Tangani Sisa Makanan dengan Tepat, Agar Tetap Aman Dikonsumsi

Dear, seringkali kita membuat makanan terlalu banyak, sehingga tidak habis dan masih tersisa. Mau dibuang, tapi mubazir. Dari pada dibuang, kamu bisa menyimpannya dan memanaskannya kembali untuk dimakan keesokan harinya.

Namun, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan dalam menangani sisa makanan. Sebab, penanganan yang kurang tepat bisa menyebabkan makanan tidak aman untuk dikonsumsi, alias bisa menyebabkan kamu keracunan dan menimbulkan risiko kesehatan.

Sisa makanan dan Risiko Keracunan

Perlu diketahui bahwa sisa makanan bisa jadi berbahaya bagi kesehatan dan bisa meningkatkan risiko keracunan lho dear. Proses pemasakan dan penyimpanan makanan yang kurang tepat bisa menyebabkan makanan berpotensi menimbulkan keracunan. Banyak jenis patogen atau bakteri berbahaya yang terdapat di dalam makanan dan bisa menyebabkan keracunan, termasuk:

  • Listeria monocytogenes: daging, telur setengah matang, buah dan sayuran yang tidak dicuci dengan baik, ikan asap
  • Ciguatoxin: ikan kerapu dan kakap merah
  • Bacillus cereus: nasi, sereal, kacang-kacangan, kentang, pasta, daging, sayuran, dan ikan
  • Staphylococcus aureus: daging dan produk olahannya, telur, susu dan produk susu, produk kue
  • Salmonella: telur, daging, unggas, kerang, buah dan sayuran
  • Escherichia coli: daging yang kurang matang, buah dan sayuran yang tdiak dicuci bersih, produk susu yang tidak dipasteurisasi.

Mengonsumsi makanan yang mengandung patogen di atas bisa menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, seperti mual, muntah, sakit perut, hingga diare. Pengolahan dan penyimpanan makanan yang kurang tepat bisa menyebabkan bakteri patogen berkembang biak. Misalnya, seperti ketika kamu membiarkan nasi sisa di suhu ruangan dalam waktu yang lama. Ini akan membuat spora Bacillus cereus tumbuh menjadi bakteri. Bakteri ini kemudian berkembang biak dan menghasilkan toksin (racun) yang bisa menyebabkan muntah dan diare. Semakin lama nasi dibiarkan pada suhu ruangan, semakin besar kemungkinan bakteri atau racun dapat membuat nasi tidak aman untuk dimakan.

Mengonsumsi nasi yang mengandung Bacillus cereus, akan menyebabkan kamu mengalami sakit perut, mual dan muntah bahkan diare, sekitar 1 – 5 jam setelah mengonsumsinya. Gejalanya relatif ringan dan biasanya berlangsung sekitar 24 jam. Untuk menghindari keracunan, konsumsi nasi segera setelah dimasak, jangan biarkan nasi berada di suhu ruangan lebih dari 1 jam. Simpan segera nasi sisa di lemari es, tidak lebih dari 1 hari sampai dipanaskan kembali. Ketika memanaskan kembali, pastikan nasi mengepul sepenuhnya dan suhu mencapai 74 °C, dan jangan memanaskannya lebih dari sekali. Untuk menghindari nasi tersisa, kamu bisa memasak nasi secukupnya.

Selain itu, pastikan kamu memasak bahan makanan hingga benar-benar matang, terutama bahan makanan seperti daging, unggas, dan telur. Tujuannya ialah untuk mematikan bakteri di dalamnya. Dan pastikan untuk memisahkan peralatan untuk bahan mentah dan makanan matang, seperti penggunaan talenan dan pisau yang berbeda untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang.

Penanganan Tepat Sisa makanan Agar Tetap Aman Dikonsumsi

Berikut ini beberapa hal yang dapat kamu lakukan agar sisa makanan tetap aman untuk dikonsumsi.

1. Jauhkan makanan dari zona bahaya

Membiarkan makanan dalam waktu yang lama dalam suhu ruangan bisa meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri patogen yang berbahaya bagi kesehatan. Bakteri dapat tumbuh dengan cepat pada suhu antara 4 – 60 °C. Untuk itu, setelah makanan dimasak dengan aman, makanan panas harus tetap panas pada suhu 60 °C atau lebih untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Dalam waktu 1 – 2 jam setelah memasak makanan atau setelah makanan dikeluarkan dari alat yang menjaganya tetap hangat, sisa makanan harus segera didinginkan. Sementara makanan dingin yang mudah rusak, seperti salad, harus disimpan pada suhu kurang dari 4 °C. Untuk mencegah pertumbuhan bakteri, penting untuk menyimpan makanan segera ke dalam kulkas.

2. Simpan sisa makanan dengan baik

Sebelum menyimpan makanan ke kulkas, pastikan kamu membungkusnya dengan rapat. Taruh sisa makanan di dalam wadah yang kedap udara. Hal ini bertujuan untuk mencegah kontaminasi bakteri, mempertahankan kelembapan, serta mencegah aroma makanan di dalam kulkas bercampur. Simpan makanan panas dalam wadah yang lebih kecil dan lebih dangkal, ini memungkinkan makanan menjadi dingin lebih cepat dan merata. Pastikan wadah yang kamu gunakan aman untuk menyimpan makanan atau food grade ya. Sisa makanan dapat disimpan di dalam kulkas selama 3 – 4 hari atau dibekukan selama 3 – 4 bulan. Jangan lupa untuk memberikan label pada wadah makanan dengan memberi keterangan tanggal dan waktu makanan tersebut dimasukan ke dalam kulkas, dan menatanya berdasarkan urutan lama penyimpanan bahan makanan di kulkas. Kamu bisa menyimpan sisa makanan di rak paling atas, Sisa makanan yang didinginkan harus digunakan sesegera mungkin, karena semakin lama disimpan, Listeria (bakteri penyebab food born illness dapat tumbuh terutama jika suhu kulkas di atas 4 °C.

3. Olah kembali dengan cara yang tepat

Jika sisa makanan kamu simpan di refrigerator, maka kamu cukup memanaskannya hingga suhu 74 °C. Namun, jika sisa makanan dibekukan, maka kamu perlu mencairkannya terlebih dahulu atau dikenal dengan istilah thawing. Ada beberapa metode thawing yang bisa kamu lakukan yaitu, refrigerator thawing, cold water thawing, dan microwave. Refrigerator thawing adalah metode teraman untuk mencairkan makanan beku, namun membutuhkan waktu yang lama, butuh 1 hari untuk mencairkan sekitar 2 kg makanan. Cara ini dilakukan dengan memindahkan makanan dari suhu freezer ke refrigerator. Suhu refrigerator akan menjaga makanan tetap aman dari pertumbuhan bakteri patogen. Setelah dicairkan makanan harus digunakan dalam waktu 3 – 4 hari atau dapat dibekukan kembali. Kemudian ada cold water, yaitu metode mencairkan makanan beku dengan mengalirinya di air dingin yang mengalir. Namun, pastikan makanan kamu berada dalam wadah kedap air yang tertutup rapat. Karena jika tidak, maka air bisa masuk ke makanan dan bakteri dari udara dan lingkungan sekitar bisa masuk ke makanan. Setelah makanan cair kamu bisa memasaknya kembali. Metode ini membutuhkan waktu sekitar 20 – 30 menit. Terakhir ada microwave thawing yang merupakan metode tercepat. Saat memanaskan makanan di microwave pastikan suhunya mencapai 74 °C ya.

Itulah beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk menjaga agar sisa makanan tetap aman untuk dikonsumsi. Namun, sebelum itu pastikan bahwa makanan yang kamu simpan kondisinya masih baik ya. Jika makanan mulai terlihat tidak bagus, aroma dan rasanya berubah menjadi basi, sebaiknya buang dan jangan dikonsumsi ya. Bagi ibu hamil, lansia, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, perlu waspada terhadap sisa makanan, karena mereka cenderung lebih rentan mengalami keracunan makanan.

Menyimpan sisa makanan dan mengolahnya kembali bisa menjadi cara kamu berhemat dan mengurangi sampah makanan. Namun, ada cara lain yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi atau mengatasi sisa makanan, yaitu dengan memasak makanan secukupnya, atau membagikannya ke tetangga atau orang terdekatmu.

 

Sumber:

Food and Agriculture Organization. (2017). Food Handlers Manual Instructor. [online] Tersedia di: https://www.fao.org/3/i5896e/i5896e.pdf

National Health System. (2020). Can reheating rice cause food poisoning?, [online] Tersedia di: https://www.nhs.uk/common-health-questions/food-and-diet/can-reheating-rice-cause-food-poisoning

U.S. Departement of Agriculture. (2020). Leftovers and Food Safety. [online] Tersedia di: https://www.fsis.usda.gov/food-safety/safe-food-handling-and-preparation/food-safety-basics/leftovers-and-food-safety

Wartenberg, L. (2020). How Long Do Leftovers Keep? [online] Tersedia di: https://www.healthline.com/nutrition/how-long-are-leftovers-good-for