Ladies, mungkin kamu pernah mendengar bahwa beberapa makanan tertentu dapat menyebabkan kanker.
Apa sajakah makanan itu? Apakah benar mengonsumsinya dapat menyebabkan kanker? Cari tahu faktanya yuk!
Tapi, sebelum membahas lebih jauh mengenai makanan penyebab kanker, ketahui dulu apa sih yang dimaksud kanker?
Seputar Kanker
Kanker merupakan penyebab kematian kedua di seluruh dunia, dimana terdapat hampir 10 juta kematian di dunia disebabkan oleh kanker.
Di Indonesia sendiri, menurut data Global Cancer Observatory (Globocan), pada tahun 2022, terdapat 408.661 kasus kanker baru di Indonesia, dimana sebanyak 242.099 di antaranya mengalami kematian, terutama disebabkan oleh kanker payudara, leher rahim, paru-paru, dan kolorektal.
Kanker adalah suatu kondisi penyakit yang terjadi ketika terdapat pertumbuhan sel-sel tubuh yang tidak normal dan berkembang menjadi sel kanker, serta bisa menyebar ke bagian organ tubuh lainnya.
Penyebab Kanker
Kanker merupakan kelainan genetik, yang terjadi ketika gen yang mengatur aktivitas sel berubah atau mengalami mutasi. Gen tersebut menciptakan sel abnormal yang kemudian berkembang dan akhirnya mengganggu cara kerja tubuh. Sel-sel kanker ini kemudian membentuk tumor yang bisa menyebar ke area atau organ tubuh lainnya melalui aliran darah.
Dilansir dari Cleveland Clinic, penyebab kanker tidak diketahui pasti. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker, di antaranya seperti:
- Riwayat keluarga
Seseorang yang memiliki keluarga (orang tua, saudara kandung, kakek, nenek) yang menderita kanker akan memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena kanker.
- Paparan asap rokok
Rokok mengandung berbagai bahan kimia yang bersifat karsinogenik (zat yang dapat menyebabkan kanker). Ada lebih dari 60 karsinogen yang terdapat di dalam rokok, termasuk di antaranya hidrokarbon aromatic polisiklik, N-nitrosamin, amina aromatic, aldehida, dll. Bukan hanya bagi perokok aktif (orang yang aktif merokok), asap rokok juga dapat meningkatkan risiko perokok pasif (orang yang terkena paparan asap rokok) untuk terkena kanker.
- Faktor lingkungan
Paparan polusi dan racun dari lingkungan, seperti asbestos, pestisida dan radon dapat meningkatkan risiko kanker.
- Gaya hidup
Kebiasaan buruk seperti kebiasaan konsumsi alkohol berlebihan, pola makan tidak sehat (konsumsi makanan tinggi lemak dan gula), kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko kanker.
- Paparan radiasi
Paparan radiasi ultraviolet dari sinar matahari dapat meningkatkan risiko kanker kulit.
Apa Saja Makanan yang Menjadi Pemicu Kanker?
Beberapa jenis makanan dapat meningkatkan risiko kanker, di antaranya termasuk:
1. Daging olahan
Daging olahan merupakan jenis daging apa pun yang telah diproses dan diawetkan dengan pengasapan, pengasinan, pengawetan, atau pengalengan. Sebagian besar dibuat dari daging merah. Beberapa contoh daging olahan seperti hot dog, salami, sosis, ham, kornet, dsb.
Metode yang digunakan untuk membuat daging olahan dapat menghasilkan karsinogen (zat yang menyebabkan kanker). Contohnya, pada pengawetan daging dengan nitrit dapat membentuk karsinogen yang disebut senyawa N-nitroso, atau pengasapan daging yang menyebabkan pembentukan hidrokarbon aromatik polisiklik yang bersifat karsinogenik.
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi daging olahan yag tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko sejumlah kanker, seperti kanker kolorektal, kanker lambung, dan kanker payudara.
2. Makanan yang digoreng
Makanan tertentu yang diolah dengan cara digoreng dengan suhu tinggi dapat menghasilkan senyawa kimia yang dikenal sebagai akrilamida. Ini bisa terjadi ketika makanan digoreng, dipanggang, atau dibakar dengan suhu tinggi. Terutama makanan berpati yang digoreng, biasanya cenderung tinggi akrilamida, seperti kentang goreng atau keripik kentang.
Menurut penelitian yang dilakukan pada tikus, akrilamida memiliki sifat karsinogenik. Selain itu, International Agency for Research on Cancer (IARC) mengkategorikan akrilamida sebagai “probably carcinogenic to human” yang berarti senyawa ini berpotensi menyebabkan kanker pada manusia. Selain itu, akrilamida diketahui dapat menyebabkan kerusakan DNA dan memicu apoptosis atau kematian sel.
Mengonsumsi makanan yang digoreng secara berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas dan diabetes tipe 2. Kondisi ini bisa menyebabkan stress oksidatif dan peradangan, yang berkaitan dengan peningkatan risiko kanker.
3. Gula dan karbohidrat olahan
Konsumsi makanan tinggi gula dan karbohidrat olahan secara berlebihan dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker secara tidak langsung. Hal ini karena asupan makanan tinggi gula dan bertepung yang berlebihan dapat meningkatkan risiko seseorang terkena obesitas dan diabetes tipe 2.
Berdasarkan penelitian, kedua kondisi ini dapat memicu peradangan dan stress oksidatif, yang dapat meningkatkan risiko kanker. Penelitian menunjukkan bahwa seseorang dengan diabetes tipe 2 memiliki risiko terkena kanker ovarium, payudara dan endometrium (rahim).
4. Makanan gosong
Saat memasak makanan terutama daging, sebaiknya tidak terlalu lama, apalagi hingga gosong, sebab bisa menghasilkan karsinogen yang dapat memicu kanker. Menurut penelitian, daging yang dimasak dengan suhu tinggi dapat menghasilkan PAH (polycyclic aromatic hydrocarbon) dan HCA (heterocyclic amines) yang bersifat karsinogenik.
Bukan itu saja, dilansir dari Halodoc, makanan yang dimasak dengan suhu tinggi bisa membentuk akrilamida yang bersifat toksik dan karsinogenik. Ketika masuk ke tubuh, akrilamida dapat berubah menjadi glikidamida yang bisa merusak DNA, sehingga menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak terkendali dan mengakibatkan kanker.
5. Alkohol
Hati merupakan organ yang bertugas untuk memetabolisme alkohol. Ketika mengonsumsi alkohol, hati akan memecah alkohol menjadi asetaldehida, yang merupakan senyawa karsinogenik.
Asetaldehida bisa memicu kerusakan DNA dan mengakibatkan stress oksidatif. Lebih parahnya, asetaldehida juga bisa mengganggu fungsi kekebalan tubuh, yang membuat tubuh kesulitan untuk menargetkan sel prakanker dan sel kanker.
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi alkohol dapat meningkatkan kadar estrogen pada wanita, yang berkaitan dengan peningkatan risiko kanker payudara reseptor estrogen positif. Kanker payudara reseptor estrogen positif (ER+) merupakan subtipe kanker payudara. Kanker ini terjadi ketika kadar estrogen yang tinggi dalam sel kanker payudara membantu kanker tumbuh dan menyebar.
Adakah Makanan untuk Menurunkan Risiko Kanker?
Disamping ada beberapa jenis makanan yang dapat memicu kanker, ada pula beberapa makanan yang dapat menurunkan risiko kanker, terutama makanan yang kaya akan antioksidan dan serat.
Buah-buahan dan sayuran dikenal kaya akan antioksidan dan serat. Kandungan antioksidan di dalam sayur dan buah dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari stress oksidatif dan kerusakan DNA yang dapat diakibatkan oleh paparan radikal bebas.
Beberapa contoh antioksidan yang berperan dalam penurunan risiko kanker diantaranya seperti:
- Beta karoten: buah dan sayur berwarna kuning dan oranye, sayuran berdaun hijau
- Likopen: tomat, semangka, aprikot, peach
- Lutein: sayuran berdaun hijau
Sementara itu, penelitian menunjukkan bahwa serat dapat memberikan efek perlindungan terhadap berbagai jenis kanker, termasuk kanker usus, lambung, payudara, ovarium dan pankreas.
Serat dapat meningkatkan volume feses dan mengurangi waktu transit feses, sehingga mengencerkan konsentrasi karsinogenik di usus besar dan mengurangi waktu paparan karsinogen pada usus. Serat juga dapat mengurangi kadar kolesterol yang berkaitan dengan risiko kanker usus besar.
Bukan itu saja, serat juga dapat membantu dalam pengendalian berat badan dan menjaga kadar gula darah tetap stabil. Ini dapat mencegah seseorang mengalami obesitas dan diabetes tipe 2 yang berkaitan dengan risiko kanker yang lebih tinggi.
Selain terdapat pada buah dan sayur, serat juga terdapat pada kacang-kacangan dan biji-bijian. Kita dianjurkan untuk mengonsumsi sekitar 30 g serat sehari.
Disamping serat dan antioksidan, omega-3 yang umumnya terdapat pada ikan juga diketahui dapat membantu menurunkan risiko kanker dengan menurunkan kadar kolesterol. Omega-3 termasuk ke dalam jenis lemak tak jenuh atau yang dikenal sebagai lemak sehat, karena dapat membantu dalam meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dan menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL).
Ladies, mengetahui jenis makanan yang dapat memicu kanker seperti yang telah disebutkan di atas semoga dapat membantumu lebih bijak dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi.
Untuk mengurangi risiko kanker, cobalah untuk membatasi konsumsi daging olahan, makanan yang digoreng, gula dan karbohidrat olahan, makanan yang dimasak dengan suhu tinggi atau gosong, dan alkohol. Fokuslah pada pola makan dan gaya hidup yang sehat, termasuk memperbanyak konsumsi makanan kaya serat, antioksidan, dan omega-3, serta berolahraga secara teratur.
Sumber:
Aghajanpour, M., Nazer, M. R., Obeidavi, Z., Akbari, M., Ezati, P., & Kor, N. M. (2017). Functional foods and their role in cancer prevention and health promotion: a comprehensive review. American journal of cancer research, 7(4), 740–769. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5411786/
Better Health Channel. (2023). Cancer and Food. https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/cancer-and-food
Cancer Research UK. (2024). Food myths and cancer risk. https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/causes-of-cancer/cancer-myths-questions/food-myths
Centers for Disease Control and Prevention (2010). How Tobacco Smoke Causes Disease: The Biology and Behavioral Basis for Smoking-Attributable Disease: A Report of the Surgeon General. [online] Nih.gov. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK53010/.
Cleveland Clinic. (2024). Cancer. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/12194-cancer
Cleveland Clinic. (2024). Estrogen Receptor-Positive Breast Cancer (ER+). https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/er-positive-breast-cancer
Debras, C., Chazelas, E., Srour, B., Kesse-Guyot, E., Julia, C., Zelek, L., Agaësse, C., Druesne-Pecollo, N., Galan, P., Hercberg, S., Latino-Martel, P., Deschasaux, M., & Touvier, M. (2020). Total and added sugar intakes, sugar types, and cancer risk: results from the prospective NutriNet-Santé cohort. The American journal of clinical nutrition, 112(5), 1267–1279. https://doi.org/10.1093/ajcn/nqaa246
Halodoc. (2020). Makanan Gosong Sebabkan Kanker, Mitos atau Fakta?. https://www.halodoc.com/artikel/makanan-gosong-sebabkan-kanker-mitos-atau-fakta?srsltid=AfmBOopF_QAVn5v72vU9qtNiizrHGhDM0MFwjFDHByHakv8AgSFgKWeO
Hu, J., Wang, J., Li, Y., Xue, K., & Kan, J. (2023). Use of Dietary Fibers in Reducing the Risk of Several Cancer Types: An Umbrella Review. Nutrients, 15(11), 2545. https://doi.org/10.3390/nu15112545
Kemenkes RI. (2024). Strategi Komprehensif Penanganan Kanker di Indonesia: Rencana Kanker Nasional 2024-2034. https://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-p2ptm/strategi-komprehensif-penanganan-kanker-di-indonesia-rencana-kanker-nasional-2024-2034
Key, T. J., Bradbury, K. E., Perez-Cornago, A., Sinha, R., Tsilidis, K. K., & Tsugane, S. (2020). Diet, nutrition, and cancer risk: what do we know and what is the way forward?. BMJ (Clinical research ed.), 368, m511. https://doi.org/10.1136/bmj.m511
National Cancer Institute. (nd) Diet. https://www.cancer.gov/about-cancer/causes-prevention/risk/diet
Nunez, K. (2024). 6 Foods That May Increase Your Risk of Cancer. https://www.healthline.com/health/cancer/cancer-causing-foods Strumylaite, L., Sharp, S.J., Kregzdyte, R., Poskiene, L., Algirdas Bogusevicius and Pranys, D. (2015). The Association of Low-To-Moderate Alcohol Consumption with Breast