Fakta Di Balik Cuka Apel, Benarkan Bisa Membantu Menurunkan Berat Badan?

Girls, cuka apel telah digunakan sebagai tonik kesehatan selama ribuan tahun. Cuka apel diketahui bermanfaat bagi kesehatan, seperti dapat membantu menurunkan kadar gula darah. Bahkan banyak pula yang mengatakan bahwa cuka apel bisa membantu menurunkan berat badan. Benarkah demikian? Simak ulasan berikut yuk!

Cuka Apel

Cuka apel terbuat dari 2 langkah proses fermentasi. Pertama, apel dipotong atau dihancurkan, kemudian ditambahkan ragi untuk mengubah gula menjadi alkohol. Kedua, bakteri ditambahkan untuk memfermentasi alkohol menjadi asam asetat.

Produksi cuka apel tradisional memakan waktu sekitar 1 bulan, meskipun saat ini beberapa produsen mempercepat prosesnya sehingga hanya membutuhkan waktu 1 hari.

Di dalam cuka apel terdapat komponen aktif utama, yaitu asam asetat. Asam asetat atau dikenal juga sebagai asam etanoat, merupakan senyawa organik dengan rasa asam dan bau yang kuat. Istilah asetat berasal dari kata acetum, bahasa Latin yang artinya cuka.

Sekitar 5 – 6 % cuka apel terdiri dari asam asetat. Ini juga mengandung air dan sejumlah kecil asam lainnya seperti asam malat. Satu sendok makan (15 ml) cuka apel mengandung sekitar 3 kalori dan hampir tidak mengandung karbohidrat.

Manfaat Cuka Apel dalam Penurunan Berat Badan

Cuka apel dipercaya dapat membantu menurunkan berat badan. Ini mungkin berkat kandungan asam asetat di dalamnya. Sebuah penelitian terhadap hewan menunjukkan bahwa asam asetat pada cuka apel dapat meningkatkan enzim AMPK. Enzim ini dapat meningkatkan metabolisme dan pembakaran lemak tubuh. Penelitian yang dilakukan pada orang dewasa Jepang dengan obesitas menunjukkan bahwa konsumsi 1 – 2 sdm (15 – 30 ml) cuka yang mengandung asam asetat sekitar 750 – 1.500 mg setiap hari selama 12 minggu kehilangan berat badan dan lemak tubuh. Penelitian lain pada tahun 2018 menilai penurunan berat badan pada dua kelompok orang selama 12 minggu. Kedua kelompok menjalani diet defisit kalori, dan salah satu kelompok juga mengonsumsi 30 ml (2 sdm) cuka apel setiap hari. Di akhir penelitian, kelompok cuka kehilangan lebih banyak berat badan dan lemak visceral (lemak perut).

Selain membantu menurunkan berat badan dengan meningkatkan metabolisme dan pembakaran lemak, cuka apel dapet meningkatkan rasa kenyang, sehingga mengurangi keinginan makan berlebih dan mengurangi asupan kalori. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada 11 orang sehat, menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi makanan tinggi indeks glikemik memiliki respons glukosa darah 55% lebih rendah setelah 1 jam makan. Mereka juga mengonsumsi 200 – 275 kalori lebih sedikit. Selain memberikan efek menekan nafsu makan, cuka apel juga telah terbukti dapat memperlambat pengosongan perut, ini menyebabkan peningkatan perasaan kenyang dan menurunkan kadar gula darah serta insulin.

Akan tetapi, beberapa orang mungkin memiliki kondisi yang membuat efek ini berbahaya. Misalnya seperti orang dengan gastroparesis, kelainan pada lambung yang ditandai dengan lambatnya pengosongan makanan dari lambung ke usus halus. Gastroparesis merupakan komplikasi umum dari diabetes tipe 1. Pengaturan waktu insulin dengan asupan makanan menjadi masalah karena sulit untuk memprediksi berapa lama gula darah akan naik setelah makan. Karena cuka apel telah terbukti memperpanjang waktu makanan tetap berada di perut, mengonsumsinya dengan makanan dapat memperburuk gastroparesis.

Meski terbukti bisa membantu menurunkan berat badan dengan menekan nafsu makan dan meningkatkan pembakaran lemak. Bukan berarti kamu bisa menurunkan berat badan dengan hanya mengonsumsi cuka apel saja. Mungkin kamu bisa memasukkannya ke dalam diet sehat yang kamu jalani, tapi tetap jadikan pola makan sehat dan olahraga sebagai langkah utama kamu dalam menurunkan berat badan. Selain itu, penelitian terkait manfaat cuka apel terhadap penurunan berat badan juga masih sedikit, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut.

Manfaat Lain Cuka Apel untuk Kesehatan

Cuka apel memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, diantaranya yaitu:

1. Menurunkan gula darah dan insulin

Ketika dikonsumsi bersamaan dengan makanan tinggi karbohidrat, cuka apel telah terbukti secara signifikan bisa menurunkan kadar gula darah dan insulin setelah makan.

2. Meningkatkan sensitivitas insulin

Penelitian yang dilakukan pada orang dengan resistensi insulin atau diabetes tipe 2 menunjukkan bahwa menambahkan cuka apel pada makanan tinggi karbohirdat meningkatkan sensitivitas insulin sebesar 34%.

3. Menurunkan gula darah puasa

Dalam sebuah penelitian pada orang dengan diabetes tipe 2, mereka yang mengonsumsi camilan malam tinggi protein ditambah dengan cuka apel memiliki 2x penurunan gula darah puasa dibandingkan mereka yang tidak.

4. Memperbaiki gejala PCOS

Dalam sebuah penelitian kecil pada wanita dengan polycystic ovary syndrome (PCOS) yang mengonsumsi 15 g cuka apel selama 90 – 110 hari, 57% melanjutkan ovulasi. Hal ini menunjukkan bahwa cuka apel dapat mengembalikan fungsi ovulasi melalui peningkatan sensitivitas insulin pada pasien PCOS. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar untuk menilai manfaat cuka apel bagi pasien PCOS.

5. Menurunkan kadar kolesterol

Sebuah penelitian yang dilakukan pada tikus diabetes dan tikus normal menunjukkan bahwa cuka apel dapat meningkatkan kolesterol HDL (kolesterol baik) dan mengurangi kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida. Hal ini bermanfaat dalam menjaga kesehatan jantung. Akan tetapi, diperlukan penelitian lebih lanjut pada manusia untuk menilai manfaat cuka apel terhadap kadar kolesterol.

6. Membunuh bakteri dan virus berbahaya

Cuka dapet melawan bakteri yang bisa menyebabkan keracunan, termasuk E.Coli. Pada sebuah penelitian menunjukkan cuka dapat mengurangi jumlah bakteri tertentu hingga 90% dan beberapa virus hingga 95%.

Menambahkan Cuka Apel ke dalam Diet

Ada beberapa cara untuk memasukkan cuka apel ke dalam diet. Cara yang mudah ialah menambahkannya sebagai saus salad bersama dengan minyak zaitun. Bisa juga digunakan untuk membuat asinan sayuran, atau mencampurkannya ke dalam air dan meminumnya. Kamu bisa menambahkan sekitar 1 – 2 sdm (15 – 30 ml) cuka apel per hari, dicampur dengan air. Kamu bisa membaginya menjadi 2 – 3 dosis sepanjang hari, dan meminumnya sebelum makan.

Efek Samping

Cuka apel bersifat asam, sementara asam dapat merusak email gigi dan menyebabkan gigi berlubang. Selain itu, konsumsi cuka apel yang berlebihan juga dapat menurunkan kadar kalium, hipoglikemia (gula darah rendah), iritasi tenggorokan, dan iritasi pada saluran pencernaan, terutama apabila cuka apel langsung dikonsumsi tanpa diencerkan dengan air.

Girls, itu dia fakta seputar cuka apel yang bisa membantu menurunkan berat badan dengan menekan nafsu makan dan meningkatkan metabolisme serta pembakaran lemak. Meskipun demikian, kita tidak boleh hanya mengandalkan cuka apel saja untuk menurunkan berat badan. Diperlukan pengaturan makan yang sehat sesuai gizi seimbang dan olahraga secara teratur setidaknya 150 menit setiap minggunya.

 

Sumber:

Johnston, C. S., & Buller, A. J. (2005). Vinegar and peanut products as complementary foods to reduce postprandial glycemia. Journal of the American Dietetic Association105(12), 1939–1942. https://doi.org/10.1016/j.jada.2005.07.012

Johnston, C., Kim, C. and Buller, A., 2003. Vinegar Improves Insulin Sensitivity to a High-Carbohydrate Meal in Subjects With Insulin Resistance or Type 2 Diabetes. Diabetes Care, 27(1), pp.281-282.

Kondo, T., Kishi, M., Fushimi, T., Ugajin, S., & Kaga, T. (2009). Vinegar intake reduces body weight, body fat mass, and serum triglyceride levels in obese Japanese subjects. Bioscience, biotechnology, and biochemistry73(8), 1837–1843. https://doi.org/10.1271/bbb.90231

Lukasik, J., Bradley, M. L., Scott, T. M., Dea, M., Koo, A., Hsu, W. Y., Bartz, J. A., & Farrah, S. R. (2003). Reduction of poliovirus 1, bacteriophages, Salmonella montevideo, and Escherichia coli O157:H7 on strawberries by physical and disinfectant washes. Journal of food protection66(2), 188–193. https://doi.org/10.4315/0362-028x-66.2.188

Ostman, E., Granfeldt, Y., Persson, L., & Björck, I. (2005). Vinegar supplementation lowers glucose and insulin responses and increases satiety after a bread meal in healthy subjects. European journal of clinical nutrition59(9), 983–988. https://doi.org/10.1038/sj.ejcn.1602197

Sakakibara, S., Yamauchi, T., Oshima, Y., Tsukamoto, Y., & Kadowaki, T. (2006). Acetic acid activates hepatic AMPK and reduces hyperglycemia in diabetic KK-A(y) mice. Biochemical and biophysical research communications344(2), 597–604. https://doi.org/10.1016/j.bbrc.2006.03.176

Shishehbor, F., Mansoori, A., Sarkaki, A. R., Jalali, M. T., & Latifi, S. M. (2008). Apple cider vinegar attenuates lipid profile in normal and diabetic rats. Pakistan journal of biological sciences : PJBS11(23), 2634–2638. https://doi.org/10.3923/pjbs.2008.2634.2638

Spritzler, F. (2018). Can Apple Cider Vinegar Help You Lose Weight?. [online] Tersedia di:  <https://www.healthline.com/nutrition/apple-cider-vinegar-weight-loss> [Diakses pada 13 Desember 21].

White, A. and Johnston, C., 2007. Vinegar Ingestion at Bedtime Moderates Waking Glucose Concentrations in Adults With Well-Controlled Type 2 Diabetes. Diabetes Care, 30(11), pp.2814-2815.

Wong, C. (2020). The Health Benefits of Apple Cider Vinegar. [online] Tersedia di: <https://www.verywellhealth.com/apple-cider-vinegar-88768> [Diakses pada 13 Desember 21].

Wu, D., Kimura, F., Takashima, A., Shimizu, Y., Takebayashi, A., Kita, N., Zhang, G., & Murakami, T. (2013). Intake of vinegar beverage is associated with restoration of ovulatory function in women with polycystic ovary syndrome. The Tohoku journal of experimental medicine230(1), 17–23. https://doi.org/10.1620/tjem.230.17