Ladies, pernahkah kamu mendengar seputar suplemen kromium? Suplemen kromium banyak digunakan dalam produk diet untuk menurunkan berat badan.
Tapi, apa sih manfaatnya? Yuk cari tahu manfaat suplemen kromium dalam artikel berikut!
Apa Itu Kromium
Kromium merupakan mineral yang dapat ditemukan dalam 2 bentuk utama, yakni kromium
Kromium merupakan mineral yang ditemukan dalam dua bentuk utama, yakni kromium trivalen dan kromium heksavalen. Keduanya memiliki kegunaan yang berbeda
Kromium heksavalen biasa ditemukan sebagai produk sampingan industri baja dan dianggap beracun. Kromium heksavalen sering digunakan sebagai bahan pelapis anti karat.
Sementara, kromium trivalen merupakan bentuk kromium yang secara alami ditemukan dalam makanan dan aman dikonsumsi. Selain itu, juga memiliki fungsi penting di dalam tubuh.
Beberapa bentuk kromium trivalen yang ditemukan dalam makanan dan suplemen makanan di antaranya seperti, kromium klorida, kromium histidinat, kromium malat, kromium nikotinat, kromium picolinate, kromium polinikotinat, dan kromium triklorida.
Tubuh manusia dapat menyerap kromium dalam jumlah yang sangat sedikit. Penyerapan kromium dalam makanan rendah, berkisar antara 0,4 – 2,5%.
Kromium picolinate diketahui lebih mudah diserap dibandingkan jenis kromium lainnya. Jenis ini paling sering digunakan dalam suplemen, karena dipercaya mampu membantu penurunan berat badan.
Apa saja manfaat suplemen kromium?
Meskipun beberapa peneliti mempertanyakan apakah mineral ini benar-benar penting, namun kromium memiliki beberapa fungsi penting di dalam tubuh. Kromium memainkan peran dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
Berikut ini beberapa manfaat dari kromium, di antaranya termasuk:
1. Membantu menurunkan berat badan
Kromium diketahui bermanfaat untuk menurunkan berat badan. Berdasarkan uji klinis, konsumsi 200 – 400 mcg kromium per hari dapat membantu dalam penurunan berat badan yang signifikan.
Salah satu manfaat dari suplemen kromium dalam upaya menurunkan berat badan ialah membantu memerangi rasa lapar dan menekan nafsu makan. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kromium picolinate 600 – 1.000 mcg per hari bisa membantu menekan nafsu makan dan mengurangi rasa lapar, sehingga membantu mencegah makan berlebihan. Manfaat ini bisa membantu kamu dalam menurunkan berat badan.
Selain membantu menekan nafsu makan, kromium juga bermanfaat dalam meningkatkan metabolisme karbohidrat dan lemak menjadi energi.
Selain itu, suplementasi kromium picolinate bukan hanya menyebabkan penurunan berat badan, tapi juga perubahan komposisi tubuh yang menguntungkan, karena berat badan yang hilang 98% berasal dari massa lemak, dan hanya 2% yang berasal dari massa tubuh tanpa lemak.
Dengan kata lain, kromium picolinate ini bermanfaat untuk membantu penurunan berat badan dengan meningkatkan penurunan lemak dan tetap mempertahankan massa otot tubuh. Sejauh ini, kebanyakan penelitian menggunakan dosis yang cukup besar untuk membantu penurunan berat badan. Sehingga, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut apakah dosis yang lebih kecil bermanfaat untuk membantu penurunan berat badan.
2. Membantu mengendalikan kadar gula darah
Pada orang sehat, hormon insulin memiliki peran penting dalam memberikan sinyal kepada tubuh untuk membawa glukosa ke dalam sel-sel tubuh, untuk nantinya digunakan sebagai sumber energi.
Sementara, pada penderita diabetes tipe 2, tubuhnya tidak dapat merespons hormon insulin sebagaimana mestinya. Tubuhnya menjadi kurang atau tidak sensitif terhadap insulin, atau biasa dikenal dengan istilah resistensi insulin. Akibatnya, glukosa yang seharusnya digunakan oleh sel-sel tubuh tetap berada dalam darah dan menyebabkan kadar gula darah meningkat.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi suplemen kromium dapat membantu mengendalikan kadar gula darah bagi penderita diabetes. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi suplemen kromium 200 mcg per hari dapat menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan respons tubuh terhadap insulin pada penderita diabetes tipe 2.
Selain itu, dalam penelitian yang melibatkan lebih dari 62.000 orang dewasa di Amerika Serikat menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi suplemen kromium memiliki risiko 27% lebih rendah terkena diabetes tipe 2.
3. Membantu mengurangi depresi
Beberapa penelitian juga menghubungkan kromium dengan manfaat kesehatan mental. Kromium diketahui bermanfaat untuk mencegah dan mengurangi gejala depresi.
Studi yang dilakukan pada hewan menunjukkan bahwa kromium dapat membuat sel menjadi lebih sensitif terhadap insulin. Hal ini membantu pengiriman triptofan ke sistem saraf pusat. Kemudian triptofan diubah menjadi neurotransmitter yang disebut serotonin, yang dapat meningkatkan suasana hati dan perasaan bahagia.
Selain itu, kromium juga dapat membantu mengatasi depresi dengan memicu dan meningkatkan pelepasan norepinefrin, yang merupakan neurotransmitter pengatur suasana hati lainnya.
4. Membantu mengurangi denyut jantung
Dalam penelitian yang melibatkan 70 orang dengan sindrom metabolic dan gangguan toleransi glukosa, diketahui bahwa konsumsi suplemen kromium dapat membantu menurunkan denyut jantung sebanyak lima kali per menit, yang secara statistic signifikan.
Denyut jantung mengacu pada jumlah detak jantung per menit. Secara umum, denyut jantung istirahat yang lebih rendah menunjukkan fungsi jantung yang lebih efisien, kebugaran kardiovaskular yang lebih baik dan risiko serangan jantung yang lebih rendah.
5. Membantu menurunkan kolesterol
Manfaat kromium yang lainnya ialah membantu menurunkan kadar kolesterol darah. Dalam penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Trace Elements in Medicine and Biology menunjukkan bahwa konsumsi suplemen kromium dapat membantu mengurangi kadar trigliserida dan kolesterol total dalam darah.
Disamping itu, suplemen ini juga dapat membantu meningkatkan kadar kolesterol baik atau HDL yang bermanfaat dalam mencegahnya penumpukan plak di pembuluh darah.
6. Berpotensi mengatasi PCOS (Polycystic ovary syndrome)
PCOS merupakan gangguan hormon yang dialami oleh wanita yang ditandai dengan adanya peningkatan kadar hormon androgen (testosteron). Penyebab PCOS tidak diketahui secara pasti, namun faktor genetik turut memengaruhinya.
Faktor lain yang mungkin menyebabkan PCOS ialah ketidakseimbangan hormon, salah satunya resistensi isnulin. Resistensi insulin merupakan kondisi dimana sel-sel tubuh tidak dapat merespons kerja insulin dengan baik, sehingga tidak bisa menyerap glukosa darah secara efektif. Akibatnya glukosa tetap berada dalam darah dan membuat kadar glukosa darah tinggi. Resistensi insulin ini memicu pankreas untuk memproduksi dan melepaskan lebih banyak insulin ke dalam darah.
Kadar insulin yang tinggi menyebabkan ovarium memproduksi terlalu banyak hormon testosteron, yang mengganggu perkembangan folikel (kantung di ovarium tempat telur berkembang) dan mencegah ovulasi normal.
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi suplemen kromium dapat membantu meningkatkan kontrol gula darah dan mengurangi resistensi insulin. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi kromium berpotensi dalam mengatasi PCOS.
Berapa Dosis Kromium yang Aman Dikonsumsi dalam Sehari?
Berdasarkan AKG (Angka Kecukupan Gizi) kromium dibutuhkan dalam jumlah yang kecil, pada pria usia 30 – 49 tahun membutuhkan sekitar 34 mcg kromium per hari, sementara wanita dengan usia yang sama membutuhkan sekitar 29 mcg kromium per hari.
BPOM RI (Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia) mengatur batasan kromium yang boleh dicantumkan di label makanan sebesar 26 mcg per hari, sementara untuk suplemen maksimal 200 mcg kromium per hari.
Apakah Suplemen Kromium Aman Dikonsumsi Jangka Panjang?
Berdasarkan literatur, asupan kromium hingga 1.000 mcg setiap hari selama 6 bulan terbilang aman. Sementara untuk jangka waktu yang lebih panjang dosis amannya sekitar 200-1.000 mcg per hari hingga 2 tahun.
Perlu dicatat bahwa hal ini berlaku bagi mereka yang sehat dan tidak memiliki kondisi Kesehatan tertentu ya ladies. Bagi kamu yang memiliki masalah Kesehatan tertentu, perlu melakukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsinya.
Menurut anjuran BPOM, untuk penggunaan suplemen kromium lebih dari 6 bulan atau jika memiliki gangguan ginjal dan hati perlu melakukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Selain itu, karena kromium dapat memengaruhi kadar insulin, bagi kamu yang menderita diabetes dan mengonsumsi suplemen ini, maka harus berkonsultasi dengan dokter dan memantau gula darah dengan cermat ya.
Adakah Efek Samping Mengonsumsi Suplemen Kromium?
Kromium aman dikonsumsi bagi kebanyakan orang dan tidak menyebabkan efek samping. Namun, dalam beberapa kasus, kromium mungkin bisa menyebabkan sakit perut, dan beberapa efek samping termasuk:
- Reaksi alergi
- Kram dan nyeri otot
- Tanda-tanda gula darah rendah (bingung, pusing, berkeringat, gemetar)
- Masalah saluran kemih
Segera konsultasikan dengan dokter apabila mengalami gejala tersebut.
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi suplemen kromium picolinate dengan dosis yang tinggi 1.200 – 2.400 mcg per hari dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Selain itu, konsumsi kromium dalam dosis tinggi juga bisa menyebabkan kerusakan hati.
Suplemen kromium tidak disarankan dikonsumsi oleh ibu hamil dan ibu menyusui, serta anak-anak, karena efek dan keamanan untuk demografi ini belum ditetapkan.
Makanan Sumber Kromium
Selain melalui suplemen, ladies bisa meningkatkan asupan kromium melalui makanan yang kamu konsumsi, meskipun jumlahnya memang sangat sedikit.
Berikut beberapa makanan yang merupakan sumber kromium:
Sumber Makanan | Sajian | Kandungan Kromium per Sajian |
Jus anggur | 1 cup (240 ml) | 7,5 mcg |
Jus jeruk | 1 cup (240 ml) | 2,2 mcg |
Daging sapi | 1 potong (85 g) | 2 mcg |
Lettuce | 142 g | 1,8 mcg |
Dada kalkun | 1 potong (85 g) | 1,7 mcg |
Jus tomat | 1 cup (240 ml) | 1,5 mcg |
Apel | 1 buah sedang (200 g) | 1,4 mcg |
Buncis | ½ cup 73 g | 1,1 mcg |
Pisang | 1 buah sedang | 1 mcg |
Roti gandum utuh | 1 lembar | 1 mcg |
Tomat | 1 buah sedang | 0,9 mcg |
Rekomendasi Suplemen Kromium
Bagi ladies yang ingin mendapatkan manfaat suplemen kromium, ladies bisa lho mengonsumsi WRP Diet Tea. WRP Diet Tea merupakan suplemen diet yang dibuat dari ekstrak daun teh hijau dan dilengkapi dengan kromium picolinate yang membantu menekan nafsu makan dan mendukung pembakaran lemak.
Ekstrak daun teh hijau dalam WRP Diet Tea mengandung katekin yang berperan dalam menekan nafsu makan dan membantu mengurangi penyerapan lemak di dalam tubuh, serta meningkatkan pembakaran lemak di dalam tubuh.
Konsumsi WRP Diet Tea satu sampai tiga kali sehari sesaat sebelum makan untuk membantumu mengurangi lemak tubuh.
Ladies, itulah informasi seputar suplemen kromium dan manfaatnya. Banyak fakta menunjukkan bahwa konsumsi suplemen kromium bisa membantu mengendalikan gula darah melalui aktivasi insulin, serta membantu penurunan berat badan dengan meningkatkan metabolisme karbohidrat dan lemak menjadi energi, serta membantu menekan nafsu makan.
Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut akan hal tersebut, terutama efektivitas suplemen kromium dalam penurunan berat badan dengan dosis yang lebih kecil.
Sumber:
Asbaghi, O., et al. (2021). Effects of chromium supplementation on lipid profile in patients with type 2 diabetes: A systematic review and dose-response meta-analysis of randomized controlled trials. Journal of trace elements in medicine and biology : organ of the Society for Minerals and Trace Elements (GMS), 66, 126741. https://doi.org/10.1016/j.jtemb.2021.126741
Basharat, S., et al. (2021). Role of chromium supplements and diet in polycystic ovarian syndrome. Asian Journal of Health Sciences, 7(2), ID25. https://doi.org/https://doi.org/10.15419/ajhs.v7i2.496
Cerulli, J., Grabe, D., Gauthier, I., Malone, M., & McGoldrick, M. (1998). Chromium Picolinate Toxicity. Annals Of Pharmacotherapy, 32(4), 428-431. https://doi.org/10.1345/aph.17327
EFSA NDA Panel (EFSA Panel on Dietetic Products, Nutrition and Allergies), 2014. Scientific Opinion on Dietary Reference Values for chromium. EFSA Journal 2014;12(10):3845, 25 pp. doi:10.2903/j.efsa.2014.3845
WebMD. (nd). Chromium – Uses, Side Effects, and More. https://www.webmd.com/vitamins/ai/ingredientmono-932/chromium
Lang, A. (2021). 8 Foods That Are High in Chromium. https://www.healthline.com/nutrition/chromium-foods
McIver, D. J., Grizales, A. M., Brownstein, J. S., & Goldfine, A. B. (2015). Risk of Type 2 Diabetes Is Lower in US Adults Taking Chromium-Containing Supplements. The Journal of nutrition, 145(12), 2675–2682. https://doi.org/10.3945/jn.115.214569
National Institutes of Health.(2022). Chromium Fact Sheet for Health Professionals. https://ods.od.nih.gov/factsheets/Chromium-HealthProfessional/
Pei, D., Hsieh, C. H., Hung, Y. J., Li, J. C., Lee, C. H., & Kuo, S. W. (2006). The influence of chromium chloride-containing milk to glycemic control of patients with type 2 diabetes mellitus: a randomized, double-blind, placebo-controlled trial. Metabolism: clinical and experimental, 55(7), 923–927. https://doi.org/10.1016/j.metabol.2006.02.021
Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 19 Tahun 2022 Tentang Pedoman Klaim Suplemen Kesehatan. https://standar-otskk.pom.go.id/storage/uploads/0e16acb3-91ce-465f-85e9-8601f3639191/PerBPOM-No.-19-tahun-2022.pdf
PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 10 TAHUN 2024 TENTANG PENANDAAN OBAT BAHAN ALAM, OBAT KUASI, DAN SUPLEMEN KESEHATAN
Schimelpfening, N. (2023). The Health Benefits of Chromium Picolinate. https://www.verywellmind.com/chromium-for-depression-1066922
Tinsley, G. (2023). Chromium Picolinate: What Aare the Benefits?. https://www.healthline.com/nutrition/chromium-picolinate
United States of America Federal Trade Commission https://www.ftc.gov/sites/default/files/documents/cases/1997/07/nutrit1.htm
Vincent, J. (2000). The Biochemistry of Chromium. The Journal Of Nutrition, 130(4), 715-718. https://doi.org/10.1093/jn/130.4.715
Willoughby, D., Hewlings, S., & Kalman, D. (2018). Body Composition Changes in Weight Loss: Strategies and Supplementation for Maintaining Lean Body Mass, a Brief Review. Nutrients, 10(12), 1876. https://doi.org/10.3390/nu10121876

Herni Yunita, S.Gz adalah seorang Ahli Gizi lulusan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Memiliki pengalaman magang di RS Marzoeki Mahdi, Bogor, dan saat ini berperan aktif sebagai Nutritionist di WRP Indonesia. Herni fokus pada edukasi gizi dan kesehatan melalui tulisan yang informatif dan berbasis bukti.