Apa Itu Anorexia Nervosa? Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya!

Apa Itu Anorexia Nervosa?

Ladies, pernahkah kamu mendengar tentang anorexia nervosa? Anorexia nervosa merupakan suatu gangguan makan dan masalah kesehatan mental yang serius lho. Mau tahu lebih lanjut? Yuk simak ulasan lengkap berikut!

Apa yang Dimaksud Anorexia Nervosa?

Anorexia nervosa atau sering hanya disebut anorexia merupakan gangguan makan yang ditandai dengan berat badan rendah yang tidak normal, ketakutan yang berlebihan terhadap kenaikan berat badan, dan persepsi yang menyimpang tentang berat badan.

Penderita anorexia selalu merasa bahwa berat badannya berlebihan, meskipun tubuh mereka sebetulnya sangatlah kurus. Adanya persepsi yang salah ini membuat penderitanya berupaya untuk mengontrol berat badan secara ekstrem, seperti makan sangat sedikit dan melakukan olahraga berlebihan, mengonsumsi pencahar, atau muntah setelah makan.

Gejala Anorexia Nervosa

Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), seseorang dengan anorexia memiliki kriteria seperti berikut:

  • Membatasi asupan makanan untuk mendapatkan atau mempertahankan berat badan di bawah normal tanpa memerhatikan energi yang dibutuhkan.
  • Memiliki ketakutan yang instens apabila berat badan bertambah atau menjadi gemuk, meskipun berat badannya kurang.
  • Mengalami gangguan dalam memandang tubuhnya sendiri, seperti terus-menerus mengamati bentuk tubuh dan berat badan, serta menyangkal bahwa berat badannya sudah di bawah normal.

Anorexia nervosa dapat menimbulkan tanda dan gejala yang memengaruhi fisik maupun emosi. Berikut beberapa tanda dan gejala yang mungkin dialami oleh seseorang yang mengalami anorexia nervosa:

Fisik

  • Penurunan berat badan yang ekstrim
  • Tubuh kurus dan berat badan di bawah normal
  • Kram perut, keluhan pencernaan seperti sembelit, refluks asam, dsb
  • Insomnia dan kelelahan
  • Pusing hingga pingsan
  • Merasa kedinginan sepanjang waktu
  • Kulit kering
  • Kuku kering dan rapuh
  • Rambut menipis, kering, dan rapuh
  • Tumbuh rambut halus di tubuh (laguno)
  • Pembengkakan di sekitar area kelenjar ludah
  • Gigi berlubang, erosi email gigi, dan gigi sensitif
  • Kelemahan otot
  • Mestruasi tidak teratur atau tidak menstruasi (amenorea) pada wanita
  • Hasil lab tidak normal (anemia, kadar tiroid rendah, kalium rendah, jumlah sel darah rendah, detak jantung lambat)
  • Gangguan fungsi kekebalan tubuh
Baca :   AWAS! DIET KETAT PICU GANGGUAN MAKAN

Emosi dan Perilaku

  • Sangat membatasi asupan kalori
  • Menolak makan makanan tertentu atau membatasi kategori makanan tertentu.
  • Menyangkal rasa lapar
  • Sering melewatkan makan atau membuat alasan untuk menghindari makan
  • Melakukan olahraga berlebihan
  • Takut makan di depan umum
  • Memasak makanan untuk orang lain tanpa memakannya
  • Mengembangkan ritual makan (misalnya seperti makan dengan urutan tertetu, mengunyah berlebihan, menata ulang makanan di piring)
  • Sering memeriksa cermin
  • Sering mengeluh memiliki tubuh gemuk, meskipun tidak demikian
  • Cenderung menutup diri dari lingkungan sosial dan tertutup

Dampak Anorexia Nervosa

  • Kehilangan massa otot, karena jumlah asupan kalori sangat sedikit membuat tubuh harus memecah protein otot sebagai bahan bakar.
  • Risiko gagal jantung meningkat karena detak jantung dan tingkat tekanan darah yang rendah karena jantung memiliki lebih sedikit bahan bakar dan sel otot jantung yang lebih sedikit untuk bisa memompa darah.
  • Metabolisme tubuh melambat dikarenakan minimnya asupan kalori yang masuk, sehingga tubuh harus menghemat pengeluaran energi dengan memperlambat proses metabolisme.
  • Gangguan keseimbangan elektrolit yang diakibatkan penggunaan obat pencahar atau muntah yang disengaja. Ketidakseimbangan elektrolit ini juga bisa menyebabkan gangguan irama jantung, risiko gagal jantung, hingga kematian.
  • Malnutrisi akibat rendahnya asupan gizi yang bisa meningkatkan risiko terkena penyakit infeksi.
  • Gangguan produksi hormon seks yang secara signifikan meningkatkan risiko pengeroposan tulang (osteoporosis).
  • Gangguan pencernaan akibat kerap melewatkan makan, seperti mual, kembung, sakit perut, dsb.
Baca :   Lawan Standar Kecantikan! Cantik Tak Melulu Soal Penampilan Fisik

Penyebab Anorexia Nervosa

Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan makan termasuk anorexia nervosa. Faktor-faktor tersebut diantaranya:

Faktor Biologi

Seseorang yang memiliki orang tua atau saudara kandung dengan gangguan makan memiliki risiko lebih tinggi mengembangkan gangguan makan. Begitupun dengan orang yang memiliki kerabat dekat dengan kondisi kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi juga dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami gangguan makan, termasuk anorexia nervosa.

Faktor Psikologi

Perfeksionisme merupakan salah satu faktor risiko terkuat untuk gangguan makan. Orang-orang dengan perfeksionisme terutama yang berorientasi pada diri, biasanya akan menetapkan harapan yang tinggi bahkan tidak realistis untuk dirinya sendiri.

Disamping itu beberapa orang mungkin tidak puas akan citra tubuhnya, misalnya ada yang menganggap tubuhnya gemuk padahal berat badannya sudah normal, sehingga dia memutuskan diet defisit kalori dan olahraga berat berlebihan. Hal ini bisa membuat seseorang mengembangkan anorexia nervosa.

Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar orang dengan gangguan makan, menunjukkan tanda-tanda gangguan kecemasan, fobia sosial, dan OCD (Obsessive Compulsive Disorder) sebelum timbulnya gangguan makan yang mereka alami.

Faktor Sosial

Adanya budaya diet di masyarakat membuat banyak orang meyakini bahwa tubuh yang cantik dan ideal itu adalah tubuh yang ramping dan kurus. Ditambah dengan gempuran media yang mengiklankan definisi cantik yang terkadang tidak masuk akal. Budaya diet ini berkaitan dengan stigma berat badan, yaitu sikap atau perilaku negatif dan diskriminatif terhadap orang dengan berat badan berlebih atau obesitas. Ini membuat orang dengan berat badan berlebih atau obesitas kerap menjadi korban bullying, mereka mendapat ejekan, body shaming, hingga kekerasan fisik. Tekanan ini bisa membuat seseorang mengembangkan gangguan makan. Dilansir dari National Eating Disorder Association, sekitar 60% orang yang mengalami gangguan makan mengatakan bahwa bullying berkontribusi pada perkembangan gangguan makan yang mereka alami.

Baca :   Bingung Bedain Lapar Sungguhan dan Lapar Mata? Ini Tanda Kalau Kamu Benar-Benar Lapar

Kapan Harus ke Dokter?

Apabila kamu atau orang yang kamu sayangi menunjukkan tanda dan gejala seperti yang telah disebutkan di atas, segeralah lakukan pemeriksaan ke dokter. Hal ini bertujuan untuk mencegah keparahan dan komplikasi yang mungkin terjadi. Ingat ladies, jangan menerapkan self diagnosis ya!

Bagaimana Mencegah Anorexia Nervosa?

Di era globalisasi ini, ada begitu banyak paparan dari media sosial dan akulturasi budaya, membuat kita semakin sulit untuk memerangi budaya diet dan mencegah perkembangan gangguan makan. Namun, kita masih bisa melakukan beberapa hal untuk diri kita agar terhindar dari risiko gangguan makan, diantaranya seperti:

  • Cintai dan terima tubuhmu apa adanya terlepas dari segala kekurangannya
  • Kenali tubuhmu dan hargai apa yang bisa tubuhmu lakukan
  • Makanlah untuk memenuhi kebutuhan gizimu, makan dengan mendengarkan isyarat lapar dan kenyang
  • Lakukan olahraga untuk tujuan kesehatan dan kesenangan
  • Jika kamu memutuskan untuk diet, konsultasikan dengan ahli gizi

Ladies, anorexia nervosa merupakan masalah kesehatan yang serius dan bisa menimbulkan dampak yang berbahaya bagi kesehatan. Mengenali tubuh kita, mencintai dan menghargai apa yang bisa tubuh kita lakukan terlepas dari apapun kekurangannya akan membantu kita terhindar dari risiko gangguan makan yang satu ini.

Sumber:

National Eating Disorder Association. (n.d). Anorexia Nervosa. https://www.nationaleatingdisorders.org/learn/by-eating-disorder/anorexia

National Eating Disorder Association. (n.d). Risk Factor. https://www.nationaleatingdisorders.org/risk-factors

National Health Service. (2021). Overview – Anorexia. https://www.nhs.uk/mental-health/conditions/anorexia/overview/

Puji, A. (2021). Anoreksia NervosaI. https://hellosehat.com/mental/gangguan-makan/anoreksia-nervosa/

Artikel Lainnya