Diet Kamu Sering Gagal? Coba Evaluasi Diri Sendiri Dulu Yuk!

Memiliki tubuh ideal dan sehat adalah dambaan setiap perempuan. Diet menjadi salah satu cara untuk menjaga bentuk tubuh yang telah didapatkan ataupun menurunkan kelebihan berat badan. Namun, diet tidak selalu mulus dan mendapatkan hasil yang optimal.

Faktanya, ada tiga pemicu perempuan gagal dalam diet secara psikologis. Ketiga penyebab itu berujung kepada pola pikir dan niat. Coba kita simak yuk:

1. Gangguan Makan/eating disorder

Pemicu pertama yang sering terjadi adalah adanya gangguan makan atau eating disorder. Anoreksia, bulimia, dan binge eating atau makan dengan porsi luar biasa tanpa sadar. Ketiga gangguan makan ini terjadi karena ada konflik psikologis tubuh terhadap makanan sehingga menyulitkan perempuan untuk menjaga berat badan.

2. Tujuan awal

Pemicu kedua adalah kesalahan niat. Beberapa orang memiliki alasan yang berbeda-beda untuk diet, ada yang memang ingin memiliki tubuh yang lebih sehat atau ada juga yang memang dituntut secara paksa untuk melakukannya. Biasanya mereka yang melakukan diet paksaan karena faktor eksternal, misalnya permintaan orang tua atau pasangan. Niat tersebut diikuti rasa marah dalam diri. Dalam jangka waktu pendek, berat badan akan turun dengan cepat karena rasa marah untuk membuktikan ke orang-orang tersebut. Namun, diet itu tidak akan bertahan lama sebab orang diet dalam kondisi marah akan membuang banyak energi, begitu dia kelelahan akan menyerah dan mencari pembenaran untuk menghentikan rasa marahnya.

3. Body Shaming

Pemicu ketiganya adalah adanya rasa marah dari diri sendiri. Salah satu contohnya adalah shamming kepada diri sendiri karena tekanan social standards beauty. Kalo saya enggak kurus berarti saya jelek, buruk, dan enggak oke seperti si dia. Kembali lagi, sesuatu yang diawali dengan rasa marah semakin menjauh dari pola makan teratur dan berisiko mengalami gangguan makan.

Nah, sebenarnya ketiga pemicu diatas ini bisa ditekan oleh diri kita sendiri. Tanyakan kembali kepada diri sendiri, apa yang kita inginkan dan raih? Mengapa kita ingin meraih hal tersebut? Jika didalamnya masih ada rasa marah, kamu bisa mengalihkan alasan marah tersebut kepada alasan yang lebih positif. Ingat, lakukan diet untuk tubuhmu sendiri, bukan untuk pandangan orang lain. Kemudian jangan lupa juga untuk menambahkan kalimat “self love” kedalam cara berpikir kamu. Pentingnya self love itu datang dari sendiri. Setiap orang harus bisa melihat dirinya berharga, terlepas dari orang lain ngomong apa dan komentar dari media sosial. Untuk menimbulkan self love itu harus dimulai dari kecil, salah satunya pola asuh. Kadang yang membuat anak tidak self love karena orang tua terlalu banyak mengkritik dan membandingkan, maka saat besar sulit mempunyai self love. Cara pandang dalam melihat kelebihan seseorang itu tentunya perlu melihat dari banyak aspek, tidak hanya penampilan dan tubuh. Bisa dari sifat, kemampuan, karakter, atau hal-hal yang pernah diraih. Fokus pada itu, maka muncul pemikiran “Kamu tidak seburuk yang Kamu bayangkan”.

Selain itu, ketika menghadapi body shamming dari orang-orang sekitar, biasakan ada self defence di dalam pikiran kamu. Ambil sisi positif lainnya dari pembicaraan negatif orang-orang tersebut dan alihkan kearah yang positif. Pemikiran-pemikiran tersebut tidak akan mengacaukan pola makan yang sehat, terhindar dari diet yoyo, bahkan mencegah terjadinya gangguan makan. Lakukan pengaturan program diet untuk mengarahkan kamu kepada kualitas hidup yang lebih baik. Mencegah terjadinya penyakit tidak menular hinggap didalam tubuhmu dan membuat kamu lebih produktif lagi. Ingat ladies, Diet yang baik bukanlah sebuah diet yang disertai dengan amarah dan rasa cemas ya.

Sumber: In Relationship with My Body: “Peran DNA dalam Mewujudkan Tubuh Idealmu"; Rabu, 27 Februari 2019.