“Beberapa orang mungkin memiliki masalah kegemukan atau obesitas yang disebabkan faktor keturunan atau genetik. Tapi, apakah gemuk karena keturunan tidak bisa diubah? Yuk simak penjelasan lengkapnya ladies!”
Ladies, pasti kamu pernah menemukan satu atau dua orang di dalam lingkungan pertemananmu yang memiliki masalah obesitas namun dia pasrah dan belum memiliki keinginan untuk menurunkan berat badan, dia merasa obesitas atau kegemukan yang dialami disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan maka usaha apapun baginya akan sia-sia.
“Percuma aku diet nanti juga gemuk lagi emang udah keturunannya aku gemuk”
Wah benar tidak yah faktor genetik berhubungan dengan obesitas, ladies?
Jadi ladies, memang gen gemuk itu benar adanya, salah satu gen gemuk disebut APO e gen. Gen tersebut juga yang menyebabkan sebagian orang cocok dengan suatu metode diet tertentu tetapi memiliki gen ini bukan berarti harus menyerah pada takdir juga. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa persentase pengaruh berat badan dari keturunan hanya sebesar 5-10%. Pengaruh faktor genetik terhadap berat badan dan IMT (Indeks Massa Tubuh) jauh lebih kecil dibandingkan pengaruhnya terhadap tinggi badan.
Lantas, kalau begitu kenapa kita masih menemukan satu keluarga dimana semua anggotanya obesitas?
Hal yang paling berpengaruh terhadap masalah di atas adalah Obesogenic Environtment, sebuah lingkungan dimana tanpa kita melakukan apapun, lingkungan tersebut sudah membuat kita tidak sehat atau mengalami penumpukan lemak. Nah untuk persentase pengaruhnya sendiri terhadap berat badan seseorang sebesar 40-70%, wah besar banget ya ladies.
Berikut faktor-faktor yang termasuk dalam Obesogenic Environtment adalah :
- Akses dan ketersediaan
Berada dalam lingkungan atau rumah yang sama membuat satu keluarga cenderung memiliki pola makan yang sama pula. Jadi, jika di satu keluarga terbiasa menghidangkan makanan yang tinggi lemak dan rendah serat, kulkas di dapur terisi penuh oleh camilan dan makanan manis, serta rutinitas olahraga yang jarang maka tak heran jika semua anggota keluarga di dalamnya bisa beresiko obesitas karena memang apa yang disediakan dalam rumah adalah akses termudah yang bisa mereka jangkau.
- Kondisi Sosial
Kondisi sosial seperti di lingkungan seperti apa kamu dibesarkan, budaya setempat serta adat yang ada di daerahmu akan turut mempengaruhi terhadap status gizimu. Seperti suku Bodi di Ethiopia Selatan yang memiliki tradisi unik yaitu kontes pria gemuk. Setiap keluarga di suku tersebut harus memberikan perwakilan untuk mengikuti kontes tersebut. Selama kontes tersebut, kontestan harus mengonsumsi campuran darah dan susu sapi dalam upaya meningkatkan berat badan agar dinobatkan sebagai pria tergemuk di sukunya. Pemenang kontes tersebut mendapatkan hadiah seumur hidup berupa kekaguman atau kebanggaan bagi Suku Bodi.
- Kondisi Ekonomi
Pendapatan dan kemampuan memenuhi kebutuhan hidup sudah jelas berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Biasanya masyarakat dari golongan bawah cenderung mengonsumsi makanan instan dan makanan olahan yang memiliki tinggi kalori, tinggi lemak dan rendah serat, tipe makanan tersebutlah yang memicu resiko terjadinya obesitas.
Jadi kesimpulannya, memiliki gen gemuk itu memang takdir tapi takdir yang masih bisa diubah, oleh karena itu jangan pernah menyalahkan orang tuamu. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal akses terbuka PLOS Medicine, kecenderungan obesitas dapat dikurangi sekitar 40 persen dengan berolahraga. Tentu saja diimbangi dengan pola makan yang berpedoman pada gizi seimbang, asupan kalori harian yang tidak melebihi kebutuhan kalori tubuh, membatasi konsumsi makanan manis dan tidak stress bisa membuat gen gemuk tersebut menjadi inactive.
Setelah membaca ini, jika di lingkunganmu mengalami permasalahan kegemukan karena faktor keturunan. Yuk, dimulai sekarang bantulah mereka dengan memberikan edukasi dan dukungan bahwa masih ada harapan bagi mereka memiliki tubuh yang ideal.
Spread Your Positive Energy Ladies!