Merasa Citra Diri Rendah? Itu Tanda Kamu Perlu Detoks Media Sosial

Ladies, pernahkah kamu membayangkan dirimu tidak menggunakan media sosial dalam kurun waktu tertentu? Hei tunggu dulu, apa bisa demikian?

Kamu bisa kok beristirahat sejenak dari menggunakan media sosial, dan rasakan manfaat yang kamu peroleh setelahnya. Tapi, bagaimana caranya? Yuk simak ulasan lengkap berikut!

Media Sosial dan Dampaknya

Di era digital seperti sekarang, rasanya sulit untuk tidak menggunakan media sosial. Mengecek media sosial agaknya sudah seperti aktivitas wajib setiap hari. Bahkan pada beberapa orang, mungkin mengecek media sosial adalah hal yang pertama kali dilakukan selepas bangun tidur. Banyak orang terus-menerus memeriksa ponsel atau perangkat lainnya untuk mencari notifikasi dan menghabiskan waktu menelusuri media sosial. Kegiatan ini terkadang sulit dihentikan, dan tanpa terasa kamu sudah menghabiskan waktu yang cukup lama bahkan hingga berjam-jam hanya untuk scrolling hal-hal yang terkadang tidaklah penting. Pada awal tahun 2022 tercatat ada sekitar 58,4% dari populasi di dunia menggunakan media sosial, dengan rata-rata pemakaian harian sekitar 2,5 jam.

Media sosial telah mengubah cara orang untuk berinteraksi, dan dapat membantu membangun jaringan dan koneksi di seluruh dunia. Namun di sisi lain, media sosial juga bisa memberikan dampak negatif, seperti sulit tidur, stres, dan masalah kesehatan mental lainnya.

Media sosial bisa membuat candu, di mana kita tertarik untuk terus membukanya karena tidak ingin melewatkan informasi atau momen tertentu. Sayangnya, sebuah penelitian di tahun 2020 menemukan bahwa rasa takut kehilangan momen atau dikenal sebagai FOMO (fear of missing out), mendorong penggunaan media sosial di malam hari, menyebabkan gangguan tidur dan kesulitan tidur. FOMO ini juga dapat menyebabkan kesepian, kecemasan dan depresi.

Tak hanya itu saja, media sosial juga kerap membuat kita membandingkan kesuksesan orang lain dengan apa yang sudah berhasil kita capai. Sehingga kerap menimbulkan kecemasan dan tekanan psikologis. Tekanan media sosial ini juga kerap membuat kita merasa rendah diri dan memiliki citra diri yang buruk. Dalam survey yang dilakukan pada tahun 2021 oleh ExpressVPN, 86% dari sampel 1.500 orang Amerika melaporkan bahwa media sosial secara langsung berdampak negatif pada kebahagiaan dan citra diri mereka.  Media sosial kerap menampilkan penampilan cantik yang ideal, namun seringkali tak masuk akal. Belum lagi berbagai metode diet ekstrem yang kerap dilakukan para influencer. Ini bisa membuat seseorang mengembangkan citra tubuh negatif, yang pada akhirnya akan meningkatkan risiko diet ekstrem yang tidak sehat dan risiko perkembangan gangguan makan, seperti anorexia nervosa dan bulimia nervosa.

Detoksifikasi Media Sosial

Nah, untuk mengurangi dampak negatif dari media sosial ini, perlu bagi kita untuk sesekali rehat atau beristirahat dari media sosial atau istilahnya detoksifikasi media sosial. Ini adalah waktu dimana seseorang berhenti menggunakan media sosial hingga tingkat yang berbeda-beda. Kamu bisa menentukan berapa lama waktu istirahat akan berlangsung dan platform media sosial mana saja yang termasuk di dalamnya.

Detoks media sosial termasuk menghapus salah satu atau seluruh platform media sosial, atau berhenti mem-follow akun yang membuat kamu mempertanyakan harga dirimu. Termasuk ketika kamu ingin menjauh dari semua platform media sosial selama satu minggu, satu bulan, atau hanya ingin membatasi penggunaannya maksimal 30 menit sehari.

Menurut sebuah penelitian, membatasi penggunaan media sosial hanya 30 menit sehari dapat membantu peningkatan kesehatan mental dan kesejahteraan. Peserta dalam penelitian tersebut melaporkan penurunan depresi dan kesepian ketika mereka mengurangi waktu yang dihabiskan di media sosial. Penelitian di tahun 2021 yang melibatkan 132 orang menemukan bahwa membatasi penggunaan media sosial selama seminggu meningkatkan kesejahteraan dengan mencegah masalah tidur. Penelitian lainnya yang melibatkan 68 mahasiswa menemukan bahwa sebagian besar mahasiswa melaporkan perubahan suasana hati yang positif, berkurangnya kecemasan, dan meningkatnya kualitas tidur selama dan segera setelah rehat dari media sosial.

Namun, manfaat membatasi media sosial tidak terjadi begitu saja dalam semalam. Dibutuhkan waktu setidaknya sekitar tiga minggu untuk mulai menyadari manfaat dari membatasi media sosial.

Tanda Kamu Perlu Istirahat dari Menggunakan Media Sosial

Berikut ini beberapa tanda yang menunjukkan bahwa kamu perlu istirahat dari media sosial. Jika kamu mengalami salah satu dari tanda-tanda berikut, mungkin sudah waktunya bagi kamu untuk beristirahat dari media sosial.

  • Menjadi sering kesal atau frustasi dengan postingan, komentar, atau topik yang sedang tren di media sosial.
  • Cenderung membandingkan kehidupan, tubuh, karier, hubungan, kesejahteraan, atau hal lain yang kamu miliki dengan orang lain di media sosial.
  • Memiliki kebiasaan memeriksa media sosial pertama kali setelah bangun tidur.
  • Menghabiskan banyak waktu di media sosial.
  • Kurang tidur atau sulit tidur.
  • Kehilangan fokus atau mengabaikan tugas.
  • Merasa tergoda untuk bersaing dengan orang lain di media sosial.
  • Tidak bisa menikmati apapun sebelum melakukan sesuatu tanpa mempostingnya di media sosial.

Tips Beristirahat dari Media Sosial

  1. Buatlah goals

Setiap orang memiliki kebutuhan unik dan memiliki tujuan yang berbeda-beda. Untuk itu buatlah goals kamu sendiri. Nah, beberapa perilaku berikut mungkin bisa membantumu mencapai tujuanmu, hindari terlibat dalam percakapan, topik, atau debat yang tidak sehat di media sosial, menahan diri dari scrolling hal-hal tak penting tanpa berpikir, menghentikan pengguanaan aplikasi tertentu selama beberapa hari, batasi penggunaan media sosial kurang dari 30 menit dalam sehari.

  1. Tentukan durasi istirahat dari media sosial

Kamu tidak harus berhenti dari semua platform media sosial secara langsung dalam kurun waktu yang lama. Kamu bisa mulai dari membatasi penggunaan media sosial kurang dari 30 menit sehari, kamudian saat mulai terbiasa cobalah tidak membuka sosial media selama 1 hari penuh, 2 hari, seminggu hingga 1 bulan. Ada baiknya mencoba istirahat dari media sosial saat akan berlibur. Rutinitas dan jadwal yang berbeda dapat memudahkan kamu untuk menjauh dari media sosial. Selain itu, kamu juga bisa lebih menikmati liburanmu tanpa terdistraksi oleh media sosial.

  1. Tentukan aplikasi manakah yang termasuk dalam detoksifikasi media sosial yang kamu jalani.

Kamu mungkin mendapati diri kamu secara refleks memeriksa aplikasi dan notifikasi media sosial. Cobalah untuk melihat kembali, aplikasi media sosial manakah yang kerap kali mengganggumu dan seringkali kamu buka. Mungkin kamu bisa mulai untuk menonaktifkan notifikasi dari aplikasi tersebut, sehingga kamu tidak tergoda untuk membukanya. Atau jika perlu kamu bisa menghapus aplikasi dari ponselmu atau bahkan menonaktifkan sementara akunmu.

  1. Beri tahu orang sekitar bahwa kamu akan beristirahat dari media sosial

Bisa mengkhawatirkan bagi orang terdekatmu, jika kamu tiba-tiba hilang atau absen dari media sosial. Kamu perlu mempertimbangkan untuk memberi tahu teman terdekatmu atau keluargamu tentang istirahat dari media sosial yang kamu lakukan, mereka mungkin akan memberikan dukungan untukmu.

  1. Cari kegiatan atau tugas untuk menggantikan media sosial

Hal yang sulit ketika kamu rehat dari media sosial mungkin adalah menghadapi kebosanan. Ya, banyak orang kerap mengatasi rasa bosannya dengan membuka media sosial. Tapi, tenang ladies, banyak kegiatan lain yang bisa kamu lakukan untuk menghadapi kebosanan selain media sosial. Salah satu manfaat dengan beristirahat dari media sosial ialah kamu mungkin memiliki lebih banyak waktu untuk melakukan hal lain. Kegiatan ini termasuk bertemu dengan teman secara langsung, mempelajari keterampilan baru, menemukan hobi baru, meditasi, berolahraga, belajar memasak, dan lain sebagainya.

  1. Temukan cara lain untuk tetap berhubungan dengan orang lain

Beberapa orang menggunakan aplikasi media sosial sebagai alat komunikasi utama untuk bekerja. Kamu bisa menggunakan cara lain untuk tetap berhubungan dengan teman atau rekan kerjamu, bisa melalui pesan teks, konferensi video, email, atau kamu masih bisa menggunakan fungsi perpesanan di beberapa platform media sosial tanpa menjelajah atau scrolling di platform itu sendiri.

Media sosial telah menjadi bagian penting dari kehidupan banyak orang, dengan menawarkan berbagai manfaat, tetapi juga memiliki efek yang dapat merugikan. Beristirahat dari media sosial mungkin bisa menjadi cara yang tepat untuk mengurangi atau mencegah dampak negatif dari media sosial. Kamu bisa mencoba berbagai cara untuk mengurangi penggunaan atau beristirahat dari media sosial. Kamu juga bisa mempertimbangkan untuk konsultasi dengan professional kesehatan tentang penggunaan media sosial yang berlebihan dan kesehatan mentalmu.

Less social media, more everything else

 

Sumber:

Cleveland Clinic. (2020). 8 Signs You Need to Take a Break From Social Media. [online] Tersedia di: https://health.clevelandclinic.org/signs-you-need-to-take-a-break-from-social-media/

El-Khoury, J., Haidar, R., Kanj, R., Bou Ali, L., & Majari, G. (2020). Characteristics of social media ‘detoxification’ in university students. Libyan Journal Of Medicine16(1). DOI: 10.1080/19932820.2020.1846861

ExpressVPN. (2021). ExpressVPN survey reveals the extent of Gen Z’s social media fixation. [online] Tersedia di: https://www.expressvpn.com/blog/gen-z-social-media-survey/

Graham, S., Mason, A., Riordan, B., Winter, T., & Scarf, D. (2021). Taking a Break from Social Media Improves Wellbeing Through Sleep Quality. Cyberpsychology, Behavior, And Social Networking24(6), 421-425. https://doi.org/10.1089/cyber.2020.0217

Hoshaw, C. (2022). The Benefits of Social Media Break, Plus 30 Things to Do Instead. [online] Tersedia di: https://www.healthline.com/health/mental-health/the-benefits-of-a-social-media-break-plus-30-things-to-do-instead

Hunt, M., Marx, R., Lipson, C., & Young, J. (2018). No More FOMO: Limiting Social Media Decreases Loneliness and Depression. Journal Of Social And Clinical Psychology37(10), 751-768. https://doi.org/10.1521/jscp.2018.37.10.751

Link, R. (2022). Nutrition Advice vs. Social Media Fads: How to Distinguish Misinformation from Science. [online] Tersedia di: https://www.healthline.com/nutrition/nutrition-advice-vs-social-media-fads-how-to-distinguish-misinformation-from-science

Smart Insights. (2022). Global social media statistics research summary 2022. [online] Tersedia di: https://www.smartinsights.com/social-media-marketing/social-media-strategy/new-global-social-media-research/

Tandon, A., Kaur, P., Dhir, A., & Mäntymäki, M. (2020). Sleepless due to social media? Investigating problematic sleep due to social media and social media sleep hygiene. Computers In Human Behavior113, 106487. https://doi.org/10.1016/j.chb.2020.106487

Tee-Melegrito, R.A. (2022). What to know about taking a break from social media. [online] Tersedia di: https://www.medicalnewstoday.com/articles/social-media-breaks#signs-of-needing-a-break