Benarkah Merokok Bikin Kurus? Simak Fakta Berikut!

"Ladies, rokok dipercaya bisa membuat seseorang memiliki tubuh yang kurus, sehingga kerap kali dijadikan jalan pintas dalam menurunkan berat badan. Tapi, apakah benar demikian?"

Kandungan rokok

Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar dan dihisap dan/ atau dihirup asapnya, termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu, rokok elektrik, atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan. Dalam sebatang rokok, terkandung berbagai bahan kimia berbahaya. Diketahui ada 69 bahan kimia yang terkandung dalam rokok yang bisa menyebabkan kanker. Berikut bahan-bahan yang umumnya terkandung dalam sebatang rokok:

  • Aseton – ditemukan dalam penghapus cat kuku
  • Asam asetat – bahan pewarna rambut
  • Amonia – pembersih rumah tangga biasa
  • Arsenik – digunakan dalam racun tikus
  • Benzena – ditemukan dalam semen karet dan bensin
  • Butana – digunakan dalam cairan yang lebih ringan
  • Kadmium – komponen aktif dalam asam baterai
  • Karbon monoksida – dilepaskan dalam asap knalpot mobil
  • Formaldehida – cairan pembalseman
  • Hexamine – ditemukan dalam cairan korek api barbekyu
  • Timbal – digunakan dalam baterai
  • Naftalena – bahan dalam kapur barus
  • Metanol – komponen utama bahan bakar roket
  • Nikotin – digunakan sebagai insektisida
  • Tar – bahan untuk pengaspalan jalan
  • Toluena – digunakan untuk membuat catButane (Bahan Bakar Korek Api)

Rokok dan pengaruhnya pada berat badan

Berat badan ditentukan oleh keseimbangan antara asupan kalori dan pengeluaran energi. Merokok dipercaya bisa memengaruhi berat badan seseorang, karena dianggap bisa menekan nafsu makan dan meningkatkan metabolisme. Ditambah banyak orang yang merokok memiliki tubuh yang lebih kurus, dan ketika mereka berhenti merokok berat badan mereka bertambah. Hal ini membuat banyak orang menjadikan rokok sebagai alternatif dalam menurunkan berat badan.

Merokok menurunkan berat badan

Merokok memang dapat menurunkan berat badan. Namun, mekanisme merokok dalam menurunkan berat badan ini sangat kompleks dan tidak sepenuhnya dipahami. Akan tetapi, diketahui, penurunan berat badan ini merupakan efek dari nikotin yang terkandung di dalam rokok. Nikotin menyebabkan penurunan berat badan dengan meningkatkan tingkat metabolisme istirahat (resting metabolic rate/ RMR) dan menekan nafsu makan.

Seperti banyak obat antiobesitas, nikotin merupakan agen simpatomimetik, yang meningkatkan pengeluaran energi melalui aksi pada jaringan perifer dan melalui regulasi metabolisme di otak. Nikotin dapat meningkatkan thermogenesis (produksi panas) di jaringan lemak, sehingga metabolisme meningkat.

Penelitian menunjukkan bahwa, merokok sebatang rokok dengan kandungan nikotin 0.8 mg, meningkatkan metabolisme hingga 3% dalam waktu 30 menit. Sementara merokok 4 batang rokok meningkatkan metabolisme istirahat hingga 3.3% selama 3 jam. Merokok 24 batang dalam 1 hari meningkatkan total pengeluaran energi dari 2230 menjadi 2445 kkal/ hari. Peningkatan sekitar 200 kkal/ hari nampaknya kecil. Namun, dengan asumsi bahwa tidak ada perubahan dalam asupan kalori, peningkatan pengeluaran energi yang disebabkan nikotin ini dapat mengakibatkan hilangnya 10 kg berat badan selama 1 tahun.

Nikotin dapat meningkatkan pelepasan hormon norepinefrin, dopamin, dan serotonin oleh sistem saraf pusat. Hormon-hormon ini dapat menekan nafsu makan sekaligus meningkatkan laju metabolisme. Sehingga dapat menyebabkan penurunan berat badan

Merokok juga dapat meningkatkan berat badan

Nikotin yang terkandung dalam rokok bisa memicu terjadinya resistensi insulin. Resistensi insulin dikaitkan dengan perubahan komposisi tubuh, termasuk peningkatan lemak visceral (lemak perut). Perokok memiliki persentase lemak visceral yang lebih tinggi dibandingkan dengan lemak total dan akibatnya rasio pinggang-pinggul lebih tinggi daripada bukan perokok. Hubungan antara merokok dan peningkatan lemak visceral ini dikaitkan dengan meningkatnya estost kortisol.

Peningkatan hormon kortisol menyebabkan semakin banyak trigliserida yang dimobilisasi dari penyimpanan ke sel lemak visceral. Ini membuat akumulasi lemak visceral. Sementara itu, peningkatan lemak visceral juga bisa disebabkan ketidakseimbangan hormon seks pada wanita dan pria yang merokok. Pada wanita perokok, kadar androgennya lebih tinggi dan bioavailabilitas estrogennya lebih rendah dibanding wanita yang tidak merokok. Ketidakseimbangan hormon ini menyebabkan terjadinya peningkatan lemak visceral. Sementara pada pria, merokok bisa menyebabkan penurunan kadar hormon testosteron, ini menyebabkan terjadinya peningkatan massa lemak visceral.

Tak hanya itu, ternyata perokok berat (merokok lebih dari 20 batang rokok per hari) justru cenderung lebih berisiko mengalami kegemukan dan obesitas. Hal ini mungkin terjadi karena perokok berat cenderung memiliki gaya hidup yang tidak sehat, seperti aktivitas fisik yang rendah, diet yang tidak sehat, asupan alkohol yang tinggi, dibandingkan perokok ringan atau bukan perokok.

Berhenti merokok menyebabkan peningkatan berat badan

Ketika perokok berhenti merokok, hilangnya efek dari nikotin yang bisa menyebabkan peningkatan metabolisme dan menekan nafsu makan sering disertai dengan peningkatan asupan kalori, tapi tidak dengan peningkatan aktivitas fisik. Tidak heran jika orang yang berhenti merokok mengalami peningkatan nafsu makan yang berkontribusi pada penambahan berat badan, apalagi jika tidak diimbangi dengan pengeluaran energi.

Peningkatan berat badan pasca berhenti merokok sebenarnya merupakan sesuatu yang bisa dikontrol. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pemberian konseling untuk mengurangi kekhawatiran penambahan berat badan pasca merokok dan diet kontrol berat badan bisa membantu mengurangi penambahan berat badan pasca berhenti merokok.

Apakah rokok pilihan yang tepat untuk menurunkan berat badan?

Ladies, merokok merupakan salah satu penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian di seluruh dunia. Lebih dari 8 juta orang di dunia meninggal setiap tahunnya akibat rokok, lebih dari 7 juta  kematian tersebut diakibatkan oleh penggunaan rokok secara langsung (perokok aktif), sementara 1.2 juta akibat paparan rokok (perokok pasif).

Merokok berbahaya bagi kesehatan, diantaranya bisa menyebabkan kanker paru, kanker mulut dan tenggorokan, serangan jantung, stroke, hingga disfungsi ereksi (impoten), dll).

Meskipun merokok bisa memberikan efek menekan nafsu makan dan meningkatkan metabolisme yang membantu dalam menurunkan berat badan. Akan tetapi bukti menunjukkan bahwa merokok juga bisa menyebabkan peningkatan lemak visceral. Selain itu, rokok justru memberikan lebih banyak dampak negatif bagi kesehatan. Maka dari itu, jika kamu ingin menurunkan berat badan, carilah cara lain yang lebih sehat, seperti melakukan diet sesuai Gizi Seimbang dan melakukan olahraga secara teratur.

Apabila ada orang disekitarmu yang ingin berhenti merokok, berikan dukungan padanya dan bantu ia menghilangkan kekhawatirannya akan penambahan berat badan yang mungkin terjadi pasca berhenti merokok.

 

Sumber:

American Lung Association. (Tanpa Tahun). What’s In a Cigarette?. [online] Tersedia di: <https://www.lung.org/quit-smoking/smoking-facts/whats-in-a-cigarette> [Diakses pada 12 November 2021].

Aronson, D. (2009). Cortisol — Its Role in Stress, Inflammation, and Indications for Diet Therapy. [online] Tersedia di: <https://www.todaysdietitian.com/newarchives/111609p38.shtml> [Diakses pada 12 November 2021].

Audrain-McGovern, J. and Benowitz, N., 2011. Cigarette Smoking, Nicotine, and Body Weight. Clinical Pharmacology & Therapeutics, 90(1), pp.164-168.

Chiolero, A., Faeh, D., Paccaud, F. and Cornuz, J., 2008. Consequences of smoking for body weight, body fat distribution, and insulin resistance. The American Journal of Clinical Nutrition, 87(4), pp.801-809.

Kemenkes RI. (Tanpa Tahun). InfoDATIN: Perilaku Merokok Masyarakat Indonesia Berdasarkan Riskesdas 2007 dan 2013.

Kemenkes RI. (2021). Peringati Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Kemenkes Targetkan 5 Juta Masyarakat Berhenti Merokok. [online] Tersedia di: <https://www.kemkes.go.id/article/view/21060100002/peringati-hari-tanpa-tembakau-sedunia-kemenkes-targetkan-5-juta-masyarakat-berhenti-merokok.html> [Diakses pada 12 November 2021].

WHO. (2021). Tobacco. [online] Tersedia di: <https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tobacco> [Diakses pada 12 November 2021].