Mitos atau Fakta Susu Bisa Bantu Atasi Keracunan Makanan?

Keracunan makanan biasanya terjadi ketika seseorang mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi atau makanan setengah matang yang tercemar mikroba patogen seperti Campylobacter, E.Coli. norovirus, Salmonella, atau Vibrio. Ketika seseorang mengonsumsi makanan yang terkontaminasi, mereka akan mengalami mual, muntah, diare, kram perut, dan sakit kepala.

Minum Susu untuk Atasi Keracunan Makanan

Ada yang mengatakan bahwa minum susu bisa mengobati keracunan makanan. Benarkah demikian?

Faktanya, susu dan jenis olahan susu lainnya seperti keju, es krim, dan yogurt dapat mengganggu dan mengiritasi perut setelah keracunan makanan. Selain itu, beberapa orang mungkin mengalami intoleransi laktosa sementara setelah saluran cernanya terinfeksi akibat keracunan makanan. Mengonsumsi susu mungkin akan membuat kondisi seseorang yang mengalami keracunan makanan semakin parah, sehingga menimbulkan gejala seperti mual, kembung, sakit perut, hingga diare. Ketika seseorang mengalami diare, mereka akan rentan mengalami dehidrasi, sementara pada orang yang mengalami keracunan makanan disarankan untuk mengonsumsi minuman yang dapat menghidrasi untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang. Sehingga dapat dikatakan susu bukanlah pilihan tepat untuk mengatasi keracunan makanan.

Apa yang Perlu Dikonsumsi Setelah Mengalami Keracunan?

Setelah kamu mengalami keracunan makanan dengan gejala seperti muntah, diare dan sakit perut, sebaiknya kamu mengistirahatkan perutmu terlebih dahulu. Dalam artian kamu perlu menghindari konsumsi makanan atau minuman sama sekali selama beberapa jam sampai kamu merasa perutmu tenang. Setelah perutmu terasa membaik, kamu bisa mengonsumsi beberapa jenis makanan dan minuman seperti berikut:

  • Minuman yang Menghidrasi

Asupan cairan sangat penting untuk membantu tubuh melawan efek keracunan makanan. Ketika keracunan makanan, seseorang akan kehilangan eletrolit akibat muntah dan diare yang dialami, sehingga menyebabkannya mengalami dehidrasi.

Minuman olahraga yang mengandung elektrolit  atau oralit bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk mencegah dehirasi dan mengembalikan keseimbangan cairan tubuh. Selain itu, konsumsi teh bebas kafein, teh jahe, teh lemon, dan teh peppermint juga dapat membantu meredakan sakit perut.

  • Makanan yang Mudah Dicerna

Ketika kamu merasa mungkin bisa mengonsumsi makanan, maka mulailah dengan mengonsumsi makanan yang lembut dan mudah dicerna. Konsumsi makanan hambar, rendah lemak, dan rendah serat. Berikut beberapa makanan yang bisa kamu konsumsi, diantaranya seperti pisang, sereal, putih telur, selai kacang, kentang, nasi, roti panggang, dan saus apel. Ada baiknya memilih makanan dengan kandungan kalium yang tinggi untuk membantu menggantikan kehilangan elektrolit tubuh, seperti pisang, kentang, dan ubi.

  • Makanan yang Mengandung Probiotik

Konsumsi makanana yang mengandung probiotik diperlukan guna menggantikan bakteri baik yang hilang karena keracunan makanan. Beberapa makanan fermentasi yang bisa dikonsumsi, diantaranya seperti yogurt, sup miso, tempe, kombucha, dan sauerkraut.

  • Makanan Tinggi Energi dan Tinggi Protein

Ketika mengalami keracunan makanan, tubuh terinfeksi dan mengakibatkan sel-sel dan jaringan tubuh mengalami kerusakan. Asupan tinggi energi dan tinggi protein bisa membantu tubuh mencukupi kebutuhan yang meningkat untuk mempercepat proses pemulihan. Selain itu, protein dapat memperbaiki dan membentuk kembali sel-sel dan jaringan tubuh yang rusak karena infeksi. Sebaiknya pilih protein yang rendah lemak, misalnya seperti ayam tanpa kulit, ikan dan putih telur. Hindari pengolahan dengan penggunaan minyak, sebaiknya diolah dengan cara direbus, dikukus, atau dipanggang.

Makanan dan Minuman yang Perlu Dihindari

Sebaliknya, ada beberapa makanan dan minuman yang perlu dihindari ketika kamu mengalami keracunan, diantaranya:

  • Susu dan Produk Susu

Susu dan produk susu seperti keju, es krim, dan yogurt dapat mengganggu perut dan bisa memengaruhi status hidrasi, sehingga orang lebih rentan mengalami dehidrasi.

  • Makanan Tinggi Lemak

Makanan tinggi lemak seperti makanan yang digoreng atau bersantan dapat menyebabkan pengosongan perut lebih cepat dan memperburuk gejala terkait diare.

  • Makanan Pedas

Konsumsi makanan pedas bisa mengiritasi lambung dan memperparah kondisi sakit perut yang dialami.

  • Makanan Penyebab Perut Kembung

Konsumsi makanan bergas atau yang bisa menyebabkan perut kembung seperti kol, nangka, durian, kacang polong, dan bawang putih sebaiknya dihindari. Sebab mengonsumsinya malah akan membuat perut merasa semakin tak nyaman.

  • Minuman Berkafein

Penting untuk menghindari minuman berkafein, karena dapet mengiritasi lambung, dan bisa menyebabkan dehidrasi.

Kapan Perlu Menghubungi Dokter?

Keracunan makanan dengan gejala ringan hingga sedang seperti mual, muntah, diare dan sakit kepala mungkin masih bisa kamu atasi dengan mengonsumsi minuman elektrolit, konsumsi makanan yang mudah dicerna, dan menghindari makanan dan minuman yang memperburuk kondisimu. Namun, apabila kamu mengalami gejala seperti feses berdarah, dehidrasi dan diare yang berlansgung lebih dari 3 hari, demam lebih dari 38.5°C, muntah terus menerus, sebaiknya hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Jika seseorang memiliki gejala-gejala ini, mereka mungkin memerlukan cairan intravena untuk menghidrasi kembali. Mereka juga dapat menerima obat untuk mengurangi mual dan memperlambat gerakan di usus untuk mengurangi diare. Terkadang, seseorang juga mungkin perlu minum antibiotik untuk mengurangi kadar bakteri di perutnya.

Nah girls, jadi minum susu untuk mengatasi keracunan makanan adalah mitos ya. Karena faktanya, konsumsi susu justru malah bisa memperburuk keadaanmu. Ada baiknya hubungi dokter apabila gejala terus berlanjut untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Sumber:

Healthline.com. (2020). What to Eat After Food Poisoning. [online] Tersedia di: <https://www.healthline.com/health/food-nutrition/what-to-eat-after-food-poisoning> [Diakses pada 24 Agustus 2021].

Medicalnewstoday.com. (2018). What is best to eat after food poisoning?. [online] Tersedia di: <https://www.medicalnewstoday.com/articles/324021> [Diakses pada 24 Agustus 2021].