Susu Rendah Lemak: Solusi Terbaik Kulit Sehat Tanpa Jerawat

Susu Rendah Lemak: Solusi Terbaik Kulit Sehat Tanpa Jerawat

Kulit sehat bagi perempuan memiliki arti salah satunya adalah kulit bersih tanpa jerawat. Menjaga kesehatan kulit adalah bagian penting dari rutinitas kecantikan dan kepercayaan diri. Namun, masalah kulit seperti jerawat masih menjadi musuh utama, tidak hanya bagi remaja, tetapi juga perempuan dewasa. Salah satu penyebab tersembunyi yang sering luput dari perhatian adalah konsumsi susu tinggi lemak. Meski susu dikenal kaya nutrisi, ternyata tidak semua jenis susu cocok untuk semua jenis kulit, terutama bagi mereka yang rentan berjerawat.

Penyebab Munculnya Jerawat 

Susu Rendah Lemak: Solusi Terbaik Kulit Sehat Tanpa Jerawat

Jerawat adalah kondisi kulit yang terjadi saat pori-pori tersumbat oleh minyak, sel kulit mati, dan bakteri. Namun, tidak semua orang memiliki tingkat kerentanan yang sama terhadap jerawat. Ada beberapa faktor yang membuat seseorang lebih rentan:

  • Perubahan Hormon

Wanita sering mengalami fluktuasi hormon saat menstruasi, kehamilan, atau menopause. Lonjakan hormon androgen dapat merangsang kelenjar sebum di kulit untuk memproduksi minyak berlebih, yang pada akhirnya menyumbat pori-pori.

  • Genetik

Jika orang tua atau saudara kandung memiliki riwayat memiliki kulit yang berjerawat maka kemungkinan kamu juga akan mengalaminya lebih besar.

  • Jenis Kulit 

Kulit secara alami memproduksi minyak, namun kulit yang terlalu berminyak cenderung lebih mudah berjerawat, terutama bila tidak dirawat dengan tepat.

  • Gaya Hidup & Diet

Gaya hidup yang buruk seperti stres akut, kurang tidur, dan kebiasaan konsumsi makanan atau minuman tinggi gula dan lemak dapat memperburuk kondisi kulit. Susu tinggi lemak adalah salah satu pemicu yang sering tidak disadari.

 

Hubungan Susu Tinggi Lemak dan Munculnya Jerawat

Salah satu aspek dari pola makan yang memicu jerawat adalah konsumsi lemak, khususnya lemak jenuh yang banyak ditemukan dalam produk hewani, termasuk susu tinggi lemak.

  • Lemak Meningkatkan Produksi Sebum

Asupan lemak berlebih bisa meningkatkan kadar kolesterol dan memengaruhi metabolisme tubuh, termasuk produksi sebum (minyak alami kulit). Sebum yang berlebihan dapat menyumbat pori-pori, memicu peradangan, yang akhirnya menjadi jerawat.

  • Peradangan dalam Tubuh

Lemak jenuh diketahui dapat memicu peradangan di dalam tubuh. Peradangan ini bisa memengaruhi kondisi kulit dan menyebabkan timbulnya jerawat yang lebih merah dan menyakitkan.

  • Indeks Glikemik dan Lemak

Studi dari JAMA Dermatology, menunjukkan bahwa makanan atau minuman dengan kandungan lemak dan gula yang tinggi (termasuk susu manis tinggi lemak) bisa meningkatkan indeks glikemik makanan sehingga gula darah meningkat cepat, merangsang hormon insulin, dan pada akhirnya memicu hormon yang memperburuk jerawat.

 

Hormon dalam Susu Sapi yang Memicu Jerawat

Susu Rendah Lemak: Solusi Terbaik Kulit Sehat Tanpa Jerawat

Susu sapi, meskipun kaya kalsium dan protein, ternyata memiliki sisi lain yang kurang ramah bagi kulit. 

  • Kandungan Hormon Sapi

Sapi yang sedang dalam masa menyusui menghasilkan susu dengan kandungan hormon, seperti insulin-like growth factor 1 (IGF-1) dan estrogen. Hormon ini tetap ada meski susu telah mengalami proses pasteurisasi.

  • Kulit Sehat berkaitan dengan Hormon IGF-1

Mengutip penelitian Clinical, Cosmetic and Investigational Dermatology, Hormon IGF-1 memicu produksi sebum yang berlebih sehingga kulit lebih mudah tersumbat dan menjadi cikal bakal jerawat 

  • Susu Mempengaruhi Insulin

Konsumsi susu tinggi lemak dan gula dapat memicu peningkatan kadar insulin dalam darah. Kadar insulin tinggi dapat meningkatkan hormon androgen dalam tubuh yang memicu produksi minyak berlebih di kulit.

Baca :  Program Diet Tanpa Mood Swing: Tips Menjaga Mood saat Diet

 

Mengapa Wanita Harus Lebih Hati-Hati?

Wanita cenderung lebih sensitif terhadap fluktuasi hormon. Ketika hormon dari makanan (seperti susu sapi) masuk ke tubuh, ini bisa memperparah kondisi hormonal dalam tubuh. Selain itu, perempuan yang mengonsumsi produk susu tinggi lemak secara rutin bisa lebih sering mengalami kulit berjerawat, terutama menjelang menstruasi.

 

Solusi: Beralih ke Susu Rendah Lemak (Low fat milk)

Kabar baiknya, ladies tidak perlu berhenti minum susu sepenuhnya! Alternatif yang lebih sehat dan ramah untuk kulit adalah susu rendah lemak (Low fat milk).

Susu Rendah Lemak (Low fat milk) Apakah Lebih Aman?

  1. Kandungan Lemak Jenuh Lebih Rendah
    Dengan mengurangi jumlah lemak jenuh, risiko produksi sebum berlebih dan peradangan dalam tubuh juga berkurang.
  2. Kalori Lebih Terkontrol
    Susu rendah lemak umumnya mengandung kalori lebih sedikit, cocok untuk kamu yang sedang menjaga berat badan atau sedang dalam program diet.
  3. Kandungan Gizi Lengkap
    Meski rendah lemak, kandungan kalsium, vitamin D, dan protein dalam susu rendah lemak tetap tinggi. 
  4. Ramah terhadap Pencernaan
    Bagi sebagian perempuan yang memiliki intoleransi ringan terhadap laktosa, susu rendah lemak cenderung lebih mudah dicerna.

Jika kamu bingung untuk memilih susu rendah lemak yang cocok untuk kamu, salah satu pilihan terbaiknya adalah WRP Low fat milk yang hadir dalam varian rasa vanilla dan coklat. Dengan kalori terkontrol hanya 110 kkal per saji, kandungan gizi WRP Low fat milk cukup lengkap dan disertai kalsium yang tinggi untuk membantu menjaga kepadatan tulang dan gigi. Kandungan seratnya mendukung sistem pencernaan sekaligus memberikan rasa kenyang lebih lama. Dilengkapi pula dengan 12 vitamin dan 10 mineral esensial, susu ini membantu memenuhi kebutuhan gizi harian.

Susu Rendah Lemak: Solusi Terbaik Kulit Sehat Tanpa Jerawat

Susu Rendah Lemak (Low Fat Milk) varian chocolate dan vanilla. Klik disini untuk membeli WRP Low Fat Milk varian cokelat dan vanilla 

Baca :  Susu Nabati vs Susu Rendah Lemak: Mana yang Lebih Sehat ?

Kandungan protein juga berperan dalam menjaga rasa kenyang lebih lama, cocok untuk yang sedang menjalani pola makan sehat. Disajikan dalam kemasan praktis, takaran penyajiannya adalah 1 sachet (30 g), dengan ukuran pillow sachet (60 g) berisi 2 sachet. Untuk menikmati, cukup larutkan 1 sachet ke dalam 150 ml air hangat atau dingin dan aduk hingga merata. Disarankan untuk dikonsumsi 1 hingga 2 sachet per hari, dan dapat dinikmati kapan saja sesuai kebutuhan.

 

Kesimpulan: Sayangi Kulit dengan Pilihan yang Lebih Sehat

Jerawat bisa disebabkan oleh berbagai faktor, dan susu tinggi lemak menjadi salah satu pemicu yang sering terabaikan. Bagi kamu yang rentan terhadap jerawat, terutama karena pengaruh hormon dan pola makan, sangat disarankan untuk mulai memerhatikan jenis susu yang dikonsumsi.

Beralih ke susu rendah lemak bukan hanya lebih baik untuk kulit, tetapi juga mendukung gaya hidup sehat secara keseluruhan. Dengan pilihan yang tepat, kamu tetap bisa menikmati manfaat susu tanpa harus mengorbankan kondisi kulit.

Jangan biarkan jerawat menghalangi rasa percaya dirimu. Ingin kulit lebih sehat? Mulai beralih ke susu rendah lemak hari ini. Temukan produk terbaik untukmu!

 

Sumber : 

Aghasi, M., Golzarand, M., Shab-Bidar, S., Aminianfar, A., Omidian, M., & Taheri, F. (2019). Dairy intake and acne development: A meta-analysis of observational studies.. Clinical nutrition, 38 3, 1067-1075 . https://doi.org/10.1016/j.clnu.2018.04.015.

Harisma., Bambang, W., Stefania, W. (2022). Hubungan Kebiasaan Konsumsi Susu Sapi dengan Kejadian Akne Vulgaris. https://doi.org/10.28932/jmh.v4i2.4025 

Melnik, B. (2015). Linking diet to acne metabolomics, inflammation, and comedogenesis: an update. Clinical, Cosmetic and Investigational Dermatology, 8, 371 – 388. https://doi.org/10.2147/CCID.S69135

Maybelline. N.d. Apa Itu Sebum? Ini Penjelasan dan Tips Menghilangkannya dengan Makeup https://www.maybelline.co.id/makeup-tips/face-makeup-tutorial/apa-itu-sebum-ini-penjelasan-dan-tips-menghilangkannya-dengan-makeup 

Penso, L., Touvier, M., Deschasaux, M., De Edelenyi, S., Hercberg, S., Ezzedine, K., & Sbidian, E. (2020). Association Between Adult Acne and Dietary Behaviors: Findings From the NutriNet-Santé Prospective Cohort Study.. JAMA dermatology. https://doi.org/10.1001/jamadermatol.2020.1602.

Article Lainnya