Turunkan Berat Badan Dengan Diet Detox, Efektifkah?

Ladies, pembatasan makanan dengan melakukan diet merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk mencapai berat badan ideal. Diet yang berkembang saat ini sangat banyak dan salah satu diet yang populer dengan istilah detox atau mengeluarkan racun tubuh adalah diet detox. Diet detox di Indonesia diartikan sebagai modifikasi pola makan jangka pendek dengan intermittent fasting (diet puasa) dan diikuti dengan hanya mengonsumsi buah-buahan dan sayuran, minum jus atau infused water, membatasi konsumsi protein seperti daging, susu termasuk protein shake dan sering diikuti dengan konsumsi laksatif, diuretik, vitamin, mineral atau ‘cleansing foods’.

Detoksifikasi lain yang populer adalah dengan mengkonsumsi jus. Ada beberapa program diet jus, yaitu The Weekend Juice Blitz, The Juice Week, dan Juice for Life. The Weekend Juice Blitz merupakan diet meminum jus selama 2 hari dengan kombinasi empat jus setiap harinya disertai dengan mengkonsumsi makanan mentah untuk menjaga metabolisme tubuh. The Juice Week merupakan diet semiggu meminum jus dengan frekuensi 3-4 jus setiap harinya disertai makanan ringan. Juice for Life merupakan diet dengan mengkonsumsi jus setiap harinya secara rutin untuk melengkapi sarapan atau makan siang. Diet ini diklaim dapat menurunkan berat badan, membersihkan racun-racun dalam tubuh, dan membuat tubuh lebih fit dan sehat. Apakah benar seperti itu? Berikut faktanya ya ladies

  1. Tubuh Melakukan Detoksifikasi

Detoksifikasi adalah pembuangan racun secara alami dari tubuh oleh paru, hati dan ginjal. Jika tubuh dalam kondisi sehat organ tersebut bekerja efektif membuang zat yang tidak diperlukan oleh tubuh. Jadi sebenarnya kita bisa mendetoksifikasi sendiri ya ladies.

  1. Memiliki Efek Samping

Diet detox yang dibarengi puasa dengan asupan energi yang sangat rendah, pada sebagian orang akan memicu efek samping seperti pusing, lemas dan berkeringat dingin.

  1. Tidak Untuk Jangka Waktu Panjang

Studi menunjukkan bahwa diet detox ini hanya dapat diterapkan maksimal selama 7 hari. Lebih dari itu tidak disarankan karena diet ini sangat membatasi asupan kalori dan zat gizi penting. Diet yang membatasi energi terlalu parah menimbulkan risiko terjadinya periode semistarvasi yang dapat menyebabkan respons hiperfagik (makan berlebihan) dan peningkatan massa lemak di luar level awal. Studi menunjukkan diet pembatasan kalori berlebih tidak menghasilkan penurunan berat badan jangka panjang.

  1. Efek Tubuh Kekurangan Protein dan Lemak

Diet detox membatasi konsumsi sumber protein hewani termasuk protein shake serta asupan lemak. Kurangnya asupan lemak dan protein dapat mengganggu fisiologis tubuh. Lemak dalam tubuh berfungsi sebagai sturktural tubuh dan untuk mensintensis substansi esensial lain, misalnya fosfolipid membentuk membran sel; lipoprotein sebagai transportasi kolesterol; tromboplastin yang dibutuhkan darah untuk proses pembekuan; selubung mielin yang dapat mempercepat impuls saraf. Dan protein banyak digunakan sebagai enzim, fungsi lainnya termasuk dalam transportasi (hemoglobin), atau sebagai antibodi, senyawa proses pembekuan (fibrinogen), hormon (insulin), atau elemen kontraksi otot (aktin dan miosin). Beberapa protein-pun membentuk struktur tubuh, seperti kolagen, elastin, dan keratin. Kekurangan protein menyebabkan penurunan massa otot, kulit kering dan rambut rontok.

Penelitian terkait diet detox masih sangat sedikit dan banyak menimbulkan kontroversi. Bukti klinis-pun terkait manfaat diet detox sangat terbatas sehingga diperlukan penelitian lain. Oleh karena itu keefektifannya masih belum bisa ditentukan. Namun yang pasti diet ini tidak untuk jangka waktu panjang lebih dari 7 hari ya ladies. Diet yang adekuat harus memenuhi kebutuhan energi harian dan harus mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin dan air. Karbohidrat, protein dan lemak dibutuhkan tubuh untuk reaksi metabolisme dan sebagai pembentuk struktur tubuh seperti membrane sel. Air dibutuhkan tubuh sebagai media berbagai reaksi metabolisme seperti reaksi hidrolisis. Jumlah air yang dibutuhkan adalah 2- 3 liter per hari. Mineral dan vitamin merupakan komponen dari sistem enzim yang dibutuhkan untuk reaksi metabolisme.

 

Sumber:

Klein A V, Kiat H. 2015. “Detox diets for toxin elimination and weight management: A critical review of the evidence”. J Hum Nutr Diet ;28(6):675–86.

Zulfa dan Dian. 2019. “Diet Detox – Apakah sudah terbukti secara klinis?”. Jurnal Kedokteran Universitas Lampung.

San. 2017. “Are detox diets an effective strategy for obesity and oxidation management in the short term?”. JONNPR, 2(9).