies, apakah kamu tertarik?

Sumber:

Allurion.com. (nd). Allurion Gastric Balloon for effective weight loss. https://www.allurion.com/en-ca/allurion-program-pricing-info

Christer Julseth Tønnesen, Jøran Hjelmesæth, Dag Hofsø, Tonstad, S., Hertel, J.K., Heggen, E., Johnson, L.K., Mathisen, T.E., Mette Kalager, Wieszczy, P., Medhus, A.W., Magnus Løberg, Lars Aabakken and Bretthauer, M. (2021). A novel intragastric balloon for treatment of obesity and type 2 diabetes. A two-center pilot trial. Scandinavian Journal of Gastroenterology, 57(2), pp.232–238. doi:https://doi.org/10.1080/00365521.2021.1994641.

Cleveland Clinic. (2023). Intragastric Balloonhttps://my.clevelandclinic.org/health/treatments/24773-intragastric-balloon

Crossan, K. and Sheer, A.J. (2022). Intragastric Balloon. [online] PubMed. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK578184/.

Dejeu, D., Dejeu, P., Bradea, P., Muresan, A., & Dejeu, V. (2024). Evaluating Weight Loss Efficacy in Obesity Treatment with Allurion’s Ingestible Gastric Balloon: A Retrospective Study Utilizing the Scale App Health Tracker. Clinics and Practice14(3), 765-778. https://doi.org/10.3390/clinpract14030061

Hopkins Medicine. (nd). Gastric Ballon for Weight Loss. https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/gastric-balloon-for-weight-loss

Jamal, M.H., Almutairi, R., Elabd, R., AlSabah, S.K., Alqattan, H. and Altaweel, T. (2019). The Safety and Efficacy of Procedureless Gastric Balloon: a Study Examining the Effect of Elipse Intragastric Balloon Safety, Short and Medium Term Effects on Weight Loss with 1-Year Follow-Up Post-removal. Obesity Surgery, 29(4), pp.1236–1241. https://doi.org/10.1007/s11695-018-03671-w.

Marijn T F Jense, Palm-Meinders, I.H., Sanders, B., Boerma, E.-J.G. and Greve, J. (2023). The Swallowable Intragastric Balloon Combined with Lifestyle Coaching: Short-Term Results of a Safe and Effective Weight Loss Treatment for People Living with Overweight and Obesity. Obesity Surgery, [online] 33(6), pp.1668–1675. https://doi.org/10.1007/s11695-023-06573-8.

Silva, A. F., Bestetti, A. M., Kum, A. S. T., Nunes, B. C. M., de Oliveira Veras, M., Bernardo, W. M., & de Moura, E. G. H. (2024). Effectiveness and Safety of the Allurion Swallowable Intragastric Balloon for Short-term Weight Loss: A Systematic Review and Meta-analysis. Obesity surgery34(10), 3735–3747. https://doi.org/10.1007/s11695-024-07453-5

Artikel Lainnya