Bolehkah Penderita Asma Berolahraga?

Ladies, asma merupakan gangguan inflamasi (peradangan) kronis pada saluran napas yang gejalanya berhubungan dengan penyempitan saluran pernapasan, seperti adanya mengi (napas berbunyi), batuk, rasa sesak di dada yang berulang dan peradangan ini berhubungan dengan hiperaktivitas jalan napas terhadap rangsangan. Penyakit asma tidak diketahui secara pasti penyebabnya, namun penyebab utamanya yaitu adanya gabungan dari faktor genetik dengan lingkungan sekitar yang dapat memicu reaksi alergi. Akibat dari gejala yang ditimbulkan biasanya penderita asma mengalami kesulitan tidur, kelelahan di siang hari dan kurangnya aktivitas. Sehingga banyak orang berpikir bahwa pengidap asma lebih dianjurkan untuk tidak berolahraga, apakah benar ladies?

Faktor pendukung terjadinya penyakit asma ada dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari genetik, obesitas, jenis kelamin, usia, aktivitas fisik dan emosi yang berlebihan. Sedangkan faktor eksternal yang mendukung terdiri dari infeksi virus di saluran napas, allergen, asap rokok, polusi udara, obat-obatan, perubahan suhu terkait perubahan musim atau kondisi geografis lainnya.

Manfaat Aktivitas Fisik Terhadap Pengendalian Penderita Asma

Salah satu upaya yang membantu pengendalian penderita asma adalah aktivitas fisik secara rutin. Aktivitas fisik rutin dapat meningkatkan kekuatan paru-paru tanpa memperburuk peradangan, menunda gejala, dan meningkatkan ketahanan tubuh. Olahraga memaksa pernafasan untuk bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada tubuh. Pada penderita asma hal ini dapat mengakibatkan paru-paru membaik, metabolisme aerobik membaik, frekuensi serangan asma menurun dan beratnya serangan juga menurun. Selain dapat meningkatkan kebugaran, aktivitas fisik yang rutin juga membantu menjaga agar tubuh tetap memiliki berat badan ideal. Berat badan yang kurang atau lebih tentunya dapat memperburuk keadaan penderita asma. Studi menunjukkan bahwa penderita asma yang rutin melakukan olahraga setidaknya 3 kali dalam seminggu dengan durasi lebih dari 30 menit ternyata dapat lebih baik dalam mengendalikan asma dibandingkan kelompok yang tidak berolahraga.

Jenis Aktivitas Fisik Untuk Penderita Asma

Perlu diketahui bahwa olahraga yang tidak tepat dapat memicu terjadinya asma, sehingga banyak penderita asma yang enggan untuk melakukan aktivitas fisik jadi lebih baik dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dokter. Untuk prinsip olahraga pada penderita asma yaitu:

  • Latihan pernafasan untuk meningkatkan efisiensi fase ekspirasi.
  • Mengurangi aktivitas dada bagian atas.
  • Melatih pernafasan diafragma
  • Merelaksasikan otot yang tegang.
  • Meningkatkan fleksibilitas otot pernafasan

Kapan Dianjurkan Berolahraga Pada Penderita Asma?

  • Sewaktu tidak mengalami serangan.
  • Sambil melakukan aktivitas sehari-hari, seperti: jalan kumulatif 60 menit, terengah 20 menit, stretching, olahraga penguatan otot dan olahraga pernafasan.
  • Sambil menunggu antrian atau kemacetan dapat melakukan latihan pernafasan perut.

Jenis dan Lama Olahraga

  • Olahraga pernafasan disertai relaksasi-meditasi.
  • Olahraga kebugaran: jalan, bersepeda, renang, senam dan lain-lain.

Durasi Olahraga

  • Lama latihan: pemanasan 5-10 menit, inti 20 menit, pendinginan 5-10 menit.
  • Frekuensi latihan: 3-5 kali per minggu
  • Beratnya latihan: 2 menit terengah diikuti 4 menit istirahat aktif, terutama pengaturan nafas dan relaksasi otot pernafasan. Sesuaikan dengan kondisi tubuh.

Itulah ladies jadi mitos ya mengenai penderita asma yang tidak boleh berolahraga.  Olahraga yang rutin dilakukan disertai dengan pola makan yang benar dapat membantu meningkatkan status kesehatan serta mengendalikan status gizi penderita asma. Adapun hal yang harus diperhatikan bagi penderita asma sebelum berolahraga yaitu perut berisi tapi tidak penuh, minum air putih sebelum, saat dan setelah berolahraga, membawa obat semprot untuk sesak nafas sebagai antisipasi exercise induced asthma.

 

Sumber:

Sirpa dkk. 2020. “Association between regular exercise and asthma control among adults: The population-based Northern Finnish Asthma Study”. https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0227983

Kushartanti Wara, 2016. Olahraga pada Penderita Asma Bronkhiale. Yogyakarta : Universitas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.

Ryan. https://apki.or.id/bolehkah-penderita-asma-berolahraga/