Ladies, tahukah kamu? Menjalani diet ketat dapat meningkatkan risiko perkembangan gangguan makan atau eating disorder lho!
Diet atau pengaturan pola makan merupakan hal yang biasa dan normal dalam kehidupan saat ini. Banyak orang menjalani diet dengan tujuan tertentu, seperti untuk menurunkan berat badan, menambah berat badan, mempertahankan berat badan, atau untuk penanganan kondisi medis tertentu. Tidak masalah, selama diet yang dijalani sesuai dengan kaidah diet gizi seimbang atau syarat diet kondisi gizi khusus. Yang menjadi masalah ialah ketika kita menjalani diet dengan cara yang salah dengan hanya berfokus pada penurunan berat badan, agar memiliki tubuh yang kurus dan ramping dalam waktu singkat.
Tanpa disadari, budaya diet telah melekat dalam pikiran banyak orang, keyakinan bahwa tubuh yang kurus dan ramping lebih penting dibandingkan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Sehingga orang-orang yang mengagungkan budaya diet tersebut kerap mengabaikan pola makan sehat, dan justru terjerumus dalam diet yang ketat.
Nah, artikel kali ini akan membahas mengenai hubungan diet ketat dengan gangguan makan. Yuk simak informasinya lebih lanjut!
Bagaimana Diet Ketat Memicu Perkembangan Gangguan Makan?
Diet mungkin bukan penyebab gangguan makan, tetapi seringkali menjadi pemicunya. National Eating Disorder Association melaporkan bahwa 35% dari “pelaku diet normal” berkembang menjadi pola makan patologi dan sebanyak 20 – 25% dari mereka mengalami gangguan makan.
Kebiasaan makan tidak teratur dan khususnya pola makan yang salah, merupakan faktor risiko paling umum untuk perkembangan gangguan makan. Seperti diet ketat misalnya, dimana seseorang sangat membatasi asupan kalori yang masuk ke dalam tubuhnya. Melakukan pembatasan kalori secara ekstrem bisa membawa tubuh ke dalam fase kelaparan, dimana tubuh akan merespons dengan mengurangi laju pembakaran energi (metabolisme) dan ini dapat mengakibatkan makan berlebihan (binge eating).
Diet juga dikaitkan dengan masalah kesehatan lainnya, termasuk depresi dan kecemasan. Perasaan bersalah, malu, dan gagal adalah hal biasa pada orang yang terlibat dalam gangguan makan. Perasaan ini bisa muncul akibat makan berlebihan atau melanggar pola makan.
Siklus berikut menggambarkan bagaimana akhirnya diet bisa memicu timbulnya gangguan makan.
Sumber: nedc.com.au
- Diet/ restriction: pelaku diet akan membatasi jumlah atau jenis makanan yang dikonsumsi
- Deprivation: ketika asupan makanan dibatasi, kondisi fisik dan mental tubuh akan merespons. Metabolisme akan melambat untuk menghemat energi, nafsu makan meningkat dan keinginan untuk makanan yang dibatasi meningkat. Pada fase ini orang mungkin akan merasa kekurangan, mudah tersinggung, dan lelah.
- Break diet rule: Aturan diet hampir pasti dilanggar, apalagi ketika kita membatasi atau menghilangkan konsumsi makanan tertentu dari diet kita, seringkali semakin besar keinginan kita untuk memakannya. Dan seringkali pula berujung ke perilaku makan berlebih (binge eating).
- Feel guilty: ketika melanggar aturan diet, akan timbul perasaan seperti rasa bersalah, rendah diri dan citra tubuh negatif. Orang mungkin merasa bahwa dirinya telah gagal dan tidak memiliki kemauan keras.
- Unhappy with weight or shape: ketidakpuasan akan ukuran dan bentuk tubuh bisa memicu seseorang untuk menjalani diet untuk mencapai ukuran dan bentuk tubuh yang mereka inginkan. Namun, bukannya diet sehat yang dijalani, banyak dari mereka yang justru malah menjalani diet ketat. Mereka pun lebih besar kemungkinannya untuk mengembangkan gangguan makan seperti anorexia nervosa, bulimia nervosa, dan binge eating disorder.
Ladies, itulah hubungan antara diet dan gangguan makan. Selama mindset kita soal diet dan tubuh ideal belum berubah dan masih mengikuti standar budaya diet, siklus tersebut tidak akan ada habisnya dan akan terus berulang. Hal ini tentu tidak baik, karena diet ketat atau diet ekstrem yang dijalani dan gangguan makan yang dialami bisa membawamu ke kondisi kesehatan yang serius, seperti kurang gizi, ketidakseimbangan produksi hormon, masalah pencernaan, osteoporosis, gagal jantung, dan bahkan kematian.
So ladies, jika kamu hendak menjalani diet ada baiknya konsultasikan dengan ahli gizi ya. Hindari terlalu fokus pada angka. Tapi, perhatikan gaya hidup secara keseluruhan, serta manfaat yang kamu dapatkan dari perubahan gaya hidup yang kamu jalani. Pastikan kamu memenuhi kebutuhan gizimu sesuai gizi seimbang dan melakukan olahraga secara teratur.
Sumber:
Eating Disorder Hope. (2012). Dieting and Eating Disorders. [online] Tersedia di: https://www.eatingdisorderhope.com/treatment-for-eating-disorders/special-issues/dieting
Makarim, F. (2020). Diet Ekstrem Bisa Berakibat pada Bulimia, Ini Alasannya. [online] Tersedia di: https://www.halodoc.com/artikel/diet-ekstrem-bisa-berakibat-pada-bulimia-ini-alasannya
National Eating Disorders Collabpration. (n.d). Disordered Eating & Dieting. [online] Tersedia di: https://nedc.com.au/eating-disorders/eating-disorders-explained/disordered-eating-and-dieting/
Zimmerman, J. (n.d). Why dieting can lead to an eating disorder. [online] Tersedia di: https://www.healthpartners.com/blog/why-dieting-can-lead-to-eating-disorders/