Mengenal Diet Bebas Lektin

Ladies, apakah kamu pernah mendengar diet bebas lektin? Diet ini mengharuskan kamu menghindari makanan yang mengandung lektin. Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud lektin dan mengapa perlu dihindari? Temukan jawabannya di ulasan berikut yuk ladies!

Apa yang Dimaksud Diet Bebas Lektin?

Diet bebas lektin adalah diet yang melibatkan pengurangan atau penghilangan asupan lektin. Ini mungkin bermanfaat bagi sebagian orang yang sensitif terhadap makanan tertentu. Diet ini pertama kali dikembangkan oleh Steven Gundry, M.D., mantan ahli bedah kardiotoraks di California’s Loma Linda University Medical Center dan pendiri dari Center for Restorative Medicine di Palm Center, California. Gundry percaya bahwa konsumsi lektin bisa membahayakan kesehatan dan berkaitan dengan kenaikan berat badan, kabut otak, peradangan kronis, pencernaan yang buruk, dan gejala merugikan lainnya.

Apa Itu Lektin? Apakah Baik atau Buruk?

Lektin adalah protein yang mengikat karbohidrat, yang terkandung dalam berbagai jenis tumbuhan khususnya kacang-kacangan, lentil, kacang polong, kedelai, dan kacang tanah. Lektin juga terdapat pada sayuran seperti tomat dan terong, produk susu, serta pada biji-bijian seperti barley, quinoa, dan beras. Lektin juga dikenal sebagai anti-nutrient yang dapat mengganggu penyerapan kalsium, zat besi, fosfor, dan zink.

Lektin juga dapat berdampak negatif pada orang dengan pencernaan yang sensitif. Itu karena tubuh tidak bisa mencerna lektin. Sebaliknya, lektin mengikat membran sel yang melapisi saluran pencernaan, dimana itu dapat mengganggu metabolisme dan menyebabkan kerusakan. Selain itu, lektin dapat mengganggu mikrobiota usus, penyerapan zat gizi di usus, mengurangi sekresi asam dan meningkatkan peradangan.

Beberapa lektin seperti risin, yang berasal dari biji jarak, sangat beracun bahkan dengan jumlah konsumsi yang sangat sedikit terbukti fatal, sementara jenis lektin yang lainnya relatif tidak beracun.

Sementara itu, jenis lektin seperti phytohaemagglutinin, yang banyak terdapat pada kacang merah, bisa menyebabkan mual yang ekstrem, muntah parah, dan diare setelah makan hanya 4 – 5 kacang merah mentah. Berdasarkan FDA, kacang merah mentah mengandung 20,000 – 70,000 haemagglutinating unit (hau), sementara yang sudah dimasak mengandung 200 – 400 hau yang aman.

Namun, efek dari lektin ini dapat dikurangi dengan pengolahan makanan yang mengandung lektin, seperti perendaman atau pemasakan. Perendaman bisa mengurangi kandungan lektin, sementara memasak bisa menonaktifkan lektin dan membuatnya tidak berbahaya.

Merendam kacang tidak cukup untuk menghilangkan lektin. Namun, memasak makanan yang mengandung lektin, seperti kacang selama 30 menit dapat menghancurkan lektin dan membuat kacang aman untuk dimakan. Akan tetapi, memasak lambat dengan api kecil tidak disarankan, karena mungkin tidak mencapai suhu yang cukup panas untuk menghancurkan racun. Setidaknya dibutuhkan suhu sekitar 100°C untuk benar-benar menghancurkan racun.

Bagaimana Penerapan Diet Bebas Lektin?

Dalam diet bebas lektin ini seseorang diharuskan menghindari makanan tinggi lektin, termasuk:

  • Sayuran: tomat, kentang, goji beri, paprika, dan terong
  • Kacang-kacangan: lentil, buncis, kacang tanah, kacang polong
  • Produk olahan kacang: selai kacang, minyak kacang
  • Gandum dan produk olahannya: gandum, tepung, kue, crackers, roti
  • Susu dan produk susu

Sementara produk yang bisa dikonsumsi yaitu makanan yang mengandung lektin rendah, mencakup:

  • Buah-buahan: apel, bit, blackberry, blueberry, ceri, cranberry, jeruk lemon, jeruk, raspberry, stroberi.
  • Sayuran: asparagus, brokoli, kubis, wortel, kembang kol, seledri, daun bawang, kale, okra, lobak, jamur.
  • Ubi jalar
  • Labu
  • Ikan
  • Daging sapi
  • Unggas: telur, ayam
  • Lemak: alpukat, minyak zaitun
  • Kacang dan biji-bijian tertentu: pecan, pistachio, biji rami, biji wijen

Apakah Perlu Menjalani Diet Bebas Lektin?

Sebelum memutuskan untuk mengikuti diet bebas lektin, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, diantaranya seperti:

  • Risiko kekurangan gizi

Banyak makanan sehat dan bergizi yang termasuk ke dalam kelompok makanan yang perlu dihindari dalam diet ini. Makanan yang mengandung lektin seperti kacang-kacangan dan sayuran tertentu merupakan sumber serat, vitamin, mineral, dan antioksidan yang baik. makan makanan ini cenderung bermanfaat bagi kesehatan, melebihi efek negatifnya. Sementara menghindarinya mungkin bisa membawamu ke risiko kekurangan gizi.

  • Penelitian masih terbatas

Penelitian terkait efek lektin terhadap manusia masih sedikit. Sebagian besar penelitian dilakukan pada hewan atau tabung reaksi, dan bukan manusia. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efeknya terhadap manusia.

  • Klaim mungkin bias

Pengikut diet ini percaya bahwa lektin dapat menyebabkan kenaikan berat badan, akan tetapi tidak ada bukti yang mendukung hal ini. Sebaliknya pada penelitian yang diterbitkan pada American Journal of Clinical Nutrition, konsumsi kacang-kacangan secara signifikan bisa membantu penurunan berat badan. Hal ini mungkin karena kacang-kacangan merupakan sumber protein dan serat. Protein dan serat lebih lama dicerna, sehingga menimbulkan rasa kenyang lebih lama dan membuatmu terhindar dari keinginan makan berlebih.

Makanan yang mengandung lektin umumnya aman dikonsumsi bagi kebanyakan orang selama dimasak dengan tepat. Sementara, orang dengan pencernaan yang sensitif mungkin mengalami efek negatif dari mengonsumsi makanan yang mengandung lektin, sehingga masuk akal bagi mereka untuk menghindarinya. Jika kamu termasuk orang dengan pencernaan sensitif, ada baiknya konsultasikan kondisimu dengan dokter terlebih dahulu sebelum memutuskan menjalani diet bebas lektin atau tidak.

 

Sumber:

Eatingwell.com. (2020). The Lectin-Free Diet: Healthy or Not?. [online] Tersedia di: <https://www.eatingwell.com/article/7827647/what-is-the-lectin-free-diet/> [Diakses 22 Oktober 2021].

Food and Drug Administration. (2012). Bad Bug Book, Foodborne Pathogenic Microorganisms and Natural Toxins. Second Edition. [Phytohaemagglutinin (kidney bean lectin), pp.254]. [online] Tersedia di: <https://www.fda.gov/media/83271/download> [Diakses 22 Oktober 2021].

Healthline.com. (2020). What Is a Lecton-Free Diet?. [online] Tersedia di: <https://www.healthline.com/health/lectin-free-diet> [Diakses 22 Oktober 2021].

Kim, S., et al. (2016). Effects of dietary pulse consumption on body weight: a systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials. The American Journal of Clinical Nutrition, 103(5), pp.1213-1223.

Panacer, K. and Whorwell, P. (2019). Dietary Lectin exclusion: The next big food trend?. World Journal of Gastroenterology, 25(24), pp.2973-2976.

Verywellfit.com. (2021). What Is The Lectin-Free Diet?. [online] Tersedia di: <https://www.verywellfit.com/the-lectin-free-diet-pros-cons-and-what-you-can-eat-5190571> [Diakses 22 Oktober 2021].