Ingin Memiliki Kulit Sehat? Kurangi Konsumsi Gula

Ingin Memiliki Kulit Sehat? Kurangi Konsumsi Gula

Ladies, siapa sih yang tidak ingin memiliki kulit sehat? Tentu setiap wanita menginginkan kulit yang sehat. 

Kulit yang tampak sehat dan bersinar tentu menjadi dambaan setiap orang. Untuk memilikinya, pemilihan makanan yang baik sangatlah penting. Semua orang tentu sudah tahu bahwa kiat untuk memiliki kulit yang sehat adalah dengan minum banyak air putih, beristirahat yang cukup, rajin menggunakan pelembap dan tabir surya, berolahraga teratur, serta menjaga kebersihan kulit.

Mengurangi asupan gula bagi sebagian orang bisa jadi sulit untuk dilakukan. Terlebih lagi, gula sudah menjadi bagian dari makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari. Namun, mengonsumsi gula secara berlebihan dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan. Salah satunya adalah meningkatnya risiko seseorang untuk terkena diabetes.

Oleh sebab itu, ada baiknya untuk membatasi asupan gula setiap harinya agar dapat memperoleh berbagai manfaat kesehatan. Salah satunya adalah manfaat bagi kesehatan kulit.

Tapi, hal ini akan menjadi tantangan bagi kamu yang gemar mengonsumsi makanan atau minuman manis tinggi gula. Karena, percaya atau tidak, konsumsi gula berlebihan bisa merusak kesehatan kulit lho! Penasaran? Yuk cek faktanya berikut ini!

Bagaimana asupan gula memengaruhi kulit sehat?

Apa yang kamu makan dapat memengaruhi kesehatan kulitmu, termasuk juga gula. Berikut ini dampak asupan gula terhadap kesehatan kulit.

  1. Mempercepat tanda-tanda penuaan
Baca :   Perut Buncit Setelah Melahirkan Caesar? Bisa Diatasi Kok, Berikut Caranya!

Konsumsi gula berlebihan berkaitan dengan penuaan dini. Gula yang dikonsumsi berlebihan bisa merusak kolagen di kulit dan mempercepat proses glikasi. Glikasi adalah proses di mana molekul gula dalam darah berikatan dengan protein, lipid, atau asam nukleat, dan membentuk advanced glycation end products (AGEs), yakni molekul berbahaya yang dapat merusak kolagen dan elastin di kulit. Glikasi menyebabkan kerusakan kolagen dan elastin yang menjaga kulit tetap kencang, elastis, halus, dan bebas kerutan. Akibatnya muncullah tanda-tanda penuaan dini seperti garis halus, kerutan dan kulit kendur. Selain itu, glikasi juga dapat meningkatkan pembentukan radikal bebas yang dapat merusak sel-sel kulit.

  1. Meningkatkan risiko kulit berjerawat

Gula memiliki indeks glikemik yang tinggi. Konsumsi makanan atau minuman tinggi gula bisa menyebabkan lonjakan lonjakan gula darah yang juga meningkatkan produksi insulin. Adanya lonjakan insulin ini dapat menstimulasi produksi sebum alias minyak berlebih, yang bisa menyumbat pori-pori kulit. Inilah yang akhirnya dapat menyebabkan jerawat.

  1. Dapat memperburuk Psoriasis

Psoriasis merupakan penyakit autoimun di mana sel-sel kulit tubuh sangat cepat, menyebabkan plak dan pengeroposan. Dalam penelitian yang dilakukan pada tikus, ketika tikus diberi makanan tinggi gula dan lemak, mereka mengalami peradangan mirip psoriasis hanya dalam waktu empat minggu. Peneliti meyakini bahwa hasil tersebut mungkin berlaku juga pada manusia. Penelitian pada tikus ini menunjukkan bahwa peningkatan peradangan dapat meningkatkan kerentanan seseorang terhadap psoriasis, dan pada beberapa kasus memicu perubahan yang terlihat pada kulit menyerupai gejala psoriasis seperti kemerahan dan plak. Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut guna membuktikan hal tersebut. 

Baca :   KERAP GAGAL SAAT DIET? YUK UBAH FOKUS DIETMU!

Mengurangi konsumsi gula mungkin dapat membantumu menjaga kesehatan kulit, terhindar dari jerawat, dan juga mencegah penuaan dini, sehingga kulitmu bisa tampak lebih awet muda. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menganjurkan untuk membatasi asupan gula maksimal 50 g sehari atau setara dengan 4 sendok makan gula pasir. 

Untuk memiliki kulit yang sehat, tentu kamu perlu menjaga dan merawatnya. Melakukan perawatan dari luar dengan menggunakan skincare secara rutin, dan merawat dari dalam dengan menjaga asupan makananmu, salah satunya dengan membatasi asupan gula serta makanan dengan indeks glikemik tinggi lainnya. Selain itu, kamu juga bisa menjaganya dengan mengurangi konsumsi makanan berlemak, karena bisa memicu peradangan dan jerawat. Perbanyak konsumsi makanan yang kaya akan vitamin A, C, dan E seperti sayuran hijau, wortel, paprika, mangga, buah beri, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Vitamin A, C, dan E berperan sebagai antioksidan untuk membantu melindungi sel kulit dari kerusakan akibat paparan radikal bebas. Konsumsi juga makanan yang kaya akan mineral zink dan asam lemak esensial omega-3 untuk mencegah peradangan dan menjaga kesehatan kulit, seperti ikan salmon, tuna, seafood, dan kacang-kacangan.

Baca :   Tren Diet Viral dan Menyenangkan

Sumber:

Astiyah, S.  C. (2022). Benarkah Gula Menyebabkan Penuaan Dini?. [online] Tersedia di: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1648/benarkah-gula-menyebabkan-penuaan-dini

Migala, J. (2023).  Can Eating Too Much Sugar Harm Your Skin?. [online] Tersedia di: https://www.everydayhealth.com/healthy-skin/can-eating-too-much-sugar-harm-your-skin/ 

Pałdyna, B., Dyńka, D. and Pałdyna, M. (2022) ‘The role of Diet in the pathogenesis and treatment of Acne Vulgaris’, Pediatria i Medycyna Rodzinna, 18(1), pp. 18–21. doi:10.15557/pimr.2022.0002. 

Penso, L., Touvier, M., Deschasaux, M., Szabo de Edelenyi, F., Hercberg, S., Ezzedine, K., & Sbidian, E. (2020). Association Between Adult Acne and Dietary Behaviors: Findings From the NutriNet-Santé Prospective Cohort Study. JAMA dermatology156(8), 854–862. https://doi.org/10.1001/jamadermatol.2020.1602 

Shi Z, Wu X, Yu S, Huynh M, Jena PK, Nguyen M, Wan YY, Hwang ST. Short-Term Exposure to a Western Diet Induces Psoriasiform Dermatitis by Promoting Accumulation of IL-17A-Producing γδ T Cells. J Invest Dermatol. 2020 Sep;140(9):1815-1823. doi: 10.1016/j.jid.2020.01.020. Epub 2020 Feb 10. PMID: 32057839; PMCID: PMC7537492.

Article Lainnya