Garam Himalaya Lebih Sehat Dibanding Garam Dapur, Apa Benar?

Ladies jika kamu mendengar kata “garam” pasti yang ada dalam pikiranmu adalah putih, bubuk dan asin. Namun beda dengan garam biasa lain, garam himalaya ini cukup unik karena berwarna pink. Garam ini ditambang dekat pegunungan Himalaya di Pakistan. Banyak orang mengklaim bahwa garam ini sarat dengan mineral dan memberikan manfaat kesehatan yang luar biasa sehingga garam himalaya sering disebut-sebut lebih sehat dibanding garam meja biasa karena diklaim memiliki kandungan mineral yang banyak. Banyak iklan yang mempromosikan garam ini mampu mengontrol kadar gula bagi diabetes, menjaga kesehatan pencernaan, menurunkan tekanan darah dan menjaga kesehatan jantung. Apakah benar seperti itu?

Kandungan Mineral Garam Himalaya vs Garam Dapur

Garam Himalaya secara kimiawi mirip dengan garam dapur biasa yang mana didominiasi oleh natrium klorida (NaCl). Menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) garam dapur memiliki 581 mg natrium dan 0,01 mg zat besi per 1 gram sedangkan garam himalaya memiliki 388 mg natrium dan 0,03 mg zat besi per 1 gram. Adapun perbedaan kandungan lainnya sebagai berikut:

  • Garam dapur: kalsium 0,03%, kalium 0,09%, magnesium 0,01%, dan natrium 39, 1%.
  • Garam himalaya : kalsium 0,16%, kalium 0,28%, magnesium 0,1 % dan natrium 36,8%.

Beberapa iklan di pasaran mengklaim bahwa garam himalaya ini mengandung 80-85 mineral, banyak sekali ya yang diklaim padahal tidak sebanyak itu yang diinformasikan jurnal-jurnal penelitian. Memang jumlah mineral garam himalaya ini lebih banyak daripada garam dapur tapi ditemukan dalam jumlah sangat sedikit. Jika dilihat dari perbandingan zat gizinya yang sama di atas tidak beda jauh ya ladies dengan garam dapur?

Klaim Manfaat Garam Himalaya?

Natrium adalah unsur yang bermanfaat untuk fisiologis manusia yang berfungsi sebagai pengatur volume cairan ekstraseluler, konduksi saraf, dan fungsi otot . Fungsi natrium klorida memainkan peran utama dalam potensi membran untuk sebagian besar sel dan dalam potensial aksi untuk kontraksi otot​. Namun konsumsi natrium yang tinggi berkontribusi terhadap penyakit kardiovaskular, ginjal, osteoporosis dan diabetes. Seperti diketahui di atas jumlah natrium garam himalaya memang lebih sedikit dibanding garam dapur, namun selisihnya-pun tidak terlalu jauh. Sebenarnya jika kita bisa membatasi anjuran konsumsi garam dapur yaitu 1 sendok teh (5 gram) per hari masih aman-aman saja ya ladies.

Klaim garam himalaya tinggi kromium sehingga membantu  mengontrol diabetes. Tinggi Magnesium dan kalium sehingga bagus untuk menurunkan tekanan darah. Memang benar sih manfaat mineral tersebut, namun studi menunjukan bahwa kandungan mineral tambahan selain natrium klorida hanya ditemukan dalam jumlah sedikit. Mengingat penggunaan garam per hari-pun dalam jumlah sedikit sehingga pengaruhnya bagi tubuh-pun tidak signifikan.

Klaim yang lain yaitu membantu mengatasi insomnia, padahal itu merupakan fungsi umum dari semua jenis garam tidak hanya himalaya saja. Klaim mempengaruhi keseimbangan pH  tubuh-pun tidak signifikan karena secara alami tubuh mempunyai paru-paru dan ginjal yang secara ketat mengatur keseimbangan pH tubuh.

Kelebihan Garam Himalaya Dibanding Garam Dapur?

Beberapa orang menganggap garam himalaya lebih beraroma daripada garam meja. Rasanya-pun sedikit lebih asin sehingga secara tidak langsung bisa mengurangi konsumsi garam harian. Selain itu garam himalaya tidak memiliki zat penggumpalan seperti garam dapur. Banyak orang mungkin memilih garam ini hanya karena warna pinknya yang menyenangkan, yang merupakan alasan bagus untuk membelinya padahal harganya beda jauh (lebih mahal) dibanding garam dapur.

Sampai sekarang belum ada penelitian pengujian klinis baik ke hewan atau-pun manusia yang menunjukan bahwa garam himalaya ini lebih sehat dibanding garam dapur ya ladies. Setelah membaca artikel ini, apa kamu masih tertarik berpindah ke garam himalaya?

Sumber:

Carapeto C, Brum S, Rocha MJ. 2018. “Journal of Nutrition & Food Sciences Which Table Salt to Choose ?”. 8(3):8–11.doi:10.4172/2155-9600.1000701.

Chimie RR De. 2016. “Morphological and Microchemical Characterization of Himalayan Salt MORPHOLOGICAL AND MICROCHEMICAL CHARACTERIZATION”. (March).

Jane. 2018. https://www.verywellfit.com/himalayan-pink-salt-4587779#himalayan-salt-benefits

Ayu. 2021. https://ahligizi.id/blog/2021/04/02/himalayan-salt-lebih-sehat-dari-garam-biasa/

https://www.kompas.com/sains/read/2021/01/19/202525323/garam-himalaya-vs-garam-meja-mana-lebih-sehat?page=all