ZERO-WASTE COOKING, TREN MEMASAK BEBAS LIMBAH DAN RAMAH LINGKUNGAN

Girls, saat kamu memasak sayur-sayuran, seperti kangkung misalnya, pasti yang lebih banyak digunakan bagian daunnya. Meskipun batangnya turut kamu masak juga, tapi pasti masih banyak bagian batang yang tersisa yang tidak kamu gunakan. Lantas sisa batang yang tidak digunakan kamu apakan girls? Apakah kamu buang begitu saja?

Ketika memasak atau mengonsumsi makanan, begitu banyak limbah makanan yang dihasilkan, entah itu dari sisa bahan makanan yang tidak terpakai, kemasannya, atau limbah lainnya dari proses produksi dan persiapan makanan. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), sekitar sepertiga dari makanan yang diproduksi untuk konsumsi manusia terbuang begitu saja dan berakhir menjadi sampah, yang jumlahnya diperkirakan mencapai 1.3 miliar ton per tahunnya di seluruh dunia. Sampah makanan dan limbah lainnya dari proses produksi dan persiapan makanan ini dapat menyebabkan emisi gas rumah kaca dan turut berkontribusi terhadap perubahan iklim. Keprihatinan terhadap tingginya jumlah sampah makanan dan kepedulian akan keberlanjutan kelestarian lingkungan ini mendorong timbulnya sebuah tren yang bernama zero-waste cooking. Nah, kira-kira apa sih yang dimaksud dengan zero-waste cooking ini? Simak ulasan berikut yuk!

Apa yang Dimaksud Zero-Waste Cooking?

Zero-waste cooking merupakan sebuah gerakan memasak tanpa menghasilkan limbah, yang berarti mengupayakan untuk meninggalkan limbah makanan dan sampah kemasan sesedikit mungkin atau bahkan tidak ada sama sekali saat memasak dan makan. Meskipun demikian, bukan berarti kamu memasukkan semua bagian makanan ke dalam makanan yang kamu masak.

Ketika kamu menerapkan gerakan ini, kamu memasak dan mengolah semua bagian dari bahan-bahan makanan seoptimal mungkin tanpa ada bagian yang terbuang sia-sia. Dan kalaupun ada bagian yang harus dibuang, itu karena bagian tersebut memang sama sekali tidak bisa dimakan atau diolah. Pada dasarnya, penerapan zero-waste cooking ini tidak terlepas dari prinsip “3R”, yaitu reducereuse, dan recycle.

  • Reduce (kurangi): kurangi penggunaan bahan makanan yang tidak benar-benar kamu perlukan. Masak dengan porsi yang lebih kecil atau cukup untuk menghindari sisa makanan yang berlebihan.
  • Reuse (gunakan kembali): gunakan kembali bahan atau kemasan makanan yang masih bisa dimanfaatkan. Gunakan wadah yang bisa digunakan kembali untuk membeli makanan, seperti kantung belanja dari kain, dsb.
  • Recycle (daur ulang): daur ulang bahan-bahan yang tidak kamu gunakan lagi. Misalnya, ketika kamu memasak kangkung, alih-alih membuang batang dan akar yang tidak digunakan, kamu bisa manfaatkan menjadi pupuk kompos.

Manfaat Zero-Waste Cooking

Menerapkan zero-waste cooking memberikan banyak manfaat, baik bagi keberlanjutan kelestarian lingkungan maupun bagi kesehatan orang yang menjalaninya. Berikut ini beberapa manfaat dari zero-waste cooking.

  • Mengurangi limbah makanan

Sekitar 1.3 miliar ton limbah makanan terbuang sia-sia setiap tahunnya di seluruh dunia. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Waste Management, setiap individu di seluruh dunia turut menyumbang sekitar 194 – 389 kg sampah makanan per tahunnya. Di Indonesia sendiri, sekitar 23 – 48 juta ton sampah makanan per tahun dihasilkan selama periode 2000 – 2019. Sekitar 62 % limbah makanan terbanyak berupa sayuran. Ini karena jenis sayuran lebih mudah rusak dan membusuk. Menurut Ecomonist Intelligence Unit (EIU), Indonesia merupakan penghasil limbah makanan tertinggi ke dua di dunia, yakni mencapai 300 kg per orang per tahun. Dengan menerapkan zero-waste cooking, kamu dapat turut mengurangi limbah makanan.

  • Mengurangi limbah plastik dan kemasan
Baca :   Viral Diet Tiongkok, Turunkan Berat Badan 10 kg dalam Seminggu

Zero-waste cooking juga mengurangi limbah dari kemasan makanan dan wadah saji. Menurut laporan Environmental Protection Agency (EPA) lebih dari 23% atau hampir seperempat dari semua sampah yang dikirim ke tempat pembuangan sampah adalah kemasan dan wadah, sebagian besar diantaranya terkait kemasan makanan, baik itu plastik kemasan sekali pakai atau bahan lainnya yang tidak bisa didaur ulang. Menerapkan zero-waste cooking bisa menjadi salah satu cara untuk mengurangi limbah plastik dan kemasan makanan, melalui cara seperti menggunakan wadah yang bisa digunakan kembali, atau membuat sebagian besar makanan di rumah dan mengurangi penggunaan makanan olahan dalam kemasan.

  • Menjaga kelestarian lingkungan

Sampah makanan yang kita buang, turut andil dalam menyebabkan emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global. Sistem pangan secara keseluruhan menyumbang hampir 13% dari semua emisi gas rumah kaca setiap tahunnya. Sementara makanan yang terbuang, yang rusak atau sengaja dibuang menyumbang hampir 8% emisi gas rumah kaca. Sehingga, lebih sedikit limbah makanan yang dihasilkan bisa turut membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan menjaga kelestarian lingkungan.

  • Membuat pola makan menjadi lebih sehat

Gerakan zero-waste cooking ini mendorong orang-orang untuk mengonsumsi makanan utuh, seperti sayuran, buah-buahan, dan daging segar. Hal ini dapat membuat orang-orang menjalani pola makan yang lebih sehat.

  • Membantu meningkatkan asupan nutrisi bagi orang yang membutuhkan

Saat ini banyak koki atau pengusaha yang memfokuskan upaya tanpa limbah untuk menyelamatkan makanan yang akan terbuang sia-sia dan mendistribusikannya kembali kepada orang-orang yang membutuhkan. Karena sifatnya yang mudah rusak, banyak buah dan sayuran bergizi rusak sebelum dapat dimakan. Memastikan bahwa makanan padat nutrisi ini dimakan alih-alih dibuang dapat membantu orang lain meningkatkan asupan gizi untuk meningkatkan kesehatan mereka, seperti asupan vitamin dan mineral. Di Indonesia, sampah makanan yang dihasilkan pada tahun 2000 – 2019 nilainya bisa mencapai Rp 213 – 551 triliun per tahun. Padahal jika bisa dikelola dengan baik ini bisa memberi makan sekitar 61 – 125 juta penduduk Indonesia.

  • Mengurangi paparan zat kimia dari kemasan makanan

Zero-waste cooking mendorong pemakaian wadah atau kemasan makanan dari bahan yang aman. Menghindari penggunaan kemasan dan wadah makanan sekali pakai, dapat mengurangi paparan bahan kimia berbahaya yang mungkin terdapat di dalamnya.

  • Mengurangi biaya pengeluaran

Menerapkan zero-wate cooking juga bisa membantu kamu berhemat lho, pasalnya kamu didorong untuk memanfaatkan seoptimal mungkin bahan-bahan makanan yang kamu gunakan. Alih-alih mengeluarkan uang untuk membeli kaldu, kamu bisa membuatnya sendiri. Atau daripada membeli pupuk, kamu bisa membuat pupuk kompos dari sisa-sisa bahan makanan yag tidak terpakai. Menggunakan wadah makanan atau tas belanja yang bisa digunakan berulang juga bisa membantumu berhemat dari pembelian kantong belanja.

Baca :   Heboh! Anggur Shine Muscat Mengandung 50 Jenis Residu Beracun

Bagaimana Cara Menerapkan Zero-Waste Cooking?

Setiap orang memiliki gaya hidup, kebutuham dan preferensi yang berbeda-beda. Sehingga, metode zero-waste cooking yang kamu lakukan mungkin saja berbeda dengan orang lain. Namun, secara umum ada beberapa langkah yang bisa kamu coba untuk menerapkan zero-waste cooking.

1. Buat pola makan yang terencana

Perencanaan pola makan tidak hanya berarti memutuskan apa yang akan kamu makan selama beberapa waktu, tetapi juga mencakup pemikiran tentang bagaimana dan kapan kamu menyiapkan makanan, serta bahan-bahan apa saja yang diperlukan. Pertama-tama buatlah daftar masakan dan bahan makanan yang diperlukan, misalkan untuk waktu seminggu kedepan. Pertimbangkan beberapa hal berikut:

  • Belilah bahan makanan yang bisa digunakan untuk beberapa resep masakan sekaligus.
  • Belilah bahan makanan sesuai porsi masakan yang akan dibuat.
  • Dahulukan penggunaan bahan makanan yang mudah rusak, seperti sayuran, buah, daging.
  • Tidak perlu membeli bahan yang mungkin tidak akan kamu gunakan lagi.

2. Bijak saat membeli makanan

Ketika kamu membeli makanan di restoran, kamu juga bisa menerapkan zero-waste cooking. Berikut beberapa penyesuaian yang bisa kamu lakukan:

  • Jika memungkinkan, pilihlah restoran yang menerapkan gerakan zero-waste cooking, seperti donasi makanan atau yang menawarkan wadah yang bersifat biodegradable.
  • Jika ingin memesan makanan, pesanlah langsung ke restoran, dibanding layanan pesan antar yang banyak menggunakan plastic.
  • Mengurangi penggunaan alat makan, kantong, ataupun sedotan sekali pakai yang tidak ramah lingkungan. Atau membawa wadah sendiri yang bisa digunakan kembali.
  • Pesan makanan dalam porsi secukupnya.

3. Manfaatkan semua bagian bahan makanan

Memanfaatkan semua bagian bahan makanan merupakan unsur yang penting dalam zero-waste cooking, misalnya seperti:

  • Memanfaatkan sisa daging, tulang atau sayuran yang tidak terpakai untuk dijadikan kaldu.
  • Tanam kembali akar tanaman yang tidak ikut dimasak, misalnya akar seledri, bawang, atau sayuran lainnya.
  • Membuat kompos dari sisa-sisa bahan makanan seperti sayuran, buah, cangkang telur, ampas kopi dan kantong teh.

4. Bijak dalam berbelanja

Pertama-tama sebelum kamu mulai berbelanja, pastikan kamu sudah membuat daftar bahan apa saja yang kamu perlu beli. Beberapa cara bijak dalam berbelanja diantaranya:

  • Bawa tas belanja sendiri yang bisa digunakan kembali.
  • Jika memungkinkan, beli bahan makanan dalam jumlah besar yang bisa digunakan untuk memasak beberapa resep masakan.
  • Hindari membeli barang dengan kemasan yang tidak perlu.
  • Perhatikan tanggal kadaluarsa dan perkirakan umur simpan makanan yang mudah rusak.

5. Menyimpan makanan dengan benar

Menyimpan makanan dengan cara yang salah, bisa membuat makanan cepat rusak dan busuk. Alhasil, makanan justru malah terbuang sia-sia sebelum bisa digunakan. Maka dari itu, pastikan kamu menyimpannya dengan cara yang sesuai.

  • Gunakan wadah yang sesuai dan tempatkan makanan dalam suhu yang tepat.
  • Terapkan FIFO (First In, First Out) dan FEFO (First Expired, First Out).
  • Jaga selalu kebersihan lemari es, meja atau tempat penyimpanan makanan agar terhindar dari bakteri atau mikroba yang dapat membuat makanan menjadi cepat rusak.
  • Jika ada makanan yang mulai membusuk, pisahkan segera dari makanan lainnya.
Baca :   Diet Korset, Mau Langsing Kok Menyiksa?

Penyimpanan bahan makanan yang tepat bisa membuat umur simpannya menjadi lebih lama dan meminimalkan risiko makanan terbuang akibat rusak atau busuk.

6. Berbagi dengan orang lain

Jika kamu memiliki porsi makanan lebih, sisa makanan atau bahan makanan yang masih layak digunakan, tidak ada salahnya untuk berbagi dengan orang lain. Selain bisa mengurangi limbah makanan, kamu juga bisa menjalin silaturahmi dengan orang lain.

Mengurangi limbah yang dihasilkan dari makanan, merupakan salah satu upaya dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mendukung kesehatan. Gerakan ini sejalan dengan Sutainable Development Goals (SDGs), SDG 12 Target 12.3, yakni mengurangi separuh limbah makanan global per kapita di tingkat ritel dan konsumen dan mengurangi kehilangan makanan di sepanjang rantai produksi dan pasokan termasuk kerugian pasca panen pada tahun 2030. Tak hanya itu, upaya ini juga sangat penting untuk mencapai SDG 2, yaitu mengakhiri kelaparan. Sebab gerakan zero-waste cooking ini juga fokus pada upaya penyelamatan makanan yang masih bisa digunakan, salah satunya dengan membagikannya pada orang yang membutuhkan. Dengan begitu, menerapkan zero-waste cooking, tidak hanya bermanfaat bagi diri kamu sendiri, tapi juga bermanfaat bagi lingkungan dan orang-orang yang membutuhkan di sekitarmu.

Meskipun sepertinya tidak mungkin bagi kita untuk sepenuhnya menghilangkan limbah, akan tetapi upaya ini merupakan langkah awal untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan yang diakibatkannya dan untuk hidup yang lebih berkelanjutan.

Bagaimana girls, tertarik memulainya?

Sumber:

Corrado, S. and Sala, S., 2018. Food waste accounting along global and European food supply chains: State of the art and outlook. Waste Management, 79, pp.120-131.

FAO. (Tanpa Tahun). Food Loss and Food Waste. [online] Tersedia di: <https://www.fao.org/food-loss-and-food-waste/flw-data)> [Diakses pada 4 November 2021].

FAO. (2011). Global food losses and food waste – Extent, causes and prevention. Rome. [online] Tersedia di: https://www.fao.org/3/i2697e/i2697e.pdf [Diakses pada 4 November 2021].

FAO. (2019). The State of Food and Agriculture 2019. Moving forward on food loss and waste reduction. Rome. Licence: CC BY-NC-SA 3.0 IGO. [online] Tersedia di: <https://www.fao.org/3/ca6030en/ca6030en.pdf> [Diakses pada 4 November 2021].

Ghamrawy, M. (2019). Say no to food waste! A guide to reduce household food waste – Trainers guide. Cairo, FAO. [online] Tersedia di: https://www.fao.org/3/ca5551en/CA5551EN.pdf [Diakses pada 4 November 2021].

Indonesia Green Growth Program. (2021). Pengelolaan Limbah Makanan yang Berkelanjutan Berkontribusi pada Pembangunan Rendah Karbon di Indonesia. [online] Tersedia di: http://greengrowth.bappenas.go.id/pengelolaan-limbah-makanan-yang-berkelanjutan-berkontribusi-pada-pembangunan-rendah-karbon-di-indonesia/ [Diakses pada 4 November 2021].

Lestari, DA. (2021). Memulai Zero-Waste Cooking, Metode Memasak Bebas Limbah. [online] Tersedia di: <https://hellosehat.com/nutrisi/tips-makan-sehat/zero-waste-cooking/> [Diakses pada 4 November 2021].

Snyder, C. (2021). What Is Zero-Waste Cooking, and How Do You Do It?. [online] Tersedia di: <https://www.healthline.com/nutrition/zero-waste-cooking-eating> [Diakses pada 4 November 2021].

U.S. Environmental Protection Agency. (2015). Reducing Wasted Food & Packaging: A Guide for Food Services and Restaurants. [online] Tersedia di: <https://www.epa.gov/sites/default/files/2015-08/documents/reducing_wasted_food_pkg_tool.pdf> [Diakses pada 4 November 2021].

Article Lainnya