Menjalani program diet seringkali sulit dilakukan, terutama bagi perempuan. Tidak hanya soal menahan godaan makanan favorit, tetapi juga bagaimana menjaga mood tetap stabil. Di tengah niat untuk hidup sehat dan menurunkan berat badan, tak jarang emosi menjadi tidak stabil, mudah tersinggung, hingga merasa lelah secara mental.
Hubungan Mood Swing dan Makanan
Pernah merasa tiba-tiba sedih atau marah saat lapar? Atau merasa lebih ceria setelah makan cokelat? Itu bukan kebetulan. Ada kaitan erat antara makanan yang kamu konsumsi dengan kondisi emosi.
Gula Darah dan Emosi
Fluktuasi kadar gula darah sangat memengaruhi suasana hati. Saat kamu mengonsumsi makanan tinggi gula atau karbohidrat sederhana (seperti roti putih, kue manis, atau soda), tubuh merespons dengan lonjakan gula darah yang drastis. Setelahnya, kadar gula ini akan turun dengan cepat dan menyebabkan rasa lemas, mudah marah, bahkan cemas.
Kekurangan Zat Gizi Tertentu
Menurut Nutrients Journal, beberapa zat gizi seperti asam lemak omega-3, vitamin B6, magnesium, dan triptofan berperan dalam produksi hormon yang mengatur mood, seperti serotonin dan dopamin. Kekurangan asupan ini bisa menyebabkan perasaan mudah cemas, sedih, hingga depresi ringan.
Emotional Eating
Dilansir dari Journal Foods, makan merupakan bagian sebagai pelarian emosi, atau sering disebut sebagai emotional eating. Emotional eating adalah fenomena di mana seseorang makan bukan karena lapar, melainkan untuk meredakan stres, kesedihan, atau emosi negatif lainnya. Penelitian menunjukkan bahwa makanan, terutama yang manis atau gurih, sering dipilih karena memberikan kenyamanan sesaat dan mampu mengalihkan perhatian dari perasaan yang tidak menyenangkan. Jadi, mood swing bukan hanya soal emosi saja. Mood swing juga sangat dipengaruhi oleh apa yang kamu konsumsi. Pemilihan makanan yang dikonsumsi berkaitan dengan kestabilan emosi adalah langkah awal yang penting dalam menjalani diet yang seimbang dan menyenangkan, Ladies.
Keterkaitan Hormon dan Program Diet
Perempuan sangat dipengaruhi oleh perubahan hormon, terutama yang berkaitan dengan siklus menstruasi, stres, dan gaya hidup. Hormon-hormon ini memiliki peran penting dalam metabolisme, rasa lapar, hingga emosi. Berikut adalah beberapa hormon yang perlu kamu perhatikan:
Hormon Kortisol
Kortisol adalah hormon stres. Saat stres meningkat (misalnya karena terlalu ketat diet), kadar kortisol naik dan memicu nafsu makan, khususnya terhadap makanan tinggi gula dan lemak. Selain itu, kortisol yang tinggi dalam jangka panjang bisa mengganggu sistem pencernaan dan memperburuk suasana hati.
Estrogen dan Progesteron
Kedua hormon ini mengalami perubahan secara cepat sepanjang siklus menstruasi. Pada masa pra-menstruasi (PMS), hormon progesteron cenderung meningkat dan dapat menyebabkan perasaan mudah tersinggung, gelisah, hingga keinginan untuk mengonsumsi makanan manis secara berlebihan.
Serotonin
Penelitian dari Clinical and Metabolic Care Journal, menunjukkan bahwa asupan makanan yang tinggi kandungan triptofan dapat meningkatkan kadar serotonin di otak dan berkontribusi pada stabilitas emosi serta perbaikan mood. Triptofan, banyak ditemukan dalam susu rendah lemak, cokelat hitam, pisang, dan kacang-kacangan, terbukti meningkatkan ketersediaan serotonin, yang berperan penting dalam regulasi suasana hati dan fungsi kognitif
Mengapa Asupan Seimbang Penting?
Hormon tubuh sangat bergantung pada apa yang kita konsumsi. Diet yang terlalu ekstrem atau menghilangkan golongan makanan tertentu, seperti diet menghilangkan porsi karbohidrat secara total, bisa mengacaukan produksi hormon dan membuat mood swing makin parah.
Susu Rendah Lemak untuk Menjaga Mood
Banyak orang menghindari susu saat diet karena takut gemuk. Padahal, susu rendah lemak (Low Fat Milk) justru bisa menjadi sahabat saat menjalani program diet sehat, terutama dalam hal menjaga kestabilan emosi.
Susu rendah lemak merupakan pilihan tepat bagi perempuan yang ingin menjaga kestabilan emosi selama diet, karena mengandung triptofan, yaitu asam amino yang membantu produksi hormon kebahagiaan. Selain itu, kandungan kalsium di dalamnya juga berfungsi meredakan gejala kecemasan dan stres, menjadikan susu rendah lemak sebagai minuman yang tidak hanya menyehatkan fisik, tetapi juga menenangkan pikiran. Ditambah dengan protein berkualitas membuat tubuh merasa kenyang lebih lama, susu rendah lemak juga membantu mencegah keinginan makan berlebihan.
Susu rendah lemak juga bisa menjadi alternatif sehat untuk camilan, terutama saat craving makanan manis melanda. Daripada mengonsumsi minuman dengan kandungan gula yang tinggi atau snack tidak sehat, minum segelas susu rendah lemak bisa menjadi solusi praktis untuk mengatasi lapar sekaligus menstabilkan mood. Dengan kalori yang lebih rendah dibandingkan susu full cream, susu rendah lemak tetap memberikan manfaat nutrisi penting tanpa membuat kamu khawatir dengan asupan kalori berlebih. Inilah alasan mengapa susu rendah lemak sangat cocok menjadi bagian dari pola makan sehat, terutama bagi kamu yang ingin menurunkan berat badan tanpa kehilangan keseimbangan emosi.
Pilihan Susu Rendah Lemak Untuk Jaga Mood Saat Diet
Bagi Ladies yang ingin mengonsumsi susu rendah lemak untuk membantu menjaga mood saat diet, cobain deh WRP Low Fat Milk Chocolate
WRP Low Fat Milk Vanilla, hadir dengan berbagai keunggulan untuk mendukung gaya hidup sehat dan menjaga mood tetap stabil selama diet. Dengan kalori terkontrol hanya 110 kkal per sajiannya, susu ini mampu menjadi camilan sehat tanpa rasa bersalah. Kandungan proteinnya membantu memberi rasa kenyang lebih lama, yang sangat bermanfaat untuk mencegah makan secara berlebihan yang sering dipicu oleh stres atau perubahan suasana hati. Selain itu, kandungan serat di dalamnya berkontribusi menjaga kestabilan gula darah, sehingga suasana hati lebih seimbang dan tidak mudah naik turun. Ditambah lagi, 12 vitamin dan 10 mineral di dalamnya membantu memenuhi kebutuhan gizi harian, menjadikan tubuh tetap bertenaga dan pikiran tetap fokus.
Dikemas secara praktis dalam bentuk sachet, WRP Low Fat Milk Vanilla bisa diseduh dengan air hangat atau dingin (150 ml), dan disarankan dikonsumsi 1–2 kali sehari kapan pun dibutuhkan. Dengan manfaat lengkap dan rasa lezat, susu ini tak hanya mendukung program diet sehat, tetapi juga membantu menjaga mood tetap positif sepanjang hari.
Sudah siap menjalani program diet tanpa mood swing? Ikuti tips di atas dan mulai diet sehat kamu sekarang juga!
Sumber :
Hoepner CT, McIntyre RS, Papakostas GI. Impact of Supplementation and Nutritional Interventions on Pathogenic Processes of Mood Disorders: A Review of the Evidence. Nutrients. 2021 Feb 26;13(3):767. doi: 10.3390/nu13030767. PMID: 33652997; PMCID: PMC7996954.
Ljubičić, M., Sarić, M., Klarin, I., Rumbak, I., Barić, I., Ranilović, J., Dželalija, B., Sarić, A., Nakić, D., Djekic, I., Korzeniowska, M., Bartkienė, E., Papageorgiou, M., Tarcea, M., Černelič-Bizjak, M., Klava, D., Szűcs, V., Vittadini, E., Bolhuis, D., & Guiné, R. (2023). Emotions and Food Consumption: Emotional Eating Behavior in a European Population. Foods, 12. https://doi.org/10.3390/foods12040872.
Shireen, H., Castelli, S., Dor-Ziderman, Y., Knäuper, B., Milad, J., & Legault, M. (2022). Phenomenological support for escape theory: a qualitative study using explicitation interviews with emotional eaters. Journal of Eating Disorders, 10. https://doi.org/10.1186/s40337-022-00690-y.
Strasser, B., Fuchs, D., & Gostner, J. (2016). Mood, food, and cognition: role of tryptophan and serotonin. Current Opinion in Clinical Nutrition and Metabolic Care, 19, 55–61. https://doi.org/10.1097/MCO.0000000000000237.
SiloamHospitals. (2025). The Effects of Tryptophan on the Heart, Don’t Underestimate! https://www.siloamhospitals.com/en/informasi-siloam/artikel/efek-tryptophan-untuk-jantung

Anggita Nurmallasari, S.Gz., Dietisien merupakan lulusan gizi dari Universitas Negeri Semarang dan melanjutkan pendidikan profesi dietisien di IPB University. Memiliki pengalaman dietetik di beberapa level (komunitas, industri, olahraga, rumah sakit, dan catering) dan saat ini berperan aktif di WRP Indonesia dalam branding activity, pembuatan konten, dan penulisan artikel ilmiah.