ALASAN MENGAPA KAMU PERLU MENGHINDARI LEMAK TRANS

Ladies, penyakit kardiovaskular merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kematian di dunia. Sekitar 17,9 juta jiwa meninggal setiap tahunnya dikarenakan penyakit kardiovaskular, dan 4 dari 5 kematian disebabkan oleh penyakit jantung dan stroke. Salah satu faktor yang menyebabkan penyakit kardiovaskular ini ialah kebiasaan konsumsi makanan yang mengandung lemak trans.

Lemak Trans

Lemak trans atau asam lemak trans merupakan salah satu bentuk lemak tak jenuh. Ada 2 jenis lemak trans yang ditemukan dalam makanan, yaitu lemak trans yang terbentuk secara alami dan buatan. Lemak trans alami diproduksi di usus hewan pemamah biak seperti sapi, kambing, dan domba. Lemak trans alami ini terbentuk ketika bakteri di dalam saluran cerna hewan pemamah biak mencerna rumput yang dimakannya. Susu dan daging yang dihasilkannya mungkin mengandung sejumlah kecil lemak trans. Sementara lemak trans buatan dibuat dalam proses industri yang menambahkan hidrogen ke minyak nabati cair untuk membuatnya lebih padat. Lemak trans buatan juga dikenal sebagai minyak terhidrogenasi parsial, yang biasa digunakan dalam makanan olahan. Minyak ini tidak mudah rusak, sehingga membuat makanan olahan menjadi lebih tahan lama.

Bahaya Lemak Trans bagi Kesehatan

Konsumsi lemak trans bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2, dan masalah kesehatan lainnya.

Berikut ini beberapa bahaya yang mungkin ditimbulkan dari konsumsi lemak trans bagi kesehatan

  • Meningkatkan Kadar Kolesterol Jahat

Lemak trans kerap dianggap sebagai jenis lemak terburuk bagi kesehatan. Konsumsi lemak trans bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat (low-density lipoprotein atau LDL) dan mengurangi kadar kolesterol baik (high-density lipoprotein atau HDL). Tingginya kadar LDL bisa menyebabkan pembentukkan plak di pembuluh darah arteri yang membuatnya keras dan menyempit. Sementara HDL berperan mencegah pembentukkan plak dengan membawa kelebihan kolesterol kembali ke hati. Tingginya kadar LDL yang tidak diimbangi dengan HDL ini akan menyebabkan semakin banyak plak di pembuluh darah arteri. Jika timbunan lemak di dalam arteri robek atau pecah, gumpalan darah dapat terbentuk dan menghalangi aliran darah ke jantung, sehingga menyebabkan serangan jantung, atau menghalangi aliran darah ke otak yang menyebabkan stroke.

  • Meningkatkan Risiko Penyakit Diabetes Tipe 2
Baca :   Tips Menghadapi Rasa Insecure Terhadap Tubuh (Body Insecurity)

Konsumsi makanan yang mengandung lemak trans bisa meningkatkan risiko penyakit diabetes tipe 2. Ini mungkin karena konsumsi lemak trans bisa mengurangi sensitivitas insulin atau kemampuan insulin dalam mengontrol gula darah. Terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung lemak trans bisa menyebabkan kenaikan berat badan dan meningkatkan risiko obesitas, yang mana obesitas erat kaitannya dengan diabetes tipe 2. Orang yang obesitas rentan mengalami resistensi insulin, kondisi dimana sel-sel tubuh tidak dapat merespons insulin dengan baik dan tidak dapat menggunakan glukosa darah untuk menjadi energi. Akibatnya kadar gula darah tetap tinggi, meskipun pankreas telah melepaskan lebih banyak insulin.

  • Memperparah Peradangan

Peradangan yang berlebihan dianggap sebagai penyebab utama dari banyak penyakit kronis seperti penyakit jantung, sindrom metabolik, diabetes, dan radang sendi. Lemak trans diketahui memiliki sifat pro-inflamasi. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi lemak trans yang tinggi bisa meningkatkan peradangan, terutama pada orang dengan kelebihan berat badan atau obesitas.

Baca :   Mengapa saat Sakit Lidah Terasa Pahit?

Ladies, itu dia alasan mengapa kamu perlu menghindari konsumsi lemak trans. Lemak trans banyak terdapat di dalam produk makanan yang sering kita konsumsi sehari-hari, seperti pada makanan yang digoreng, krimer, margarin, mentega, serta produk-produk makanan olahan. Daging dan produk susu juga mengandung lemak trans. Tapi, kandungan lemak trans dalam produk ini cenderung tidak berbahaya bagi kesehatan selama dikonsumsi dalam jumlah yang wajar. Kamu perlu membatasi asupan kemak trans kurang dari 1% dari total kebutuhan kalori harian. Jika kebutuhan kalori harianmu 2.000 kalori, maka batas maksimal konsumsi lemak trans sekitar 20 kalori atau 2 g per hari.

Lantas bagaimana cara mengurangi asupan lemak trans?

Berikut beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi asupan lemak trans:

  • Lebih banyak konsumsi buah, sayur, biji-bijian utuhm produk susu rendah lemak, unggas, ikan dan kacang-kacangan.
  • Membatasi konsumsi daging merah dan makanan atau minuman manis.
  • Gunakan minyak nabati yang tidak terhidrogenasi, seperti minyak zaitun, minyak kanola, minyak biji bunga matahari.
  • Perhatikan label produk makanan olahan, pilih produk yang tidak mengandung lemak trans (lemak trans 0 g).
  • Kurangi konsumsi makanan tinggi lemak trans seperti donat, kue keringm crackers, keik, dsb.
  • Kurangi konsumsi makanan yang digoreng atau dipanggang menggunakan mentega atau margarin.

Konsumsi lemak trans bisa meningkatkan sejumlah risiko penyakit kronis. Menghindari asupan lemak trans sepenuhnya memanglah tidak mudah, namun kamu bisa memulainya dengan mencermati asupan makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Menerapkan pola makan sehat serta bergizi seimbang dan melakukan olahraga bisa membantumu terhindar dari risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes.

Baca :   Awas Klaim Produk Berlebihan, Cermati Label Produk Pangan Sebelum Membeli!

Sumber:

Amercican Heart Association. (n.d). Trans Fat. [online] Tersedia di: <https://www.heart.org/en/healthy-living/healthy-eating/eat-smart/fats/trans-fat> [Diakses pada 24 Desember 2021].

Angelieri, C. T., Barros, C. R., Siqueira-Catania, A., & Ferreira, S. R. (2012). Trans fatty acid intake is associated with insulin sensitivity but independently of inflammation. Brazilian journal of medical and biological research = Revista brasileira de pesquisas medicas e biologicas45(7), 625–631. https://doi.org/10.1590/s0100-879×2012007500071

Bridges, M. (2020). Facts about trans fat. [online] Tersedia di: <https://medlineplus.gov/ency/patientinstructions/000786.htm> [Diakses pada 24 Desember 2021].

Leech, J. (2019). What Are Trans Fat, and Are They Bad for You?. [online] Tersedia di: <https://www.healthline.com/nutrition/why-trans-fats-are-bad> [Diakses pada 24 Desember 2021].

Mayo Clinic. (2020). Trans fat is double trouble for your heart health. [online] Tersedia di: <https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-cholesterol/in-depth/trans-fat/art-20046114> [Diakses pada 24 Desember 2021].

Moawad, H. (2021). Trans Fats Increase Your Stroke Risk. [online] Tersedia di: <https://www.verywellhealth.com/trans-fats-increase-your-stroke-risk-4022344> [Diakses pada 24 Desember 2021].

Mozaffarian D. (2006). Trans fatty acids – effects on systemic inflammation and endothelial function. Atherosclerosis. Supplements7(2), 29–32. https://doi.org/10.1016/j.atherosclerosissup.2006.04.007

WebMD. (2021). Insulin Resistance. [online] Tersedia di: <https://www.webmd.com/diabetes/insulin-resistance-syndrome> [Diakses pada 24 Desember 2021].

WHO. (2021). Cardiovascular disease (CVDs). [online] Tersedia di: <https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/cardiovascular-diseases-(cvds)> [Diakses pada 24 Desember 2021]

Artikel Lainnya