Polifagia, Kondisi Lapar yang Ekstrem

Ladies, pernahkah kamu merasa masih lapar meskipun sudah makan banyak? Jika kamu termasuk yang sering mengalaminya, kamu patut waspada. Sebab bisa jadi hal tersebut menandakan polifagia. Apa sih yang dimaksud polifagia?

Polifagia

Polifagia atau dikenal juga dengan istilah hiperfagia, merupakan istilah medis yang menggambarkan rasa lapar yang berlebihan atau ekstrem.

Peningkatan rasa lapar biasanya merupakan respons terhadap hal-hal normal seperti rasa lapar yang meningkat setelah olahraga intensif atau setelah melakukan aktivitas berat lainnya. Akan tetapi, rasa lapar ini umumnya akan hilang setelah makan. Sementara, pada orang dengan polifagia, meskipun sudah makan banyak, tapi masih tetap merasa lapar.

Polifagia berbeda dengan binge eating. Meskipun awalnya mungkin sulit membedakan keduanya, karena kedua kondisi tersebut melibatkan tindakan makan berlebihan. Binge eating ditandai dengan episode makan yang tidak terkontrol, namun tidak terkait dengan rasa lapar. Penderita binge eating biasanya akan merasa bersalah dan depresi setiap kali mengalami episode makan tidak terkontrol tersebut.

Polifagia bisa menyerang siapa saja, tetapi lebih umum dialami orang dewasa yang memiliki masalah kesehatan tertentu, seperti diabetes misalnya. Polifagia merupakan salah satu dari tiga gejala diabetes, bersama dengan polidipsia (peningkatan rasa haus) dan poliuria (sering buang air kecil berlebihan).

Tanda dan Gejala Polifagia

Tanda dan gejala utama polifagia ialah rasa lapar berlebihan yang tidak hilang meskipun sudah makan lebih banyak atau lebih teratur dari biasanya. Penderita polifagia juga mungkin mengalami gejala lainnya berkaitan dengan kondisi medis yang mendasari, yang kemudian menyebabkan ia merasa lapar terus-menerus. Gejala lain ini dapat mencakup rasa haus berlebihan, penurunan berat badan, gangguan pencernaan, atau rasa kantuk berlebihan.

Penyebab Polifagia

Berikut ini beberapa faktor yang mungkin menyebabkan polifagia:

1. Pola makan yang buruk

Pola makan yang buruk biasanya menjadi penyebap paling umum dari rasa lapar terus-menerus. Biasanya disebabkan karena terlalu banyak makan makanan tinggi karbohidrat dan lemak yang tidak sehat, seperti makanan cepat saji. Kamu mungkin merasa lapar lagi setelah makan makanan ini. Hal ini dikarenakan makanan cepat saji umumnya minim kandungan zat gizi yang membuatmu lebih kenyang, seperti serat dan protein. Cobalah untuk lebih banyak mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, daging dan ikan tanpa lemak.

2. Diabetes

Polifagia mungkin merupakan tanda seseorang mengalami diabetes. Saat makan, tubuh akan mengubah makanan menjadi glukosa. Glukosa kemudian diserap oleh usus halus dan diedarkan ke seluruh tubuh bersamaan dengan aliran darah. Ini akan menyebabkan kadar gula darah meningkat. Tubuh akan mengeluarkan hormon insulin untuk mengontrol kadar gula darah. Insulin akan memberikan sinyal pada sel lemak, otot, dan hati untuk mengambil glukosa dari darah untuk diubah menjadi sumber energi.

Ketika seseorang menderita diabetes, tubuhnya tidak bisa memproduksi insulin yang cukup (diabetes tipe 1), atau memiliki resistensi insulin (diabetes tipe 2). Kedua kondisi ini membuat gula darah tetap berada di aliran darah lebih lama, dan membuat sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan gula darah sebagai sumber energi. Ketika sel-sel tubuh tidak mendapatkan energi yang mereka butuhkan, sel-sel tubuh akan mengirimkan sinyal lapar dan mendorongmu untuk terus makan. Hal ini kemudian memicu meningkatnya kadar gula darah atau hiperglikemia, yang juga bisa menyebabkan polifagia.

3. Hipoglikemia

Rendahnya kadar gula darah atau hipoglikemia juga bisa menyebabkan polifagia. Ketika mengalami hipoglikemia, tubuh akan mengirimkan sinyal lapar karena sel tidak menerima gula dari darah untuk digunakan sebagai sumber energi. Ini karena tidak ada cukup gula dalam darah untuk digunakan dalam sel.

Meskipun kondisi ini umumnya dialami penderita diabetes yang menggunakan insulin atau mengonsumsi obat penurun gula darah, tetapi hipoglikemia juga bisa terjadi pada orang tanpa diabetes. Beberapa kondisi yang menyebabkan seseorang tanpa diabetes mengalami hipolglikemia, yaitu bisa disebabkan karena konsumsi obat-obatan tertentu seperti obat malaria, memiliki kondisi medis seperti hepatitis atau gangguan ginjal, tumor, atau gangguan endokrin seperti defisiensi kelenjar adrenal.

4. Hipertiroid

Hipertiroid adalah kondisi yang terjadi ketika kelenjar tiroid (kelenjar kecil di bagian depan leher) memproduksi terlalu banyak hormon tiroid. Kondisi ini bisa mengganggu metabolisme, yang kemudian bisa menyebabkan peningkatan nafsu makan atau polifagia.

5. Premenstrual syndrome (PMS)

Wanita yang mengalami PMS memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami nafsu makan berlebihan. Hal ini berkaitan dengan perubahan hormon yang terjadi selama siklus menstruasi. Lonjakan hormon estrogen dan progesteron, serta penurunan serotonin dapat membuatmu mungkin ingin mengonsumsi makanan tinggi gula dan lemak.

6. Kurang Tidur

Tidur yang cukup sangat penting, terutama bagi orang dengan kondisi tertentu seperti diabetes.  Kurang tidur dapat membuat tubuh sulit mengontrol hormon yang mengatur rasa lapar. Selain membuatmu menjadi sangat lapar, kamu mungkin makan makanan dengan kalori yang lebih banyak dari biasanya. Kurang tidur juga bisa memengaruhi kadar gula darah. Kurang tidur dapat meningkatkan hormon seperti kortisol dan adrenalin yang dapat membuat tubuh kurang sensitif terhadap insulin, yang mana kondisi ini juga bisa menyebabkan polifagia.

Selain waktu tidur yang cukup, kualitas tidur juga penting. Gangguan tidur seperti sleep apnea, suatu kondisi dimana pernapasan berulang kali berhenti saat kamu tidur, sehingga membuatmu terbangun. Gangguan tidur ini membuatmu tidak bisa mendapatkan tidur nyenyak dan membuatmu sangat lelah di siang hari. Kondisi ini umum terjadi pada orang dengan diabetes dan atau orang dengan kelebihan berat badan. Gangguan tidur menyebabkan kamu tidak mendapatkan tidur yang berkualitas, sehingga bisa menyebabkan ketidakseimbangan gula darah yang kemudian meningkatkan risiko polifagia.

7. Stres

Ketika kamu stres, tubuhmu akan melepaskan sejumlah besar hormon kortisol, yang mana hormon ini bisa membuatmu merasa lapar. Rasa lapar yang berlebihan ketika kamu stres atau cemas mungkin juga merupakan respons emosional. Kamu mungkin menggunakan makanan untuk mencoba mengatasi emosi negatif, baik secara sadar ataupun tidak. Meningkatnya hormon kortisol juga bisa menyebabkan peningkatan kadar gula darah atau hiperglikemia, yang juga merupakan penyebab polifagia.

8. Penyebab Lainnya

Penggunaan obat-obatan seperti kortikosteroid, antihistamin, dan antidepresan dalam jangka panjang juga bisa menyebabkan polifagia,

Beberapa penyakit langka juga bisa menyebabkan polifagia, seperti sindrom Kleine-Levin dan sindrom Prader-Willi.

Bagaimana Mengatasi Polifagia?

Polifagia yang diiringi rasa haus berlebih dan buang air kecil terus menerus dapat menjadi indikasi seseorang mengalami diabetes. Disarankan bagi kamu untuk segera menemui dokter untuk menjalani pemeriksaan. Demikian pula apabila rasa lapar berlebih ini mengganggu aktivitas harianmu, ada baiknya periksakan kondisimu ke dokter.

Pada kebanyakan kasus, polifagia membutuhkan penanganan dokter. Dokter akan mencari tahu penyebabnya dengan melihat riwayat kesehatanmu, yang meliputi gejala lain yang mungkin kamu alami, berapa lama polifagia kamu alami, kebiasaan makan, dan riwayat kesehatan keluarga. Berdasarkan informasi tersebut dokter mungkin dapat mengetahui penyebab polifagia yang kamu alami. Jika tidak, maka mungkin diperlukan tes darah untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab, misalnya tes gula darah atau tes fungsi tiroid.

Selain melakukan pengobatan, orang dengan polifagia juga perlu melakukan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat, diantaranya dengan:

  • Menerapkan pola makan sesuai gizi seimbang dan makan tepat waktu dengan porsi yang tepat, sementara pasien diabetes atau hipertiroid perlu menyesuaikan pola makan sesuai kondisinya dengan konsultasi ke ahli gizi atau dokter.
  • Melakukan olahraga secara teratur bisa membantu mengendalikan kadar gula darah, membantu mengurangi stres, serta meningkatkan kualitas tidur. Lakukan olahraga setidaknya 150 menit dalam seminggu.
  • Hindari stres dengan melakukan kegiatan yang digemari, meditasi, olahraga, dll.
  • Cukup istirahat, dengan tidur yang terjadwal setiap harinya (7 – 9 jam per hari), hindari konsumsi kafein, bermain gawai, atau menonton televisi sebelum tidur.

Ladies, banyak faktor yang memengaruhi rasa lapar. Namun, apabila rasa lapar itu tak kunjung hilang meskipun kamu sudah makan banyak dan mungkin mengganggu aktivitasmu, ada baiknya periksakan kondisimu ke dokter untuk mencari tahu penyebabnya. Jangan malah semakin banyak makan ya, sebab itu bisa membuat kamu mungkin kelebihan asupan kalori dan membuat berat badanmu bertambah.

Selain itu, menjalani gaya hidup sehat dengan selalu menerapkan diet sesuai gizi seimbang, cukup istirahat, hindari stres, dan melakukan olahraga secara teratur bisa membantumu terhindar dari risiko polifagia.

 

Sumber:

Diabetes.co.uk. (2019). Polyphagia – Increase Appetite. [online] Tersedia di: <https://www.diabetes.co.uk/symptoms/polyphagia.html> [Diakses pada 28 Oktober 2021].

Healthline.com. (2017). 7 Possible Causes for Polyphagia. [online] Tersedia di: <https://www.healthline.com/health/polyphagia> [Diakses pada 28 Oktober 2021].

Healthline.com. (2019). The Effects of Sleep Apnea on the Body. [online] Tersedia di: <https://www.healthline.com/health/sleep-apnea/effects-on-body> [Diakses pada 28 Oktober 2021].

Hellosehat.com. (2021). Polifagia, Kondisi Lapar Berlebihan meski Sudah Makan Banyak. [online] Tersedia di: <https://hellosehat.com/nutrisi/tips-makan-sehat/apa-itu-polifagia/> [Diakses pada 28 Oktober 2021].

Verywellhealth.com. (2021). Causes of Polyphagia. [online] Tersedia di: <https://www.verywellhealth.com/polyphagia-5114624> [Diakses pada 28 Oktober 2021].