Yuk Kenalan dengan Pemanis Nol Kalori Sukralosa!

Ladies, terlalu banyak mengonsumsi gula bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Hal itu, bisa menyebabkan kamu kegemukan dan obesitas, hingga terkena sejumlah masalah kesehatan, salah satunya diabetes mellitus.

Untuk alasan inilah, banyak orang yang beralih menggunakan pemanis buatan nol kalori, seperti sukralosa. Sukralosa aman untuk dikonsumsi, akan tetapi embel-embel ‘pemanis buatan’ yang menyertainya, membuat banyak orang bertanya-tanya apakah pemanis yang satu ini benar-benar aman untuk dikonsumsi atau tidak.

Nah, artikel kali ini akan mengupas tuntas seputar sukralosa, dan menjawab pertanyaan ladies terkait keamanannya untuk dikonsumsi. Yuk simak lengkapnya ladies!

Apa Itu Sukralosa?

Sukralosa merupakan pemanis buatan nol kalori. Sukralosa memiliki keunikan sendiri dibanding pemanis buatan lainnya karena terbuat dari gula. Sukralosa terbuat dari gula yang dimodifikasi secara kimia, di mana beberapa bagian alami dari molekul gula, yang disebut hidroksil diganti dengan klorin. Karena itulah, sukralosa bebas kalori dan juga memiliki rasa yang umumnya lebih disukai dibandingkan dengan pemanis buatan lainnya.

Sukralosa pertama kali ditemukan pada tahun 1976, ketika ilmuan di sebuah perguruan tinggi di Inggris yang diduga mengacaukan instruksi tentang pengujian suatu zat. Ia mencicipinya, dan menyadari bahwa itu sangat manis. Kemudian perusahaan Tate & Lyle dan Johnson & Johnson bersama-sama mengembangkan produk Splenda (merk untuk sukralosa). Itu mulai diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1999 dan menjadi salah satu pemanis yang paling populer di negara tersebut. Sukralosa bebas kalori, namun Splenda juga mengandung dekstrosa dan maltodekstrin, yang menyumbang kalori sekitar 3,36 kalori per gram. Meskipun demikian, total kalori dan karbohidrat yang disumbangkan Splenda untuk diet bisa diabaikan, karena hanya digunakan dalam jumlah yang sangat kecil.

Sukralosa memiliki tingkat kemanisan hingga 600 kali lebih manis dibandingkan gula dan tidak meninggalkan rasa pahit di lidah. Biasanya digunakan pada makanan yang dipanggang, minuman, permen karet, gelatin, dan dessert dari olahan susu.

Adakah Manfaat Kesehatan dari Sukralosa?

Sukralosa seringkali dijadikan pilihan pengganti gula bagi mereka yang memiliki penyakit diabetes. Hal ini karena sukralosa diklaim bebas kalori dan tidak memengaruhi kadar gula darah. Sebagian besar (sekitar 85%) sukralosa yang dikonsumsi tidak diserap oleh tubuh dan diekskresikan melalui feses. Sementara sejumlah kecil (15%) yang diserap tidak ada yang dipecah menjadi energi, oleh karena itu, sukralosa tidak memberikan kalori apapun. Semua sukralosa yang diserap tersebut akan diekskresikan dengan cepat melalui urin. Karena itulah sukralosa tidak menyebabkan kenaikan kadar gula darah seperti ketika kita mengonsumsi gula.

Meskipun demikian, nyatanya hal ini juga dipengaruhi oleh bagaimana masing-masing individu meresponsnya. Dilansir dari Healthline, pengaruh sukralosa terhadap kadar insulin dan gula darah bergantung pada kebiasaan masing-masing individu dalam mengonsumsi pemanis buatan, bukan hanya sukralosa saja. Mereka yang pernah atau terbiasa mengonsumsi pemanis buatan tidak akan mengalami perubahan kadar gula darah ataupun insulin. Peningkatan kadar insulin dan gula darah terkait penggunaan sukralosa ditemukan pada mereka yang tidak terbiasa mengonsumsi pemanis buatan.

Selain itu, karena sukralosa ini bebas kalori, membuatnya kerap dijadikan alternatif pengganti gula untuk manajemen berat badan. Bagi individu yang ingin mengurangi kalori dari makanan atau minuman manis, namun tetap ingin merasakan manis, bisa menjadikan sukralosa alternatif pemanisnya. Namun, baru-baru ini WHO mengeluarkan pernyataan bahwa konsumsi pemanis buatan tidak membantu diet control berat badan. Francesco Branca, WHO Director for Nutrition and Food Safety, mengatakan “Mengganti gula dengan pemanis buatan tidak membantu pengendalian berat badan dalam jangka Panjang. Orang perlu mempertimbangkan cara lain untuk mengurangi asupan gula, seperti mengonsumsi makanan dengan gula alami seperti buah, atau makanan dan minuman tanpa tambahan pemanis.”

Perlu dicatat ladies, mengganti gula dengan sukralosa hanya membantu kamu mengurangi asupan kalori dari gula. Sementara, untuk menurunkan berat badan perlu mengurangi asupan kalori secara keseluruhan, bukan hanya dengan mengganti gula saja.

Apakah Sukralosa Aman Dikonsumsi?

Penggunaan pemanis buatan sukralosa telah dinyatakan aman, baik oleh FDA (Food and Drug Association) maupun BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Meskipun dinyatakan aman, namun konsumsinya perlu diperhatikan agar tidak berlebihan. FDA sendiri menetapkan batas maksimum konsumsi sukralosa per orang per hari, yang dikenal sebagai ADI (Acceptable Daily Intake), yaitu 5 mg/kg berat badan per orang per hari. Jadi, jika kamu memiliki berat badan 60 kg, artinya batas maksimum konsumsi sukralosa per hari sebesar 300 mg.

Sama seperti kebanyakan pemanis buatan, konsumsi pemanis buatan yang berlebihan bisa mengurangi kepekaan akan rasa manis. Hal ini bisa membuat seseorang cenderung menginginkan makanan manis lebih banyak lagi, yang mana bisa memengaruhi asupan kalorinya. Selain itu, konsumsi pemanis buatan berlebihan juga bisa mengganggu pencernaan, seperti menyebabkan perut kembung dan bergas, hingga diare. Oleh karena itulah, perhatikan konsumsi sukralosa agar tidak berlebihan.

Di samping itu, WHO juga tidak merekomendasikan penggunaan pemanis buatan dalam jangka Panjang ya. Sebab, berdasarkan temuan WHO, penggunaan pemanis buatan jangka Panjang bisa meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes mellitus dan penyakit kardiovaskular.

Ladies, pemanis buatan nol kalori memang bisa menjadi alternatif pengganti gula. Namun, tetap perhatikan batas konsumsi amannya ya. Sebab, konsumsi berlebihan bisa menimbulkan dampak negatif.

 

Sumber:

Food and Drug Association. (2018). Additional Information about High-Intensity Sweeteners Permitted for Use in Food in the United States. [online] Tersedia di: https://www.fda.gov/food/food-additives-petitions/additional-information-about-high-intensity-sweeteners-permitted-use-food-united-states#sucralose

News-medical.net. (2019). Sucralose: Safety and Evidence. [online] Tersedia di: https://www.news-medical.net/health/Sucralose-Safety-and-Evidence.aspx

Palsdottir, H. (2020). Sucralose (Splenda): Good or Bad?. [online] Tersedia di: https://www.healthline.com/nutrition/sucralose-good-or-bad

WebMD. (2021). What to Know About Sucralose. [online] Tersedia di: https://www.webmd.com/diet/what-to-know-about-sucralose

WHO. (2023). WHO advises not to use non-sugar sweeteners for weight control in newly released guideline. [online] Tersedia di: https://www.who.int/news/item/15-05-2023-who-advises-not-to-use-non-sugar-sweeteners-for-weight-control-in-newly-released-guideline

Wilk, K., Korytek, W., Pelczyńska, M., Moszak, M., & Bogdański, P. (2022). The Effect of Artificial Sweeteners Use on Sweet Taste Perception and Weight Loss Efficacy: A Review. Nutrients, 14(6), 1261. https://doi.org/10.3390/nu14061261