Ladies, pernahkah kamu melihat produk makanan atau minuman yang pada kemasannya tertera Label Gizi 5-Warna dengan grade A hingga E? Keterangan pada label tersebut dikenal dengan istilah Nutri-score.
Dalam memilih produk pangan tentu akan mudah bagi kita apabila pada label pangan tertera informasi mengenai nilai gizi produk tersebut. Ini akan memudahkan kita dalam memilih makanan yang lebih sehat dan bergizi.
Meskipun, pada label pangan tertera tabel informasi nilai gizi, agaknya sulit bagi beberapa orang untuk menentukan pilihan makanan yang lebih sehat dengan melihat tabel tersebut. Karena biasanya, tabel informasi nilai gizi ini hanya terdapat pada cetakan kecil di balik kemasan, sehingga kerap sulit untuk dibaca dan dimengerti, terutama oleh orang awam. Selain itu, sulit pula untuk membandingkan nilai gizi dari produk yang berbeda.
Di negara-negara Eropa, label pangan dilengkapi dengan Nutri-Score, yang menurut penelitian merupakan bentuk pelabelan gizi yang paling mudah dipahami. Ini membantu konsumen untuk membuat keputusan pembelian makanan yang lebih sehat dan bergizi.
Tapi, apa sih yang dimaksud Nutri-Score? Yuk cari tahu di ulasan berikut!
Apa itu Nutri-Score?
Nutri-Score atau disebut juga Label Gizi 5-Warna, merupakan sistem pelabelan gizi yang tercetak pada bagian depan setiap kemasan produk pangan. Nutri-Score diusulkan pertama kali oleh EREN (Equipe de Recherche en Epidémiologie Nutritionnelle), sebuah tim peneliti epidemiolgi gizi di Prancis, yang dipimpin oleh Profesor Serge Hercberg. Sistem ini dikembangkan pada tahun 2016 oleh Pemerintah Prancis sebagai bagian dari modernisasi sistem pelayanan kesehatan.
Nutri-Score dapat menunjukkan dengan tepat nilai gizi suatu produk (berdasarkan bahan-bahannya) dan menetapkannya ke salah satu dari 5 skala nilai huruf berkode warna, yakni A, B, C, D, dan E. Produk yang mendapat nilai A (warna Hijau Tua) memiliki nilai gizi tertinggi – produk dengan nilai E (warna Merah) memiliki nilai gizi terendah.
Dengan adanya Nutri-Score, produk dapat dibandingkan dengan lebih mudah dan lebih cepat. Hal ini memudahkan kita untuk memilih produk manakah yang memiliki nilai gizi lebih baik dan lebih sehat.
Nutri-Score bukanlah sistem pelabelan wajib, tetapi semakin banyak negara Uni Eropa yang merekomendasikannya, termasuk Prancis, Jerman, Belgia, Belanda, Spanyol, dan Luksemburg.
Bagaimana kriteria penilaian Nutri-Score?
Nutri-Score didasarkan pada Food Standards Agency Nutrient Profiling System (FSA-NPS), yang kemudian dimodifikasi menjadi FSAm-NPS. Penilaian Nutri-Score berdasarkan jumlah poin yang dialokasikan untuk komponen negatif dan komponen positif di dalam makanan atau minuman per 100 g (atau per 100mL untuk minuman).
- Komponen Negatif (N): untuk kandungan gizi yang perlu dibatasi konsumsinya, kelebihan asupan zat gizi berikut dianggap tidak sehat: kalori, gula, natrium, asam lemak jenuh.
- Komponen Positif (P): untuk kandungan gizi yang perlu ditingkatkan konsumsinya, jumlah yang cukup dianggap sehat, termasuk: buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, rapeseed, minyak zaitun, protein, dan serat.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa Nutri-Score digambarkan dengan skala huruf dengan warna yang berbeda-beda. Penentuan skala ini berdasarkan Total poin Negatif (N) yang dikurangi dengan Total poin Positif (P).
Nutri-Score=Total poin N-Total poin P
Setelah mendapatkan nilai Nutri-Score, kita bisa mengkategorikan produk ke dalam skala huruf yang sesuai dengan nilainya. Tabel berikut menggambarkan nilai Nutri-Score dari setiap skala huruf:
Manfaat adanya Nutri-Score pada label produk pangan
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi lebih banyak produk makanan dengan skor FSAm-NPS yang lebih tinggi (nilai gizi lebih rendah, Nutri-Score warna oranye – merah) dapat meningkatkan risiko kanker. Selain itu, juga dapat meningkatkan risiko kematian secara keseluruhan, terutama kematian akibat kanker, penyakit kardiovaskular, dan penyakit sistem pencernaan.
Sementara, konsumsi lebih banyak produk makanan dengan skor FSAm-NPS yang lebih rendah (nilai gizi lebih tinggi, Nutri-Score warna hijau) berkaitan dengan penurunan risiko penyakit kronis dan risiko kematian yang lebih rendah.
Dengan adanya Nutri-Score pada label, dapat membantu konsumen menilai kandungan gizi di dalam produk makanan atau minuman. Sehingga konsumen dapat memilih produk makanan dengan kualitas gizi yang lebih tinggi dan mengurangi risiko penyakit kronis.
Secara umum, tujuan dari penerapan Nutri-Score pada label ada tiga, yakni:
- Untuk mendorong pilihan diet yang lebih sehat untuk mencegah berbagai penyakit kronis terkait gizi, dengan membuat nilai gizi mudah dipahami, dengan menampilkannya secara mencolok pada kemasan.
- Untuk memberi konsumen cara yang lebih sederhana untuk membandingkan nilai gizi produk serupa dengan membandingkan nilai Nutri-Score mereka.
- Untuk mendorong produsen makanan meningkatkan produk berkualitas rendah melalui reformulasi dan inovasi (sambil mengejar nilai Nutri-Score yang lebih tinggi).
Perlu dicatat bahwa nilai huruf Nutri-Score yang rendah tidak membuat produk tertentu menjadi buruk. Itu hanya membuatnya menjadi pilihan yang kurang bergizi daripada yang ideal. Beberapa penentang sistem Nutri-Score menyebut sistem ini “tidak memadai”, dengan mengatakan bahwa itu akan mendorong konsumen untuk hanya menyukai produk berlabel hijau meskipun faktanya produk tersebut mungkin tidak memenuhi semua kebutuhan nutrisi harian mereka.
Bagaimana saya dapat melihat Nutri-Score produk-produk makanan?
Saat ini, baru ada beberapa negara di Eropa yang menerapkan sistem Nutri-Score pada label produk-produk makanan dan minumannya, dan terbatas pada sejumlah merek. Tetapi kamu bisa mengetahui Nutri-Score produk makanan atau minuman menggunakan Aplikasi Open Food Facts di ponselmu. Jika produknya belum ada di Open Food Facts, kamu bisa menambahkannya, dengan memasukkan informasi nilai gizi dan memilih kategori, dan Nutri-Score akan dihitung dan ditampilkan segera.
Ladies, itulah seputar Nutri-Score, sistem pelabelan yang memudahkan kita untuk memilih makanan dengan kualitas gizi yang lebih tinggi. Sayangnya, Indonesia belum menerapkan sistem pelabelan ini. Meskipun demikian, Indonesia sudah memiliki sistem pelabelan pangan yang baik. Sistem pelabelan ini di atur oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Untuk memilih produk yang lebih bergizi kamu bisa memilih produk berklaim yang telah disetujui BPOM. Klaim ini seperti tinggi protein, tinggi serat pangan, rendah kalori, rendah natrium, bebas gula, dan lain sebagainya. Keterangan klaim ini biasanya berada pada bagian depan kemasan produk. Pastikan produk tersebut sudah terdaftar di BPOM ya. Untuk memastikan apakah produk tersebut sudah terdaftar di BPOM atau belum, kamu bisa mengeceknya dengan menggunakan aplikasi BPOM Mobile. Scan QR Code BPOM pada kemasan produk menggunakan aplikasi tersebut, dan akan terlihat apakah produk tersebut sudah terdaftar atau belum di BPOM.
Sumber:
Brabants, J. (n.d). Nutri-Score – A Simple Science-Based Nutritional Value Labelling System for the Food Industry. [online] Tersedia di: https://get.apicbase.com/Nutri-Score-science-based-nutritional-value-labelling-system/
Food Watch. (2020). How the Nutri-Score works. [online] Tersedia di: https://www.foodwatch.org/en/campaigns/sugar-fat-and-salt/how-the-Nutri-Score-works/?cookieLevel=not-set
Nutri-Score Frequently Asked Questions. https://www.santepubliquefrance.fr/content/download/150263/file/QR_scientifique%20et%20technique_EN_310322.pdf
Open Food Facts. (n.d). Bandingkan kualitas nutrisi produk – produk makanan dengan Nutri-Score!. [online] Tersedia di: https://world-id.openfoodfacts.org/nutriscoreWHO. (2021). The Nutri-Score: A Science-Based Front-of-Pack Nutrition Label. [online] Tersedia di: https://www.iarc.who.int/wp-content/uploads/2021/09/IARC_Evidence_Summary_Brief_2.pdf