Alasan Wanita Lebih Rentan Alami Osteoporosis Dibandingkan Pria

Alasan Wanita Lebih Rentan Alami Osteoporosis Dibandingkan Pria

Ladies, tahukah kamu? Wanita lebih rentan mengalami osteoporosis dibandingkan pria lho! Osteoporosis adalah penyakit tidak menular yang serius dan penyakit tulang yang paling umum terjadi.

Osteoporosis dapat menyerang satu dari tiga wanita dan satu dari lima pria berusia di atas 50 tahun di seluruh dunia.

Osteoporosis diperkirakan memengaruhi 200 juta wanita di dunia. Menurut Data Kemenkes RI tahun 2020, prevalensi osteoporosis di Indonesia sebesar 23% pada wanita berusia 50-80 tahun, dan mencapai 53% pada wanita berusia lebih dari 80 tahun.

Kenapa ya wanita lebih berisiko mengalami osteoporosis dibandingkan pria? Yuk cari tahu alasannya dalam ulasan berikut ini!

Osteoporosis: Definisi, Gejala, Penyebab

Definisi

Osteoporosis atau yang dikenal pengeroposan tulang merupakan penyakit tulang yang berkembang ketika kepadatan mineral tulang dan massa tulang menurun. Kondisi ini menyebabkan penurunan kekuatan tulang yang dapat meningkatkan risiko patah tulang atau fraktur, yang seringkali terjadi di area panggul.

Gejala

Osteoporosis seringkali tidak memiliki gejala, sehingga kerap dijuluki sebagai “silent disease”. Kebanyakan orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka menderita penyakit ini sampai mengalami patah tulang.

Meskipun demikian, beberapa tanda berikut bisa mengindikasikan seseorang mengalami osteoporosis:

  1. Postur tubuh bungkuk
  2. Menurunnya tinggi badan
  3. Sering mengalami cedera atau keretakan tulang, biasanya pada tulang belakang, pergelangan tangan, lengan, atau pangkal paha.
  4. Sakit punggung yang berkelanjutan dalam jangka panjang

Penyebab

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami osteoporosis, di antaranya:

  • Jenis kelamin – wanita lebih berisiko mengalami osteoporosis dibandingkan laki-laki.
  • Usia – seiring bertambahnya usia, pengeroposan tulang terjadi lebih cepat dan pertumbuhan tulang baru lebih lambat.
  • Ukuran tubuh – wanita dan pria yang kurus dan bertulang tipis lebih berisiko terkena osteoporosis.
  • Ras – wanita kulit putih dan Asia memiliki risiko lebih tinggi
  • Riwayat keluarga – risiko osteoporosis dapat meningkat jika memiliki orang tua dengan riwayat osteoporosis. Sekitar 80% kepadatan tulang diwariskan secara genetik.
  • Perubahan hormon – kadar hormon tertentu yang rendah dapat meningkatkan risiko osteoporosis, termasuk:
    • Kadar estrogen rendah pada wanita setelah menopause atau pada wanita premenopause yang tidak mengalami menstruasi.
    • Kadar testosteron rendah pada pria dapat menyebabkan hilangnya massa tulang
  • Pola makan – pola makan rendah kalsium, vitamin D, dan protein
  • Obat-obatan – Penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka panjang, seperti obat kanker, obat antiepilepsi, dan glukokortikoid.
  • Gaya hidup – gaya hidup tidak sehat seperti kurang gerak, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.
Baca :   Meal Replacement, Solusi Diet Praktis Tuk Capai Resolusi Tubuh Ideal

Mengapa Wanita Lebih Rentan Mengalami Osteoporosis?

Ada beberapa alasan yang membuat wanita lebih berisiko mengalami osteoporosis dibandingkan pria, di antaranya:

  • Kepadatan tulang yang lebih rendah – wanita memiliki tulang yang lebih kecil dan tipis dibandingkan pria, yang meningkatkan risiko patah tulang. Massa tulang puncak wanita juga lebih rendah dan memiliki kecenderungan untuk mulai kehilangan tulang pada usia yang lebih muda daripada pria.
  • Menopause – wanita dapat kehilangan hingga 10% massa tulang dalam 5 tahun setelah menopause. Itu karena penurunan kadar estrogen yang signifikan berkontribusi pada pengeroposan tulang. Hormon estrogen merupakan hormon reproduksi wanita, yang juga berperan mengatur metabolisme tulang. Ketika kadar estrogen menurun, osteoblas, sel yang menghasilkan tulang baru akan menghasilkan lebih sedikit tulang baru daripada sebelumnya.
  • Kehamilan – kepadatan tulang dapat sedikit menurun bagi wanita selama kehamilan dan saat menyusui.
Baca :   Inspirasi Diet Sehat ala Shireen Sungkar, Turun 5 Kilogram dalam Sebulan

Wanita memiliki risiko lebih besar mengalami osteoporosis terutama jika mereka mengalami:

  • Menopause dini (sebelum usia 45 tahun)
  • Histerektomi (pengangkatan rahim) sebelum usia 45 tahun, terutama jika ovarium juga diangkat
  • Tidak mengalami menstruasi selama lebih dari 6 bulan akibat olahraga atau diet berlebihan

Bagaimana Mencegah Osteoporosis?

1. Penuhi kebutuhan kalsium

Kalsium merupakan zat gizi utama yang mendukung kepadatan tulang. Jika konsumsi kalsium kurang, maka pembentukan tulang baru akan terhambat dan puncak kepadatan tulang tidak tercapai dengan sempurna. Beberapa makanan sumber kalsium di antaranya termasuk: susu, ikan salmon, ikan sardine, ikan teri, makanan berbahan dasar kedelai (tahu, tempe, susu kedelai), kacang-kacangan, sayuran hijau, dan buah-buahan.

2. Lakukan olahraga teratur

Aktivitas fisik yang rendah akan mengurangi tekanan pada tulang sehingga mengurangi pembentukan tulang baru. Berolahraga secara teratur, terutama latihan kekuatan dapat membantu tulang menjadi lebih kuat dan padat. Lakukan olahraga kardio 30 menit setiap hari dan latihan kekuatan 2-3 kali seminggu.

3. Penuhi kebutuhan vitamin D

Vitamin D diperlukan untuk membantu penyerapan kalsium. Vitamin D dalam bentuk non aktif banyak terdapat di bawah kulit, dan untuk mengaktifkannya diperlukan bantuan sinar matahari. Berjemur di bawah sinar matahari 5-15 menit di pagi dan sore hari 3 kali dalam seminggu dapat membantu memenuhi kecukupan vitamin D. Selain itu, vitamin D juga bisa diperoleh dari makanan seperti ikan salmon, tuna, susu dan produk olahannya, jamur, hati, dan kuning telur.

4. Hindari kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol

Baca :   Turun BB hingga 20 kg, Intip Rahasia Diet Marshanda Yuk!

Konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko osteoporosis dan fraktur panggul pada pria dan wanita. Sementara merokok dapat menyebabkan estrogen menurun. Efek racun dari rokok dapat memperlambat pembentukan sel tulang baru dengan menghambat kerja hormon kalsitonin sehingga sel tulang yang sehat menjadi lebih sedikit.

5. Jaga berat badan tetap sehat

Berat badan yang terlalu kurus dikaitkan dengan peningkatan risiko pengeroposan tulang dan risiko patah tulang. Seorang yang kurus dua kali lebih berisiko mengalami osteoporosis dibandingkan orang dengan berat badan normal.

Ladies, jagalah kesehatan dan kepadatan tulangmu sejak dini untuk mengurangi risiko osteoporosis di kemudian hari!

Sumber:

Alswat K. A. (2017). Gender Disparities in Osteoporosis. Journal of clinical medicine research, 9(5), 382–387. https://doi.org/10.14740/jocmr2970w 

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. (2023). Penyebab, Gejala Umum dan Cara Kelola Osteoporosis. https://dinkes.jakarta.go.id/berita/read/penyebab-gejala-umum-dan-cara-kelola-osteoporosis 

Emmanuelle, N. E., Marie-Cécile, V., Florence, T., Jean-François, A., Françoise, L., Coralie, F., & Alexia, V. (2021). Critical Role of Estrogens on Bone Homeostasis in Both Male and Female: From Physiology to Medical Implications. International journal of molecular sciences, 22(4), 1568. https://doi.org/10.3390/ijms22041568

International Osteoporosis Foundation. (nd). Epidemiology https://www.osteoporosis.foundation/health-professionals/about-osteoporosis/epidemiology

John Hopkins Medicine. (nd). Osteoporosis: What You Need to Know as You Age. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/osteoporosis/osteoporosis-what-you-need-to-know-as-you-age

Kemenkes RI. (2017). Osteoporosis. https://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/VHcrbkVobjRzUDN3UCs4eUJ0dVBndz09/2017/10/Infografis_Osteoporosis.pdf

Medica Superspecialty Hospital. (nd). Why Osteoporosis is More Common in Women. https://medicahospitals.in/blog/why-osteoporosis-is-more-common-in-women/

NHS. (2022).  Osteopororis. https://www.nhs.uk/conditions/osteoporosis/

Veazey, K. (2023). What’s the Connection Between Estrogen and Osteoporosis?. https://www.healthline.com/health/osteoporosis/estrogen-and-osteoporosis

Williams, A. (2024). Why Osteoporosis Is More Common in Women than Men. https://www.universityhealth.com/blog/osteoporosis-in-women

Artikel Lainnya

No Content Available