MANFAAT KROKOT DARI MENCEGAH PENYAKIT HINGGA DIET

Ladies, apa kamu pernah mendengar atau mengetahui jenis tanaman yang bernama krokot? Krokot termasuk tanaman sukulen hijau yang ditemukan di seluruh dunia. Krokot seringkali dianggap sebagai gulma, namun bukan berarti krokot tidak memiliki manfaat. Faktanya, krokot ini bisa dikonsumsi dan memiliki kandungan gizi yang bermanfaat bagi kesehatan loh ladies. Apa saja manfaatnya? Simak ulasan berikut yuk!

Kandungan Gizi Krokot

Krokot atau Portulaca oleracea merupakan tanaman berdaun hijau yang kemungkinan besar berasal dari wilayah Mediterania. Tanaman ini banyak dimakan di wilayah Eropa, Asia, Timur Tengah, dan Afrika. Krokot memiliki rasa sedikit asam dan asin. Seluruh bagian tanaman, termasuk daun, batang, bunga dan biji dapat dimakan dan telah digunakan selama ribuan tahun dalam berbagai variasi, termasuk sebagai obat. Tanaman ini biasa tumbuh liar di berbagai habitat termasuk kebun, ladang, ataupun pekarangan rumah.

Krokot sering dibuang begitu saja karena dianggap sebagai gulma, padahal ada berbagai manfaat gizi yang terkandung di dalamnya. Menurut FoodData Central U.S Departement of Agriculture dalam 1 cangkir (43 g) krokot mengandung zat gizi seperti berikut:

  • Air: 39.9 g
  • Kalori: 8.6 kkal
  • Protein: 0.873 g
  • Lemak Total: 0.155 g
  • Karbohidrat: 1.46 g
  • Kalsium: 28 mg
  • Zat Besi: 0.856 mg
  • Magnesium: 29.2 mg
  • Fosfor: 18.9 mg
  • Kalium: 212 mg
  • Natrium: 19.4 mg
  • Zink: 0.073 mg
  • Tembaga: 0.049 mg
  • Mangan: 0.13 mg
  • Selenium: 0.387 µg
  • Vitamin C: 9.03 mg
  • Vitamin B1: 0.02 mg
  • Vitamin B2: 0.048 mg
  • Vitamin B3: 0.206 mg
  • Vitamin B5: 0.015 mg
  • Vitamin B6: 0.031 mg
  • Vitamin A: 568 IU

Krokot juga merupakan salah satu tanaman yang kaya akan kandungan asam lemak omega-3 dan antioksidan. Krokot kaya akan kandungan asam α-linolenat yang merupakan asam lemak omega-3 esensial yang berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan, serta untuk mencegah penyakit kardiovaskular dan menjaga sistem imun. Dalam 100 g (2 1/3 cangkir) krokot mengandung sekitar 300 – 400 mg asam α-linolenat. Kandungan asam lemak omega-3 pada krokot lima kali lebih tinggi dibandingkan pada bayam.

Baca :   Yuk Cari Tahu 10 Makanan Sumber Serat Terbaik untuk Diet!

Krokot mengandung antioksidan seperti α-tokoferol, asam askorbat, dan beta-karoten. Kandungan α-tokoferol dan asam askorbat pada krokot lebih tinggi dibandingkan dengan bayam. Dimana dalam 100 g krokot liar yang segar mengandung 8.2 mg α-tokoferol dan 23 mg asam askorbat, sementara pada bayam hanya 1.8 mg α-tokoferol dan 21.7 mg asam askorbat. Namun, untuk kandungan beta-karotennya bayam lebih unggul. Krokot liar segar mengandung beta-karoten 2.2 mg/100g, sementara pada bayam segar 3.3 mg/100 g.

Manfaat Krokot

Krokot memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Manfaat krokot tak lepas dari kandungan gizi yang ada di dalamnya. Berikut ini beberapa manfaat yang bisa kamu dapatkan dengan mengonsumsi krokot.

Meningkatkan Kesehatan Jantung

Penelitian menunjukkan konsumsi asam lemak omega-3 dapat membantu mengurangi kadar kolesterol jahat (LDL). Hal ini membantu dalam menjaga keseimbangan kadar kolesterol di dalam darah. Krokot merupakan salah satu makanan yang kaya akan omega-3. Mengonsumsi makanan yang kaya akan omega-3 terbukti secara signifikan menurunkan risiko penyakit kardiovaskular, termasuk aterosklerosis, sehingga mengurangi risiko terkena serangan jantung dan stroke. Krokot juga mengandung sejumlah kecil eicosapentaenoic acid (EPA) yang biasanya hanya ditemukan pada makanan seperti seafood atau produk fortifikasi. Menurut National Institutes of Health, konsumsi makanan yang mengandung EPA dan DHA dapat membantu menurunkan kadar trigliserida.

Kalium yang ditemukan dalam krokot juga dapat membantu menurunkan tekanan darah karena sifatnya sebagai vasodilator, melebarkan pembuluh darah dan mengurangi ketegangan pada jantung. Selain itu, kandungan zat besi dan tembaga yang tinggi dalam krokot juga dapat membantu merangsang produksi sel darah merah. Kedua mineral ini berperan penting dalam meningkatkan sirkulasi dengan meningkatkan pasokan oksigen ke seluruh tubuh.

Membantu Penurunan Berat Badan

Krokot mengandung kalori yang kecil, yakni hanya 20 kkal per 100 g krokot. Namun, memiliki nilai gizi yang tinggi, termasuk serat, sehingga krokot sangat cocok untuk dimasukan ke dalam pilihan menu dietmu. Menurut sebuah penelitian pada hewan pengerat yang diterbitkan dalam Malaysian Journal of Nutrition, ekstrak krokot terbukti memiliki efek anti-obesitas dan anti-diabetes. Penelitian lain juga menunjukkan konsumsi biji krokot yang ditambahkan ke dalam satu cangkir yogurt rendah lemak selama lima minggu secara signifikan menunjukkan penurunan berat badan dan indeks massa tubuh.

Baca :   Yuk Join WRP Power Partner dan Dapatkan Cuan Melimpah!

Menguatkan Tulang

Mineral yang terkandung dalam krokot dapat menjadikannnya pilihan yang sehat bagi orang yang ingin mengurangi pengeroposan tulang. Kalsium, magnesium, zat besi, dan mangan merupakan mineral yang diperlukan untuk mengembangkan jaringan tulang dan mempercepat proses penyembuhan tulang. Krokot juga memiliki potensi anti-inflamasi yang dapat membantu dalam mencegah osteoporosis.

Mengurangi Risiko Kanker

Krokot mengandung sejumlah vitamin yang memiliki sifat antioksidan seperti vitamin C, dan antioksidan lainnya seperti α-tokoferol, asam askorbat, dan beta-karoten yang tinggi. Antioksidan bermanfaat dalam menangkal radikal bebas, mencegah kerusakan sel, dan mengurangi risiko penyakit kanker.

Cara Aman Mengonsumsi Krokot

Hampir seluruh bagian tanaman krokot bisa dikonsumsi, mulai dari daun, batang, bunga, dan bijinya. Krokot sendiri memiliki rasa sedikit asam dan asin, dan memiliki terkstur yang renyah namun segar, baik dikonsumsi mentah atau dimasak. Sebelum dikonsumsi, jangan lupa untuk mencuci bersih krokot dengan air bersih yang mengalir.

Jika ingin mengonsumsi mentah, kamu bisa memotong dan membuang bagian batang yang tebal dan berkayu, tapi tetap pertahankan bagian yang lembut untuk mendapatkan manfaat EPA di dalamnya. Kamu bisa menaburi krokot dengan minyak zaitun, jus lemon, garam dan merica, dengan ditambah bawang putih untuk membuat salad krokot. Kamu bisa mengkombinasikannya dengan lobak atau mentimun. Sementara jika kamu ingin mengonsumsi dalam keadaan matang, kamu bisa memasak krokot dengan cara dikukus atau ditumis dengan sedikit minyak. Kandungan Vitamin C akan lebih baik jika dikonsumsi mentah, sementara untuk vitamin A yang larut dalam lemak, akan lebih baik diserap jika dimasak dengan sedikit minyak seperti minyak zaitun.

Krokot dapat bertahan selama 3 – 4 hari jika disimpan di dalam lemari pendingin, dan untuk menjaganya tetap segar kamu bisa membungkusnya dengan kertas atau plastik.

Baca :   10 Pilihan Camilan Sehat dan Enak untuk Kamu yang Sedang Diet

Adakah Efek Samping Mengonsumsi Krokot?

Tidak ada laporan yang mempublikasikan mengenai alergi atau efek samping dari konsumsi krokot. Namun, krokot mengandung asam oksalat, yaitu zat alami yang ditemukan di banyak sayuran hijau dan beberapa buah serta sayuran lainnya yang dikaitkan dengan pembentukan batu ginjal. Krokot mengandung asam oksalat sekitar 30% lebih tinggi dibandingkan bayam. Bagi kebanyakan orang, kandungan oksalat tidap perlu dikhawatirkan, akan tetapi bagi kamu dengan riwayat batu ginjal ada baiknya berhati-hati asaat mengonsumsi krokot, terutama bijinya. Biji krokot cenderung memiliki kadar oksalat yang lebih tinggi dibanding bagian tanaman yang lain.

Ladies, istilah don’t judge a book by its cover rupanya berlaku juga untuk krokot. Kita tidak boleh memandang remeh krokot hanya karena dikenal sebagai gulma, karena nyatanya krokot kaya akan kandungan zat gizi dan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan termasuk membantu diet penurunan berat badan, mencegah dan mengurangi risiko berbagai penyakit seperti kanker, penyakit jantung, dan penyakit kardiovaskular lainnya.

Sumber:

Esmaillzadeh, A., Zakizadeh, E., Faghihimani, E. and Saneei, P. (2015). The effect of purslane seeds on biomarkers of oxidative stress in diabetic patients: A randomized controlled cross-over clinical trial. International Journal of Preventive Medicine, 6(1), p.95.

FoodData Central USDA. (2018). Purslane, raw. [online] Tersedia di: <https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/169274/nutrients> [Diakses pada 5 Oktober 2021].

Hussein M, A. (2010). Purslane Extract Effects on Obesity-Induced Diabetic Rats Fed a High-Fat Diet. Mal J Nutr, 16(3), pp.419-429.

Organicfact.net. (2021). Purslane: Nutrition & Health Benefits. [online] Tersedia di: <https://www.organicfacts.net/health-benefits/vegetable/purslane.html> [Diakses pada 5 Oktober 2021].

Uddin, M., Juraimi, A., Hossain, M., Nahar, M., Ali, M. and Rahman, M. (2014). Purslane Weed (Portulaca oleracea): A Prospective Plant Source of Nutrition, Omega-3 Fatty Acid, and Antioxidant Attributes. The Scientific World Journal, 2014, pp.1-6.

Webmd. (2020). Health Benefits of Purslane. [online] Tersedia di: <https://www.webmd.com/diet/health-benefits-purslane#2> [Diakses pada 5 Oktober 2021].

Artikel Lainnya