INI DIA ALASAN RESOLUSI DIET KAMU GAGAL

Ladies, tidak terasa kita sudah memasuki penghujung tahun, yang artinya kita akan menyambut tahun baru. Memasuki awal tahun baru, biasanya banyak orang yang membuat berbagai resolusi untuk dicapai di tahun tersebut, termasuk resolusi diet. Sayangnya, seringkali resolusi itu hanya jadi wacana, dan akhirnya gagal tercapai.

Berikut ini beberapa alasan yang menjelaskan mengapa resolusi diet kamu gagal.

1. Terlalu terobsesi dengan berat badan

Salah satu tujuan diet yang biasanya dijadikan sebagai resolusi tahun baru ialah perubahan berat badan, terutama penurunan berat badan. Padahal, angka timbangan saja tidak bisa menjadi indikator keberhasilan diet yang dijalani.

Tidak ada salahnya memang menjadikan penurunan berat badan sebagai resolusi diet. Tapi, terkadang terlalu fokus pada angka timbangan hanya akan membuatmu frustasi ketika menghadapi fase plateau, yaitu fase di mana berat badan stagnan di angka tertentu dan tidak mengalami perubahan meskipun sudah melakukan diet dan olahraga teratur. Alhasil, kamu jadi mudah menyerah dalam menjalani diet.

Maka dari itu, janganlah kamu hanya berfokus dan terobsesi pada angka berat badan. Namun, perhatikan pula komposisi tubuhmu seperti massa lemak, massa otot, dan lemak visceral. Serta rasakan manfaat yang kamu peroleh setelah menjalani diet sehat, seperti tubuh menjadi lebih sehat dan bugar, serta mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik.

2. Menginginkan hasil cepat dengan cara instan

Tak sedikit orang yang memiliki resolusi diet ingin mendapatkan perubahan berat badan yang cepat dengan cara instan. Sehingga mereka kerap tergiur dengan metode diet ekstrem yang katanya bisa menurunkan berat badan dalam jumlah besar secara cepat. Sayangnya, diet ekstrem ini tidak bisa diterapkan jangka panjang dan tidak baik untuk kesehatan.

Diet ekstrem cenderung dilakukan dengan pembatasan yang sangat ketat, seperti asupan kalori yang sangat minim (kurang dari 1.000 kkal sehari), adanya larangan makan ini dan itu, olahraga keras, dsb. Selain itu, umumnya perubahan diet dilakukan secara drastis, seperti mengurangi asupan kalori dalam jumlah besar secara drastis, atau hanya makan sekali sehari.

Diet ekstrem memang bisa menurunkan berat badan dengan cepat, tapi umumnya hanya bersifat sementara dan akan kembali naik dengan cepat.  Selain itu, pembatasan asupan kalori yang sangat ketat, akan menyebabkan beberapa masalah, seperti ketidakseimbangan produksi hormon pengatur nafsu makan, penurunan massa otot, kurang fokus, dan kurang berenergi.

Baca :   Clean Eating, Rahasia Diet Prilly Latuconsina Turunkan BB hingga 12 kg

Ingat ladies, diet itu membutuhkan proses dan tidaklah instan. Untuk itu ladies, alih-alih menurunkan berat badan dengan cepat, ada baiknya mulai diet dengan mengurangi asupan kalori secara perlahan dan bertahap dan sesuaikan dengan diet gizi seimbang. Konsultasikan kebutuhan dietmu bersama Alhi Gizi agar diet kamu lebih tepat dan sehat, serta dapat diterapkan dan memberikan hasil yang bertahan jangka panjang.

3. Tidak memerhatikan pemilihan makanan

Beberapa orang menganggap bahwa diet penurunan berat badan cukup dilakukan dengan mengurangi porsi makan atau asupan kalori saja. Padahal, diet bukan hanya perlu memerhatikan kuantitas saja, kualitas makanan pun penting diperhatikan. Pasalnya, pemilihan jenis makanan bisa memengaruhi keberhasilan dietmu. Misalnya, jika kamu memperbanyak makan makanan utuh yang minim proses seperti sayur dan buah yang kaya serat, itu akan memberikan rasa kenyang lebih lama, sehingga kamu terhindar dari risiko makan berlebih. Sementara, ketika kamu lebih banyak mengonsumsi makanan tinggi lemak dan gula, itu akan membuatmu mudah merasa lapar. Di samping itu, konsumsi makanan tinggi lemak dan gula tidak baik untuk kesehatan, sebab bisa memicu masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung, diabetes, stroke, kolesterol, dsb. Untuk itu ladies, selain menjaga asupan kalori agar tidak berlebih, perhatikan pula pemilihan makanan kamu ya. Usahakan makan sesuai gizi seimbang, di mana ada sumber karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral yang cukup. Namun, bukan berarti kami tidak boleh mengonsumsi makanan atau minuman manis atau yang berlemak ya, boleh saja, tapi dibatasi agar tidak berlebihan.

4. Kurang tidur

Ladies, tahukah kamu kalau kurang tidur ternyata bisa menggagalkan diet kamu lho? Kurang tidur bisa mengganggu produksi hormon yang mengatur nafsu makan, sehingga menyebabkan nafsu makan meningkat dan cenderung menginginkan makanan manis dan berlemak. Alhasil asupan makan bisa berlebih dan menggagalkan dietmu. Selain itu, kurang tidur juga memiliki dampak negatif bagi kesehatan, termasuk penurunan imunitas tubuh, kurang fokus dan kurang berenergi sehingga kurang produktif dalam menjalani aktivitas. Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan tidur yang cukup. Orang dewasa dianjurkan untuk tidur 7 – 9 jam sehari ya ladies.

5. Olahraga yang salah

Olahraga merupakan salah satu cara yang tepat untuk membakar kalori dan menurunkan berat badan. Sayangnya, beberapa orang kerap melakukan kesalahan saat berolahraga. Beberapa orang yang memulai diet, kerap melakukan perubahan olahraga secara drastis, di mana mereka secara tiba-tiba mengubah pola aktivitas fisiknya dari yang sebelumnya tidak berolahraga sama sekali, menjadi berolahraga keras dalam durasi yang lama (> 1 jam) dan frekuensi yang sering, bahkan setiap hari. Padahal, olahraga ada aturannya ladies. Misalnya, kita dianjurkan melakukan latihan intensitas sedang 150 – 300 menit per minggu atau latihan kardio intensitas tinggi 75 – 150 menit per minggu. Dan latihan kekuatan setidaknya 2 kali seminggu atau lebih. Serta pastikan tubuh mendapatkan istirahat untuk pemulihan otot. Kamu bisa berikan jeda satu hari di antara waktu latihanmu. Namun, bagi kamu yang belum terbiasa berolahraga bisa memulai secara perlahan dan bertahap. Tidak perlu terburu-buru dalam memulai.

Baca :   Diabetes: Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

Selain itu, beberapa orang kerap melakukan olahraga yang monoton alias itu-itu saja. Ini bisa membuat tubuh mengalami kebosanan, yang bisa mengarah ke kondisi plateau. Untuk itu, variasikan olahraga yang kamu lakukan, termasuk jenis dan intensitasnya, misalnya kamu bisa menggabungkan HIIT dengan latihan beban. Menggabungkan 2 latihan ini akan membantu tubuh membakar lebih banyak kalori bahkan dalam keadaan istirahat sekalipun.

Di samping itu, beberapa orang juga kerap menjadikan olahraga sebagai hukuman. Misalnya seperti ketika kamu habis makan makanan dalam jumlah besar. Lantas kamu melakukan olahraga keras untuk membakar lebih banyak kalori. Menjadikan olahraga sebagai hukuman tidaklah baik, sebab itu akan membuatmu terasa berat melakukannya. Jadikan olahraga sebagai kebiasaanmu dan bagian dari keseharianmu, bukan hanya sebagai hukuman.

6. Tidak konsisten

Saat membuat resolusi diet di awal tahun, rasanya begitu semangat dan yakin untuk mencapai tujuan. Namun, terkadang rasa semangat itu hanya bertahan di awal saja dan perlahan luntur seiring berjalannya waktu. Apalagi jika lingkungan sekitarmu tidak mendukung. Ini bisa memengaruhi konsistensi dalam menjalani diet dan olahraga. Padahal, konsistensi itu adalah kunci utama keberhasilan diet lho ladies. Dalam menjalani perubahan pola hidup sehat, perlu dilakukan secara konsisten. Karena dengan konsisten, kamu akan terbiasa dengan pola makan dan pola aktivitas fisik yang baru, sehingga seiring waktu akan menjadi kebiasaan dan menjadi bagian dari keseharianmu. Untuk menjadikan pola hidup baru menjadi bagian dari gaya hidup memanglah tidak instan, tapi membutuhkan waktu. Diperlukan setidaknya 18 – 254 hari untuk membentuk kebiasaan baru dan dibutuhkan rata-rata 66 hari agar perilaku baru menjadi otomatis.

Baca :   Viral, Diet Kopi Americano Jadi Tren Diet Baru

Untuk bisa konsisten dalam menjalani diet, bukan hanya memerlukan kemauan dari dalam diri, tapi juga butuh dukungan dari orang sekitar, seperti keluarga atau teman. Kenapa? Karena seringkali preferensi makanmu dipengaruhi oleh orang terdekat, yang mana ini bisa mengganggu diet kamu. Selain itu, dengan memeperoleh dukungan dari orang sekitar, kamu akan lebih bersemangat dalam mencapai tujuanmu. Untuk itu, berikan penjelasan kepada orang terdekatmu bahwa kamu sedang melakukan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat, dan mintalah dukungan dari mereka. Jika perlu, ajak mereka melakukan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat.

Ladies, itulah beberapa alasan mengapa resolusi diet kamu gagal. Jika kamu hendak membuat resolusi diet untuk tahun berikutnya, kamu bisa terapkan tips berikut ya:

  • Buat goals yang realistis
  • Mulai diet dan olahraga secara perlahan dan bertahap
  • Hindari terlalu fokus pada berat badan
  • Perhatikan komposisi tubuhmu (massa lemak, lemak visceral, massa otot)
  • Perhatikan pemilihan jenis makanan, utamakan makanan utuh dan minim proses, kurangi makanan olahan tinggi lemak, gula, dan garam
  • Cukup istirahat, 7 – 9 jam sehari
  • Cukupi kebutuhan air minimal 8 gelas sehari
  • Lakukan olahraga secara teratur (latihan kardio 150 – 300 menit seminggu dan 2-3x latihan beban seminggu)
  • Konsultasi dengan Ahli Gizi dan Fitness Trainer

Ingat ladies, diet bukan hanya sebatas pada angka berat badan saja. Lebih dari itu, diet sehat akan membuat tubuhmu lebih sehat, sehingga kamu lebih produktif dalam menjalani keseharianmu di tahun yang baru.

Sumber:

Frothingham, S. (2019). How long Does It Take for a New Behavior to Become Automatic?. [online] Tersedia di: https://www.healthline.com/health/how-long-does-it-take-to-form-a-habit

Morris, N. (2022). Doctor reveals why 80% of New Year diet resolutions fail. [online] Tersedia di: https://metro.co.uk/2022/01/04/doctor-reveals-why-80-of-new-year-diet-resolutions-fail-15862000/

Newsom, R. (2022). Diet and Exercise and Sleep. [online] Tersedia di: https://www.sleepfoundation.org/physical-health/diet-exercise-sleep

Nutrisense. (2022). 10 Health Mistakes That are Ruining Your Diet Resolutions. [online] Tersedia di: https://www.nutrisense.io/blog/10-health-mistakes-that-are-ruining-your-diet-resolutions

U.S. Department of Health and Human Services. Physical Activity Guidelines for Americans, 2nd edition. Washington, DC: U.S. Department of Health and Human Services; 2018. https://health.gov/sites/default/files/2019-09/Physical_Activity_Guidelines_2nd_edition.pdf 

Artikel Lainnya