Ladies, siapa sih yang tidak suka mengonsumsi mi? pasti sebagian besar orang menjawab menyukai sumber karbohidrat satu ini. Menurut asosiasi mi instan dunia World Instant Noodles Association (WINA) mencatat, sepanjang 2019 masyarakat seluruh dunia mengonsumsi 106,42 miliar mi instan atau rata-rata 290 juta porsi per hari. Sepuluh dari 15 negara penikmat mi terbanyak dunia, berasal dari Asia. Indonesia berada di peringkat kedua loh setelah China sebagai pengonsumsi mi terbanyak.”
Bagi kamu yang sedang menjalankan program diet, biasanya mi instan menjadikan rasa dilema dan sebuah ketakutan yang cukup besar untuk dikonsumsi. Kerena apa? Karena, rata-rata kalori mi instan yang beredar di pasaran itu memiliki jumlah kalori minimal 350 kkal dalam setiap sajian. Sedangkan jika dikonversikan ke dalam porsi makanan dengan 350 kkal kita sudah bisa mengonsumsi 100 gram nasi, lauk pauk, sayuran, dan buah. Tahu kah kamu? Konsumsi mi instan dua kali dalam seminggu yang tidak dibarengi olahraga dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik seperti obesitas, penyakit jantung dan hipertensi. Tidak herankan jika timbul perasaan dilemma, antara gemar konsumsi tapi harus menghindari.
Dari masalah tersebut membuat orang berlomba-lomba berinovasi melakukan uji coba dengan mencari sumber karbohidrat lain yang rendah kalori utuk dijadikan pengganti mi instan bagi para dieters, salah satunya adalah Mi Shirataki. Shirataki dalam bahasa inggris berarti white waterfall atau air terjun putih, ini menunjukkan penampilan mi yang berwarna putih, berukuran panjang dan transparan. Mi shirataki adalah mi yang terbuat dari akar tanaman konjak yang mengandung tinggi serat, bebas gluten dan sangat rendah kalori.
Keunggulan Mi Shirataki
Kenapa sebaiknya kita memilih mi shirataki daripada mi instan dalam program diet?
1. Terbuat Dari 100% Ubi Konjak
Jika mi instan biasanya terbuat dari tepung terigu yang ditambahkan telur, lain halnya dengan Mi Shirataki yang terbuat dari 100% umbi konjak. Konjak adalah tumbuhan yang tumbuh di Jepang, Cina, dan Asia Tenggara. Sebagian besar karbohidratnya berasal dari serat glukomanan. Mi Shirataki dibuat dari campuran tepung glukomanan dengan air biasa dan sedikit air jeruk nipis, yang membantu mi mempertahankan bentuknya.
2. Kandung Gizi Mi Shirataki Vs Mi Instan
Berikut tabel perbandingan kandugan gizi mi shirataki dan mi instan dalam 100 gram mi:
Kadungan Gizi | Mi Shirataki | Mi Instan |
Energi | 9 kkal | 350 kkal |
Karbohidrat | 2,68 g | 46 g |
Protein | 0 g | 9 g |
Lemak | 0 g | 14 g |
Serat | 2,7 g | 2 g |
Gula | 0 g | 3 g |
Wah menarik bukan tentang fakta mi shirataki ini? Bisa terlihat dari tabel di atas perbedaan yang amat jauh dari segi jumlah kalori antara keduanya. Kalau seperti ini sih, para dieters pecinta mi pasti sudah tidak akan galau lagi jika ingin mengonsumsi mi selama diet. Siapa sih yang tidak mau membahagiakan diri dengan mengonsumsi makanan yang disukai namun prog diet tetap terjaga, benarkan Ladies?
3. Membantu Menurunkan Berat Badan
Ini dia fungsi utama yang ditunggu-tunggu bagi para dieters. Kandungan glukomanan atau jenis serat larut air pada mi shirataki dapat memberikan rasa kenyang lebih lama sehingga bisa mencegah konsumsi berlebih dan memicu penurunan berat badan serta mencegah lonjakan gula darah yang tinggi setelah makan. Tidak hanya itu, serat-nya pun berfungsi untuk mencegah konstipasi atau sembelit.
4. Membantu Menurunkan Kolesterol
Glukomanan mempunyai kemampuan untuk menurunkan kadar kolesterol darah dan kadar gula darah, menurunkan berat badan, mempengaruhi aktivitas intestinal dan fungsi sistem imun.
Ladies perlu diperhatikan juga ya, bahwa glukomanan ini dapat mengurangi penyerapan obat-obatan tertentu, termasuk beberapa obat diabetes. Untuk mencegah hal tersebut, kamu yang sedang mengonsumsi obat sebaiknya minum obat satu jam sebelum atau empat jam setelah makan mi shirataki.
Peran mi shirataki hanya untuk membantu proses diet ya ladies. Supaya kamu tetap bisa makan mi, namun kalorinya rendah. Jika kamu rajin makan mi ini, tapi setiap hari kamu masih makan dalam porsi yang banyak dan tidak melakukan olahraga, tentu saja diet tidak akan berhasil. Oh iya, kamu tidak perlu bingung membeli mi shirataki dimana ya ladies karena sudah bisa kita temukan di berbagai supermarket Indonesia.
Dengan kemajuan teknologi yang ada serta meningkatnya pola pikir masyarakat yang sudah semakin aware terhadap investasi kesehatan. Kita sungguh berharap, semoga banyak industri makanan yang semakin gencar berinovasi membuat makanan sehat yang biasa dikonsumsi masyarakat luas.
Think Smart To Your Choice Ladies.
Have A Great Day, Always!
Sumber:
Choirun Nissa dan Indah Juliana. “Potensi glukomanan pada tepung porang sebagai agen anti-obesitas pada tikus dengan induksi diet tinggi lemak”. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. Vol 13:1. 2016
Sudhanshu S Bahera dan Ramesh C Ray. “Konjac glucomannan, a promising polysaccharide of Amorphophallus”. Int J Biol Macromol. 92:942-956. 2016.