Pemanis Aspartam Picu Kanker? Cek Faktanya Yuk!

Ladies, seperti yang kita tahu kanker merupakan penyakit mematikan. Bahkan menurut WHO, kanker adalah penyebab kematian kedua di dunia, di mana 1 dari 6 orang meninggal setiap tahunnya disebabkan oleh kanker. Tahukah kamu ladies, bahwa katanya konsumsi pemanis aspartam bisa memicu kanker lho!

Benar tidak ya? Cek faktanya berikut yuk!

Apa itu aspartam?

Aspartam merupakan salah satu jenis pemanis buatan. Pemanis yang satu ini memiliki nama lain Aspartil fenilalanin metil ester (APM). Aspartam merupakan senyawa yang tidak berbau, berbentuk tepung kristal berwarna putih, sedikit larut dalam air, dan rasanya manis.

Aspartam memiliki rasa yang jauh lebih manis dibandingkan sukrosa, di mana tingkat kemanisannya mencapai 60 kali hingga 220 kali tingkat kemanisan sukrosa atau gula pasir. Aspartam juga memiliki nilai kalori yang rendah, yakni hanya 0,4 kkal/g.

Aspartam banyak digunakan dalam berbagai produk makanan dan minuman sejak tahun 1980an, termasuk dalam permen karet, gelatin, minuman diet, es krim, yogurt, sereal, dan soda. Aspartame tidak stabil terhadap panas dan kehilangan rasa manisnya saat dipanaskan, sehingga biasanya tidak digunakan dalam makanan yang dipanggang.

Aspartam sendiri merupakan pemanis buatan yang diizinkan penggunaannya di dalam makanan dan obat-obatan, baik itu oleh JECFA (Joint Expert Committee on Food Aditive) maupun oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Akan tetapi, dalam penggunaannya pada produk makanan atau minuman wajib mencantumkan peringatan pada label kemasan berupa:

Mengandung pemanis buatan, disarankan tidak dikonsumsi oleh anak di bawah 5 (lima) tahun, ibu hamil, dan ibu menyusui.

Mengandung fenilalanin, tidak cocok untuk penderita fenilketonurik

 

Pencantuman peringatan tersebut atas pertimbangan berikut:

  • Paparan pemanis buatan pada kelompok masyarakat rentan, seperti anak balita, ibu hamil, dan ibu menyusui perlu dikendalikan sebagai bentuk kehati-hatian.
  • Fenilketonurik merupakan kelainan genetik langka yang menyebabkan seseorang mengalami kesulitan memetabolisme fenilalanin. Ia harus menghindari aspartam karena aspartam mengandung fenilalanin. Konsumsi fenilalanin pada penderita fenilketonurik akan menyebabkan fenilalanin menumpuk di dalam darah dan otak, yang dapat menyebabkan kerusakan otak.

Di Indonesia, aturan penggunaan pemanis buatan, termasuk aspartam diatur dalam Peraturan BPOM No. 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan Pangan serta dalam Peraturan Kepala BPOM RI No. 4 Tahun 2014 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis.

Benarkah pemanis aspartam menyebabkan kanker?

Pada 14 Juli 2023 lalu, WHO (World Health Organization) mengeluarkan sebuat release terkait kajian dampak kesehatan pemanis buatan aspartam yang dilakukan oleh Joint Expert Committee on Food Additive (JECFA), yang merupakan gabungan tim ahli di bawah WHO dan FAO (Food and Agriculture Organization), dan juga International Agency for Reasearch on Cancer (IARC).

Dalam release tersebut, dinyatakan bahwa aspartam berpotensi menyebabkan kanker pada manusia. IARC mengelompokkan aspartam sebagai golongan 2B (possibly carcinogenic to humans) atau kemungkinan menyebabkan kanker pada manusia, khususnya karsinoma hepatoseluler (salah satu jenis kanker hati). Namun, bukti-bukti yang mendukung hal tersebut masih terbatas.

JECFA pun menyatakan bahwa penggunaan aspartam dalam produk makanan atau minuman saat ini dinilai masih aman. JECFA juga menegaskan kembali bahwa tidak ada alasan yang cukup untuk mengubah batas asupan harian yang dapat diterima (acceptable daily intake/ADI) untuk aspartam yang telah ditetapkan sebelumnya yakni 40 mg/kg berat badan. Ini artinya, konsumsi aspartam aman selama dikonsumsi dalam batas tersebut per harinya.

Misalnya, kamu memiliki berat badan 60 kg, maka masih aman untuk mengonsumsi sekaleng soda diet dengan kandungan aspartam 200-300 mg. Hal ini dinilai aman karena batas asupan aspartam untuk kamu yang diperbolehkan maksimal sebanyak 2400 mg sehari. Untuk melebihi angka tersebut setidaknya berarti kamu minum lebih dari 8-12 kaleng soda diet. Tapi, bukan berarti kamu bisa minum soda diet sebanyak itu ya ladies. Konsumsi soda diet tetap perlu dibatasi, karena cenderung minim kandungan gizi dan tinggi natrium.

Kembali lagi ke topik ladies. Menurut JECFA, hubungan antara konsumsi aspartam dengan kanker pada manusia belum meyakinkan, sehingga masih diperlukan kajian lebih lanjut. Maka dari itu, IARC dan WHO akan melakukan penelitian lebih lanjut terkait penggunaan aspartam dan dampaknya pada kesehatan manusia.

BPOM pun menyatakan bahwa sampai saat ini, Codex Allimentarius Commision (CAC) sebagai organisasi standar pangan internasional di bawah FAO/WHO masih merekomendasikan penggunaan aspartam pada pangan olahan, dan berdasarkan hal tersebut aspartam masih dikategorikan aman. Peraturan BPOM di Indonesia mengacu pada Codex General Standard for Food Additives (GSFA) yang sampai saat ini masih mengizinkan aspartam sebagai pemanis buatan dalam produk pangan.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa konsumsi aspartam dalam jumlah sesuai anjuran yakni maksimal 40 mg/kg berat badan per hari masih tergolong aman dan tidak menimbulkan kanker ya ladies. Meskipun demikian, tetaplah cermat dan bijak dalam mengonsumsi makanan atau minuman ya ladies. Seperti anjuran BPOM, selalu ingat “Cek KLIK” (Cek Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kedaluwarsa) produk makanan atau minuman. Komposisi bahan makanan umumnya tercantum pada label, termasuk juga kandungan pemanis aspartam. Sayangnya, pada kemasan biasanya tidak menyertakan jumlah kandungan pemanis aspartamnya berapa banyak. Kamu bisa pilih produk yang mencantumkan pemanis aspartam di urutan akhir pada komposisi bahan, karena urutan bahan dalam komposisi dimulai dari bahan yang paling banyak digunakan hingga yang paling sedikit.

 

Sumber:

BPOM. (2023). Penjelasan BPOM RI No HM.01.1.2.07.23.24 Tanggal 25 Juli 2023 Tentang Keamanan Pemanis Buatan Aspartam. [online] Tersedia di: https://www.pom.go.id/penjelasan-publik/PENJELASAN-BPOM-RI-NOMOR-HM.01.1.2.07.23.24-TANGGAL-25-JULI-2023-TENTANG-KEAMANAN-PEMANIS-BUATAN-ASPARTAM

BPOM. (2014). Produk Pangan Yang Tidak Aman Dikonsumsi Karena Mengandung Pemanis Buatan.. [online] Tersedia di: https://www.pom.go.id/penjelasan-publik/produk-pangan-yang-tidak-aman-dikonsumsi-karena-mengandung-pemanis-buatan

FDA. (2023). Aspartame and Other Sweeteners in Food. [online] Tersedia di: https://www.fda.gov/food/food-additives-petitions/aspartame-and-other-sweeteners-food

SNI 01-69932004 Bahan tambahan pangan pemanis buatan – Persyaratan penggunaan dalam. 26332_sni 01-6993-2004_btp pemanis buatan.pdf

WHO. (2023). Aspartame hazard and risk assessment results released. [online] Tersedia di: https://www.who.int/news/item/14-07-2023-aspartame-hazard-and-risk-assessment-results-released

WHO. (2023). Aspartame. [online] Tersedia di: https://apps.who.int/food-additives-contaminants-jecfa-database/Home/Chemical/62

WHO. (n.d). Cancer. [online] Tersedia di: https://www.who.int/health-topics/cancer#tab=tab_1